Mohon tunggu...
Aulya Azzahra Tika
Aulya Azzahra Tika Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa/ Gizi/ Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat/ Universitas Sriwijaya

Membaca dan menulis Melankolis Segala hal yang menambah wawasan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Waspada, Si Cantik Keriting Penyebab Darah Tinggi

4 Mei 2024   01:11 Diperbarui: 4 Mei 2024   02:11 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mie instan, si cantik keriting yang memiliki banyak penggemar. Siapa yang tidak asing lagi dengan mie instan? Pastinya banyak orang dari berbagai kalangan sudah mengetahui akan ketenaran salah satu makanan cepat saji tersebut. Selain mudah dalam pemasakan, memasak mie instan juga hanya memerlukan waktu yang singkat. 

Produk makanan olahan yang terbuat dari tepung ini memang memiliki penikmat setianya tersendiri. Dengan berbagai varian rasa yang membuat orang ingin mencicipinya, hingga harganya yang murah meriah menjadi daya tarik terbesar bagi masyarakat luas. Tak jarang ada beberapa orang yang bahkan memiliki hobi mengkonsumsi si cantik keriting ini. 

Oh ya, apakah kalian tahu seberapa banyak masyarakat Indonesia yang mengkonsumsi mie instan? Berdasarkan data dari World Instant Noodles Association (WINA) menyatakan bahwa konsumsi mie instan di Indonesia sudah mencapai 13,27 miliar porsi pada tahun 2021 dan jumlah tersebut semakin meningkat menjadi 14,26 miliar porsi pada tahun 2022 . Dari data tersebut diketahui bahwa konsumsi mie instan di indonesia meningkat sebanyak 7,46% hanya dalam waktu 2 tahun. Sungguh sangat banyak sekali bukan?

Banyaknya konsumsi mie instan yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia tidak terlepas dari gaya hidup dan pola makan yang telah menjadi kebiasaan dalam diri setiap orang. Mengapa demikian? Alasan utama masyarakat gemar mengkonsumsi mie instan adalah mie instan dapat ditemukan dimana saja dan pemasakannya tidak memerlukan banyak tenaga.

Wow, benar-benar menggiurkan bukan? Coba bayangkan, jika untuk makan saja bisa ada jalan yang mudah, mengapa harus memilih jalan yang susah? Pastinya banyak yang berpikir demikian, apalagi jika hal tersebut terjadi ketika kondisi badan sudah sangat lelah yang ditambah dengan tidak adanya makanan matang tersedia dan semakin diperparah dengan perut keroncongan minta diisi makanan. Pastinya, tanpa berpikir ulang kita akan memilih memasak mie instan. Betul apa betul?

Namun, pernahkah anda mengecek komposisi apa saja yang menjadi bahan utama dalam pembuatan mie instan? Jika pernah, apa alasan anda melakukannya? Tentu ada yang pernah mengecek komposisinya, tapi ada juga yang hanya membeli tanpa mengeceknya. Manapun yang dipilih itu tidak masalah, akan tetapi dengan bertambahnya informasi yang bisa kita ketahui terkait makanan dan minuman yang kita konsumsi, hal tersebut akan membuat kita bisa membedakan mana makanan dan minuman yang tidak boleh dikonsumsi secara berlebihan. 

Tidak ada larangan untuk mengkonsumsi mie instan, tetapi yang perlu diperhatikan adalah seberapa sering kita memakan mie instan dan seberapa banyak mie instan yang boleh kita makan? Berdasarkan anjuran kesehatan, kita hanya boleh mengkonsumsi mie instan sebanyak 2 bungkus dalam 2 minggu. Yang mana berarti kita hanya boleh mengkonsumsi 4 bungkus mie instan dalam 1 bulan. Segala sesuatu yang berlebihan itu tidak baik, pepatah ini juga berlaku bagi mie instan.

Jika terlalu sering mengkonsumsi mie instan, hal ini dapat menyebabkan hipertensi. Mengapa demikian? Sebelum itu, mari kita pahami dulu apa itu hipertensi. Hipertensi atau yang biasa disebut sebagi darah tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah berada pada angka lebih dari 120/80 Mmhg. Jika saat mengukur tekanan darah angka yang tertera pada tensimeter menunjukan angka yang lebih dari 120/80 Mmhg, maka tekanan darah anda berada pada kategori tinggi yang biasa dikenal dengan istilah Hipertensi. Hipertensi dapat terjadi oleh berbagai faktor, seperti riwayat keturunan, jenis kelamin, umur, kebiasaan merokok, kebiasaan mengkonsumsi alkohol, Indeks Massa Tubuh (IMT), stress, asupan makan yang buruk dan gaya hidup tidak sehat. Jika berdasarkan asupan makan, seseorang yang sering mengkonsumsi makanan yang mengandung banyak garam dapat memperbesar resiko terkena hipertensi. 

Lalu, apa hubungannya hipertensi dengan sering makan mie instan? Dalam pembuatannya, mie instan menggunakan garam yang berfungsi untuk memperkuat tekstur mie. Selain itu, di dalam mie instan juga tersedia bumbu yang mendampinginya. Nah, di dalam bumbu tersebut terdapat banyak garam yang berfungsi untuk memberikan cita rasa pada mie instan. Jika kita terlalu sering mengkonsumsi mie instan, maka akan semakin menumpuk juga garam di dalam tubuh yang kemudian bisa menyebabkan darah tinggi dan mengalami hipertensi.

Oleh karena itu, bagi anda yang memiliki hobi maupun kebiasaan dalam mengkonsumsi mie instan, mari secara bertahap kurangi kebiasaan dan hobi tersebut. Memang setelah makan mie instan tidak akan langsung terkena hipertensi pada saat itu juga. Namun, hipertensi itu akan muncul 5 hingga 10 tahun yang akan datang. Mengapa demikian? Karena penumpukan garam yang ada di dalam tubuh memerlukan waktu untuk membuat hipertensi dapat terjadi.

Jika mengkonsumsi mie instan telah menjadi hobi dan kebiasaan yang sulit untuk dilepaskan, gantilah kebiasaan makan tersebut dengan kebiasaan makan lainya. Misalnya nih, ganti jadi hobi dan kebiasaan makan buah atau sayur. Jika anda cukup keberatan memakan kedua makanan tersebut, maka ganti dengan hobi dan kebiasaan makan telur, tahu atau tempe. Karena ketiga bahan makanan tersebut memiliki fungsi dapat membantu menormalkan tekanan darah.

Bagi anda yang telah menderita hipertensi perbanyaklah memakan buah dan sayuran yang bisa membantu menurunkan tekanan darah seperti pisang, semangka, nanas, apel, kiwi, alpukat, stroberi, delima, jeruk, bayam, sawi, wortel, timun, tomat dan kubis. Nah, buah-buahan dan sayuran tersebut memiliki senyawa yang bisa membantu menurunkan darah tinggi dan membuat tekanan darah menjadi normal kembali. 

Selain dari makanan, untuk bisa menormalkan tekanan darah tinggi juga bisa dibarengi dengan sering melakukan olahraga seperti senam, lari maraton, bersepeda atau berenang. Jika belum mampu atau tidak memiliki waktu luang untuk berolahraga, maka sisihkan waktu untuk rutin melakukan aktivitas fisik seperti jalan kaki 15-30 menit perhari, naik turun tangga, menyapu, mengepel atau melakukan kegiatan lainnya yang membuat tubuh bergerak dan tidak hanya duduk diam serta tiduran. Lakukan hal-hal tersebut secara bertahap, karena lebih baik melakukan segala sesuatu selangkah-demi selangkah dan berhasil daripada melakukan segala sesuatu dengan cepat dan terburu-biru namun hasilnya tidak maksimal atau hasilnya hanya bertahan sementara.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun