Mohon tunggu...
Muliyaty_arief Djide
Muliyaty_arief Djide Mohon Tunggu... Administrasi - beralamat di jl. Rappokalling Timur No.6 Makassar

Anak ke-2 dari 7 bersaudara. Profesional Kehutanan, Owner Mulya Olshop Makassar Salam Hijau! Semangat Yuk!

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tak Jemu, Tak Jenuh Berkunjung ke Bali, Yuk!

21 Oktober 2023   19:53 Diperbarui: 4 November 2023   09:20 457
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                                                                                           Tak Jemu, Tak Jenuh Berkunjung Ke Bali, Yuk!

Tak Jemu, Tak Jenuh Berkunjung Ke Bali, Yuk! Bali sungguh berkesan, kenanganku di Bali ketika berkunjung untuk pertama dan berkunjung untuk kedua kalinya. Kesan pertama hadir yang pasti pertama kali pun berkunjung ketika dalam rangka mengikuti kegiatan pembinaan staf/pegawai diinstasi saya bernaung. Seketika diri mengakui bahwa betapa pelancong dari luar negeri menyukai kunjungan ke destinasi wisata di Pulau Bali. Kesan yang tak akan hilang dari benak dan oleh waktu, tak melewatkan yang tersaji di depan mata, momen berfoto di depan kata 'Welcome to Bali The Last Paradise in The World' berarti, Selamat  Datang di Bali  Surga Gadis di Dunia. Selamat datang di Pulau Bali, bagi wisatawan domestik maupun mancanegara mata akan tertuju pada tulisan 'Welcome to Bali The Last Paradise in The World.

Kesan, Bali Nan Elok ...

Mengawali dengan 'kalung Bunga Kamboja' setiba di Bandara Ngurah Rai oleh Event Organizer Tour Wisata yang telah  ditentukan oleh Panitia dari pelaksana kegiatan, Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sulawesi. Panitia beserta rombongan yang tergabung dalam ruang lingkup kerja Balai Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan (BPSKL) Wilayah Sulawesi.

Terlihat staf/pegawai masing-masing 'berkalung Bunga Kamboja' termasuk saya yang tak melewatkan momen pun dengan mengabadikan dalam gambar, foto seperti yang terlihat di bawah ini. Senyum sumringah mengembang, sambutan yang meriah, layanan ramah oleh EO (Event Organiser) yang ketika itu, perihal Covid-19 belum mewabah.     

Bus-bus pariwisata telah tampak untuk menjemput menuju ke penginapan/hotel yang berada di Jalan Raya Legian Bali. Sepanjang  Jalan Raya Legian Bali ternikmati dari balik kaca bus, hiruk pikuk irama musik sudah mulai terdengar, keramaian pejalan kaki yang sebagian besar pelancong/wisatawan manca negara, familiar tersebut sebagai 'Bule'.     

Sumber: dok. pribadi

Nah ..., ketika naik bus pariwisata, melihat 'sesajen' yang menarik perhatian saya, tak lengkap sekiranya ke Bali tak bertemu 'sesajen' yang setiap saat akan ditemui dan di manapun berada. Sesajen merupakan bentuk ucapan syukur bagi pemeluk Agama Hindu di Bali yang mayoritas beragama Hindu. Sesajen terlihat terdiri dari bunga-bunga segar yang tertata dan tersusun rapi, memiliki aroma wangi yang diletakkan pada sebuah wadah. Seperti yang terlihat di Bus Pariwisata tersebut yang diletakan pada sisi sudut kaca bus, depan pengemudi.
Baik Fasilitas umum (fasum) maupun fasilitas sosial (fasos), terdapat sesajen seperti di jalan-jalan, trotoar atau persimpangan jalan, angkutan umum dan di warung makan, pasar, toko, sekolah, hotel/penginapan, tempat ibadah, rumah sakit, kantor dan lain lain. Sering pula ditemui di depan rumah, di depan toko, di tepi jalan-jalan termasuk untuk kendaraan pribadi yang diletakkan di dashboard mobil atau digantung di kaca spion. 

Sumber: dok. pribadi

Pura Luhur Uluwatu tak kalah menarik dan indah pemandangan 'view' yang memberi pesona tepian pantai menyisakan rasa seperti tak ingin beranjak dan meninggalkan destinasi tersebut. Sajian view yang sangat indah menyejukkan mata, sejauh mata memandang semakin memberi rasa kebeningan di mata oleh keindahan yang nyata terpampang di depan mata. Menyaksikan Tari Kecak menjelang senja hingga malam, menikmati Tari Kecak cukup menyita perhatian untuk fokus mengikuti alur cerita yang dimainkan. Menarik, sekiranyan menyaksikan lamat-lamat dengan memperhatikan peran para pemain dalam tokoh atau karakter yang dimainkan. Penonton yang berasal dari aneka ragam negara di seantero dunia, bangsa dan budaya yang terlihat 'melimpah ruah' mengisi dudukan kursi teater yang berbentuk lingkaran dan bersusun untuk menyaksikan Tari Kecak. Padat merayap antrean untuk menikmati Tari Kecak sampai diakhir gelaran, penonton dipersilakan untuk berkesempatan berfoto bersama pemain, pemeran dan penari Tari Kecak yang telibat dalam cerita panggung tersebut.

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Sumber: dok. pribadi               
            googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Sumber: dok. pribadi googletag.cmd.push(function() { googletag.display('div-gpt-ad-712092287234656005-411');});
Sumber:  dok. pribadi
Sumber:  dok. pribadi

Pura Ulun Danu Bratan, terdapat 'patung perahu' yang tertera tulisan nama destinasi ini.Danau Bratan dikenal sebagai danau 'gunung suci', kawasan ini sangat subur, terletak pada ketinggian 1.200 meter, dan beriklim sangat dingin.  

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Terdapat pula 'frame' yang terbuat dari susunan batu, bak bingkai foto yang menjadi 'spot' titik foto memperlihatkan keindahan danau 'dari balik bingkai', seperti terlihat dalam gambar (foto) di bawah ini.

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Tampak Kompleks candi yang terletak di tepi barat laut Danau Bratan di pegunungan dekat Bedugul, Kabupaten Tabanan. Pura Ulun Danu Bratan atau Bratan Pura merupakan sebuah pura dan candi air besar di Bali, Indonesia - candi utama air lainnya menjadi Pura Ulun Batur.

 Pantai Kuta

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Kali kunjungan ke-2 ke Bali , pagi-pagi ke Pantai Kuta, menyusuri sepanjang Jalan  Legian Raya dengan jarak yang cukup dekat dari penginapan/hotel. Pasir Pantai Kuta tersentuh olehku sebagai pertanda bahwa akhirnya berkunjung ke Pantai Kuta yang sejak dulu telah dikenal khalayak. Buih-buih ombak Pantai Kuta cantik nian terlihat olehku sambil menyentuhkan tapak-tapak kaki di pesisir pantai. Ketinggian ombak mencapai jalan setapak yang berada di sisi-sisi lapak makanan/minuman yang berada di pesisir Pantai Kuta.  
Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi
Berbasahan di Pantai Kuta bahkan berjemur pun, pakaian kering di badan sambil menyaksikan 'view' yang menyisakan kekaguman keindahan karya sang Pencipta.  Papan-papan selancar pun menjadi salah satu objek yang terlihat menjadi pilihan arena 'bermain air' yang membuka 'kursus/les kilat' untuk belajar singkat berselancar di pantai.                                                                                                                                                                                              
Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Desa Wisata Penglipuran

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi

Berkunjung ke Desa Wisata Penglipuran, anugrah yang tak akan terlupakan sepanjang hidup. Nuansa 'tempo doloe'membawa ke kehidupan yang natural, menyatu dengan alam, keseharian kehidupan yang belum tersentuh modernisasi. Terlihat dari bangunan tempat tinggal/rumah-rumah di pemukiman penduduk sangat bersahaja,kesederhanaan mengundang daya tarik pengunjung seakan hidup dizaman yang tak ingin ditinggalkan dan ingin bertahan pada kehidupan tersebut. 

Tampak kebersihan dan kerapihan sepanjang jalan, rasa tak ingin beranjak dari Desa Penglipuran, hadir. Kerinduan akan kehidupan zaman dulu yang masih bersifat tradisional yang terpelihara dan terawat sehingga apik/cantik sepanjang masa. Ketika berkunjung meskipun sepi, tak terlihat keramaian atau kerumunan penduduk di pemukiman, terlihat hanya beberapa orang saja berdiam dalam rumah dalam rumah tersebut. Hiruk pikuk di sepanjang jalan desa oleh seliweran pengunjung yang lalu lalang berdatangan baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Terlihat warung-warung di setiap rumah di Desa Penglipuran yang berjualan cemilan dan souvenir pernak pernik kerajian khas Bali yang dapat langsung dibeli untuk oleh-oleh pengunjung.

Sumber: dok. pribadi
Sumber: dok. pribadi
HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!

LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun