Jika Anda juga merasakan ini. Please, Ada saya juga yang tengah mendapatkan pertolongan dan pengobatan. Mengakui bahwa diri kita sesungguhnya lemah dan tanpa arah adalah hal yang baik daripada Anda bersikeras menjadi yang terbaik, namun jika itu membuat stres, kondisi mentalmu akan terganggu.
------------------------------
Psikiater saya juga menceritakan pasien-pasiennya yang tengah mengalami kondisi yang lebih ekstrem. Ia menceritakan ini agar saya tetap bertahan dan tidak mencelakai diri sendiri.Â
Seperti bagaimana mereka sudah tidak bisa mengendalikan emosinya, mencelakai diri mereka sendiri karena putus harapan, vonis yang berkepanjangan, dan merasa dibuang oleh masyarakat.
Kasus ini menyadarkan saya bahwa mereka yang berobat ke psikiater secara tidak langsung telah menerima pelabelan yang buruk.Â
Saya menyadari hal tersebut dan saya tidak dapat menceritakan lebih panjang apa perkaranya. Yang pasti, selalu ada pertanyaan yang tidak mengenakkan dan diskriminatif. Seperti: Kalau kamu tidak minum obat, kamu gimana, kumat dong?
Kumat. Sebenarnya saya tidak pernah alami, kumat seperti apa? Yang jelas, selama masa pengobatan, saya tidak merasakan efek apa-apa, hanya ketenangan dan sulit tidur itu sudah hilang.
Mungkin banyak yang menganggap bahwa kita baru membutuhkan psikiater jika benar-benar kehilangan akal. Itu sudah sangat terlambat dan sangat disayangkan jika kita masih berpikiran seperti itu. Terlebih, ada banyak jenis penyakit kejiwaan dalam dunia medis.
--------------------
Pernyataan "Kamu Tidak Sendirian", sederhana namun menguatkan. Artikel ini saya dedikasikan kepada mereka yang juga berjuang menyembuhkan mentalnya dan psikiater saya yang bijaksana.Â
Senang rasanya didengarkan, terima kasih ya, dokter!
Untuk Anda yang membaca ini, mulailah peka terhadap kondisi mental orang-orang di sekitarmu, seperti melihat apakah ada perubahan mood atau perilaku yang drastis, atau bagaimana kesehariannya, lihatlah apakah mereka merasa bugar atau dalam tekanan?