Mohon tunggu...
Aulyani Al Adawiyah
Aulyani Al Adawiyah Mohon Tunggu... Penulis - D4 - Teknologi dan Manajamen Pembenihan Ikan - Sekolah Vokasi IPB University

Berbagi cerita dan pengalaman melalui tulisan [Aquaculture and Content Creator]

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Pengembangan Desa Mahasiswa IPB: Kelompok Belajar mengenai Penyuluhan dan Praktik Penggunaan Alat Ukur Kualitas Air pada Kolam Pemeliharaan Ikan Nila

24 Januari 2025   11:28 Diperbarui: 24 Januari 2025   11:28 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Aulyani Al Adawiyah, diambil pada Januari 2025 di Desa Sukamulih, Kp. Bojong.) 

Pengembangan Desa Mahasiswa IPB pada minggu kedua kali ini yang berfokus pada penyuluhan dan penerapan teknologi sederhana dalam penggunaan alat ukur kualitas air diantaranya suhu, pH, Do, amonia dan TDS pada kolam pemeliharaan ikan nila di Pondok Pesantren Ponpes Nurul Hidayah Albahrain, Desa Sukamulih, Kampung Bojong, Jawa Barat.

Latar Belakang

Air pemeliharaan yang berkualitas baik sangat penting untuk  keberhasilan budidaya ikan nila dan menjadi salah satu faktor kunci bagi kesehatan dan pertumbuhan ikan. Pondok pesantren Nurul Hidayah memiliki 4 kolam beton pemeliharaan ikan nila dengan sistem perairan air mengalir, terdapat beberapa kendala seperti pertumbuhan yang lambat pada ikan nila itu sendiri, sehingga dilakukannya pembuatan Inovasi di minggu pertama program yaitu pembuatan bak tandon sebagai penampungan bak kontrol kolam beton ikan nila, agar air lebih mudah terkontrol dan tidak ada lagi terjadinya bendungan air yang terbawa arus yang menyebabkan air pengaliran terhenti dan tak jarang air limbah masuk pada kolam pemeliharaan, kemudian pada minggu kedua ini dilanjut dengan penyuluhan dalam memberikan edukasi kepada kelompok belajar santri  mengenai cara memantau dan mengelola kualitas air dan praktik langsung tata cara penggunaan alat ukur kualitas air agar mengetahui apakah parameter - parameter air pemeliharaan ikan nila sudah memasuki nilai aman atau sesuai dengan standar baku mutu.

Tujuan Kegiatan

Kegiatan ini dirancang dengan beberapa tujuan utama yaitu:

  • Memberikan pemahaman kepada kelompok belajar santri dalam memahami pentingnya kualitas air untuk keberhasilan budidaya ikan nila.
  • Melatih kelompok belajar santri  dalam penggunaan alat ukur kualitas air pada kolam ikan.
  • Meningkatkan kesadaran tentang pengelolaan kolam ikan yang berkelanjutan.
  • Mendukung produktivitas kolam ikan nila melalui pengelolaan kualitas air yang optimal.

Pelaksanaan Kegiatan

Mahasiswa membahas tentang pentingnya memahami dan menjaga kualitas air bagi ikan nila. Materi yang disampaikan  meliputi:

  • Parameter kualitas air yang penting dalam pemeliharaan ikan (suhu, pH, Do, amonia,  TDS).
  • Dampak kualitas air yang buruk terhadap pertumbuhan dan kesehatan ikan nila.
  • Teknik dasar pengelolaan kualitas air kolam, termasuk pergantian air dan penggunaan pemeliharaan sistem air mengalir.
  • Pembagian jadwal piket kelompok belajar santri.

Peserta yang terdiri dari kelompok belajar santri berdiskusi secara interaktif mengenai tantangan yang mereka hadapi dalam pemeliharaan ikan nila. Sesi tanya jawab juga digelar untuk menjawab berbagai pertanyaan terkait pengelolaan air kolam ikan.

Pelatihan praktik penggunaan peralatan pengukuran kualitas air

kegiatan ini difokuskan pada pelatihan praktik langsung. Mahasiswa memperkenalkan alat ukur kualitas air  untuk mempelajari masing - masing fungsi dari alat tersebut, antara lain termometer, pH meter, DO reagen tes kit, dan amonia tes kit. Langkah-langkah penggunaannya diajarkan secara detail, meliputi:
       1. Cara persiapan dan memulai penggunaan alat.
       2. Pengambilan sampel air dari kolam pemeliharaan ikan nila.
       3. Pengukuran parameter kualitas air.
       4. Interpretasi hasil pengukuran dan tindak lanjut yang diperlukan.

Semua peserta memiliki kesempatan untuk mencoba alat tersebut secara langsung bedasarkan jadwal yang sudah diterapkan, kelompok belajar santri terdiri dari 20 anggota (12  Laki - laki dan 8 perempuan) dan masing - masing mendapatkan jadwal sebanyak 1 minggu satu kali dengan melakukan pengukuran dan pemberian pakan seperti biasanya. Hasil pengukuran dibandingkan untuk menilai kondisi air di kolam ikan pesantren.

(Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Aulyani Al Adawiyah, diambil pada Januari 2025 di Desa Sukamulih, Kp. Bojong.) 
(Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Aulyani Al Adawiyah, diambil pada Januari 2025 di Desa Sukamulih, Kp. Bojong.) 

Hasil dan Dampak Kegiatan

Setelah kegiatan ini, para santri dan pengurus pesantren menunjukkan antusiasme yang tinggi untuk menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh. Beberapa dampak positif yang terlihat antara lain:

  • Peningkatan pengetahuan tentang pentingnya kualitas air dalam budidaya ikan nila.
  • Kemampuan menggunakan alat pengukur kualitas air secara mandiri.
  • Rencana pengelolaan kolam ikan yang lebih baik, termasuk jadwal rutin untuk memantau kualitas air.
  • Produktivitas ikan nila yang diharapkan meningkat berkat pengelolaan air yang lebih optimal.

Mahasiswa sendiri mengajarkan materi mengenai kualitas air karena pada Pondok Pesantren Nurul Hidayah telah memiliki beberapa fasilitas pendukung yang sudah tersedia untuk budidaya ikan nila seperti alat ukur kualitas air namun tidak digunakan, hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman dari penggunaan alat ukur kualitas air itu sendiri. 

Kesimpulan

Kegiatan kelompok belajar ini merupakan contoh nyata kontribusi mahasiswa IPB dalam pengembangan masyarakat, khususnya dalam lingkungan kelompok belajar santri dalam budidaya perikanan di Pondok Pesantren. Melalui pelatihan dan pengalaman langsung dalam menggunakan alat ukur kualitas air, dengan edukasi dan praktik penggunaan alat pengukur kualitas air, diharapkan pesantren dapat mengelola kolam ikan nila dengan lebih baik dan menjadi contoh bagi santri lainnya, pengelola pesantren dan masyarakat sekitar.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan manfaat jangka pendek tetapi juga membangun kesadaran kolektif yang berkelanjutan. Ke depannya, diharapkan lebih banyak kolaborasi antara akademisi dan masyarakat untuk menciptakan solusi yang relevan dan aplikatif bagi berbagai tantangan di pedesaan.

(Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Aulyani Al Adawiyah, diambil pada Januari 2025 di Desa Sukamulih, Kp. Bojong.) 
(Sumber: Dokumentasi pribadi oleh Aulyani Al Adawiyah, diambil pada Januari 2025 di Desa Sukamulih, Kp. Bojong.) 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun