Mohon tunggu...
Auly _
Auly _ Mohon Tunggu... -

biasa saja !

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Humanpluralis di Jombang

28 Desember 2013   18:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:24 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di Jombang peringatan wafatnya Gus Dur selalu dimeriahkan berbagai pertunjukan lintas budaya, lintas agama setiap tahunnya. Seperti pada tahun ke-4 ini berbagai macam acara dibanyak tempat di kabupaten Jombang digelar dengan konsep yang sama.

Uniknya, acara serupa selalu digelar di tempat yang sebelumnya masih tabu untuk menampilkan budaya "tetangga sebelah". Seperti acara tanggal 26 Desember 2013 di Klenteng kabupaten Jombang, menghadirkan tak hanya barongsai kesenian asli masyarakat tionghoa tapi menghadirkan pula kesenian islami rebana, puisi, juga bambu gila khas Maluku dll.

Tak kalah unik, karena acara itu sengaja menghadirkan warga lintas agama maka yang memimpin do'a juga bergantian menurut masing-masing agama.

Dan tidak cukup di Klenteng, vihara saja tapi di gereja, pesantren dan di pemukiman wargapun menyelenggarakan acara yang kurang lebih konsepnya sama. Bahkan penyelenggara acara, para tokoh undangan, dan kebanyakan pesertapun adalah orang yang itu-itu juga ditambah beberapa warga setempat. Secara bergiliran mereka menghadiri acara Gus Dur ini di tempat tempat itu.

Setiap bulan Desember, sejak 4 tahun lalu, Jombang pasti sibuk mengulang, mengobarkan kembali semangat kerukunan antar umat beragama. Minggu pertama awal bulan mungkin umat Hindu mengadakan acara Memperingati Gus Dur, kemudian dihari setelah itu giliran umat konghucu di rumah ibadahnya, kemudian umat kristiani, tak selang berapa lama umat islam dan masih dibulan yang sama umat berbagai agama memperingati wafatnya Gus Dur dimasing-masing rumah ibadahnya. Semua penyelenggara acara itu pasti mengundang warga dari umat agama lain. Sungguh kehidupan yang harmonis.

Begini,
Empat tahun lalu budaya seperti ini mulai benar-benar naik kepermukaan di masyarakat Jombang. Sebelumnya, masing-masing masih tabu atau malu kucing karena pasti setiap agama mengajarkan toleransi tapi kerena asumsi "berbeda agama" yang mereka bangun sendiri menjadikan mereka saling melempar malu untuk saling menyapa. Sampai Gus Dur membuka sekat itu dan menyajikan konsep kehidupan baru yang penuh kedamaian.

Seketika konsep hidup #humanpluralis dirayakan banyak orang Gus Dur sudah melampaui semuanya. Ketahuilah bahwa GusDur sdh merayakan ini sendirian bahkan jauh sebelum humanpluralis dirayakan semeriah hari ini. Semua pasti hadir dalam acara memperingati perjuangan GusDur, bersukacita merayakan buah
perjuangan dan percayalah GusDur lebih dari itu.

Setelah semua berlalu, berlalulah semua kecuali sukacita Gus Dur. Bahkan embunpun akan segera
menguap seperti menguapnya nafas di mulut karena kekenyangan kue di acara haul Gusdur.

Tidak, disudut warung. Mereka hadir haul Gusdur dengan secangkir kopi dan obrolan humanpluralis. Sebagian berbicara perayaan sebelah gak efektif gak sistematis gak merefleksikan pesan perjuangan GusDur. Lalu seorang bocah balita tasengaja lewat mengenakan kaos bergambar GusDur seraya nyanyi lagu Gus Dur.

Apapun. Nyatanya GusDur dinyanyikan dan di fikirkan. Seperti bulir nasi, akan sedih jika semangat yg ia berikan dibuat menindas! GusDur pun akan sedih jika setelah haul semangat humanpluralis nya lebur bersama leburnya kue n sampah perayaan.

Dan jika kami tanyakan sekarang, kepada GusDur, pasti dengan klakarnya dia menjawab, humanpluralis "itu lakukan!" Semua tentang kebaikan kepada orang disekitar kita adalah menjadi GusDur.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun