Tanpa terduga rasa kantuk perlahan menghampiri gadis itu dan ia tertidur dalam kondisi laptop yang masih menyala menampilkan degan kekerasan sang pelaku yang tengah menyiksa korban.
Suara hujan deras dengan petit yang menggelegar terdengar memekakkan telinga. Gadis yang tertidur cukup lama itu terbangun terkejut.Â
Melihat sekitar "Ah, mati lampu ya, menyebalkan."Â
Dengan mengumpulkan sisa-sisa kesadaran miliknya, garis itu perlahan bangkit untuk mengambil senter di dalam lemari miliknya. Ruangan yang awalnya gelap menjadi cukup terang, kini pandanganya jatuh pada jam dinding yang menunjukan pukul 19.30 malam.
"Loh, udah malem ya? Perasaan cuman tidur sebentar." Gumangya pada diri sendiri.Â
Kini ia berjalan mendekati jendela dan menyingkap sedikit tirai untuk mengintip kondisi di luar. Gelap gulita tapi tak seluruhnya, karena terlihat ada dua rumah tetangganya yang menggunakan genset diesel untuk menghidupkan lampu. Setelah puas mengecek kondisi luar rumah, gadis kembali menutup tirai jendela.Â
"Uh, laper. Makan ah." Ia kembali mengambil senter dan mendatangi dapur yang nampak remang-remang dalam pencahayaan lampu emergency.Â
Gadis terlihat menyiapkan bahan-bahan mulai dari nasi, beberapa sayuran dan daging ayam. "Nah, hujan-hujan gini enaknya makan nasi goreng."
Setelah berkutat cukup lama, akhirnya garis itu selesai membuat nasi goreng dan susu coklat sebagai pendampingnya. "Hm, masih sisa cukup banyak. Ya, udahlah nanti untuk makan bapak ibu kalo udah pulang."
Dengan menggunakan nampan ia membawa nasi goreng dan susu coklat tersebut kembali ke kamarnya. Setelah mengunci pintu kamar, ia meletakkan senter yang dibawanya di atas nakas samping tempat tidur.
"Nah, mari nonton drama sambil makan." Gadis itu kini menikmati makananya di atas tempat tidur dengan didampingi drama kesukaannya.