Beberapa jam kemudian hasil laboratorium dan CT Scan tertulis normal. Ternyata beginilah serangan panik. Syukurlah bukan penyakit lain, kataku.
Saya minta untuk masuk perawatan. Karena saya takut serangan ini berulang dan saya tidak tahu harus bagaimana.
------
Pada pagi hari saya diantarkan dengan kursi roda oleh perawat, kira-kira jaraknya sejauh 500 meter dari IGD yang di depan gedung Rumah Sakit sampai Poli Amino yang letaknya di ujung belakang.
Namun asiknya, saya dibawa bersama pasien yang akan dirawat juga. Lho kok asik?
Alkisah semalaman di IGD saya tidak bisa tidur, saya bertemu pasien Skizoaktif yang kambuh, kami berkenalan dan berbincang. Sebut saja dia Mr. J.
Meskipun dia sedang kambuh dan berbicara melantur, tapi saya merasa punya teman dan tidak bosan, saya bisa bercakap Bahasa Inggris dengannya karena dia lebih lancar berbicara Bahasa tersebut.
Sembari melewati koridor-koridor rumah sakit, keluarganya bercerita latar belakang mr. J. Dia sangat cerdas, namun hati saya prihatin, orang sepintar dia menanggung penyakit mental yang tidak bisa disembuhkan.
Perawat membuka kunci area Amino "yang sangat rahasia", saya dipakaikan gelang pasien. Seumur-umur saya berobat di sini, saya baru bisa masuk area khusus ini.Â
Terlihat tenang, bersih, dan putih.
Dokter saya pun datang dan menyambut saya:
"Aul... jangan khawatir. Kalau sudah tidak kuat lain kali istirahat ya, saya sudah warning kamu sebenarnya dari minggu  lalu".
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!