Bahkan dalam suara teriakan itu ia juga mendengar beberapa suara gaduh milik orang lain. Tak lama kemudian, terdengar ketukan di pintu kamarnya "Salwa, ini ibu buka pintunya." Ujar sang ibu dengan nada bergetar.
Ia yang sura mulai sadar sepenuhnya kini beranjak dari tempat tidur dan membuka pintu kamar yang dikuncinya tadi. Betapa terkejutnya gadis itu ketika melihat sesok sang ibu yang berurai air mata. Tanpa terduga sang ibu langsung memeluk gadis itu, lalu melepaskan pelukan dan mengecek keadaan putrinya.Â
"Nak, kamu gak papa? Ada yang terluka? Ada yang sakit gak?" Tanyanya secara beruntun.Â
Menggeleng linglung "Enggak, bu. Ada apa?"Â
Perlahan raut lega terlihat di wajah khawatir wanita paruh baya itu "Syukurlah. Ayo ikut ibu ke ruang tamu dulu ya."
Gadis itu menggaguk pelan sebagai jawaban.
Sesampainya di ruang tamu, gadis itu tak hanya melihat sang ayah tapi ia juga melihat ada paman dan bibinya disana dengan wajah pucat yang menatapnya khawatir. Gadis itu merasa heran tapi tetap duduk di samping sang ibu yang sedari tadi menggenggam erat tanganya.Â
Kini pandangan sang ayah tertuju padanya "Salwa, kamu gak papa?"Â
Mengagguk pelan "Iya, pak."
Terdengar helaan lega dari ketiganya "Syukurlah."
"Memang kenapa, pak?"Â