Dengan obat ini, membantu saya untuk tenang dan tertidur. Namun, berapa lama saya harus begini?Â
Tentunya, ada toxic positivity yang saya terima ketika saya mengeluh kesulitan tidur dan kenapa bisa membawa saya ke penyakit jiwa. Beberapa dari mereka berkata:
- Makanya berdoa kalau mau tidur, coba buka lagi kitab sucimu, pasti nanti dengan baca ayat-ayat bisa tidur.
- Makanya rajin ibadah, kamu udah jarang ibadahkan?
- Makanya jangan banyak pikiran, masalah gitu aja kok bisa ke psikiater?
Oh mereka tidak sadar, bahwa hubungan antara manusia dan Tuhan sangat personal, bukan? Siapa pun dalam hidupnya pasti juga pernah merasakan fase pencarian atau penguatan iman.Â
Ketika mendengar poin tersebut, psikiater saya bilang:
"Tolong abaikan saja. Mereka tidak pernah tahu rasanya sulit tidur, rasanya ada pergolakan batin, rasanya kesepian dan tanpa harapan. Mungkin ketika mereka merasakannya, mereka baru memahaminya.Â
Fokuslah pada pengobatan ini dan lakukan hal yang menyenangkan bagimu. Kalau kamu menginginkan sesuatu, maka dapatkanlah! Saya tahu betapa kamu memikul beban ini begitu berat.Â
Kamu sudah menerima dirimu saat ini, bagus, namun jika orang-orang tidak menerimamu apa adanya, maka itu bukan urusanmu.Â
Kamu tidak sendiri."
Ya! dalam kasus ini saya tidak sendiri. dan saya beruntung mendapatkan masukan seperti itu. senang rasanya bisa didengar, tidak dihakimi.Â
Saya tidak menyangka bahwa problema sulit tidur bisa merembet ke hal yang lain. Seperti rasa sedih, kehilangan/pencarian iman, rasa kesepian, dan kehilangan harapan.