Saya rasa ini sudah menjadi aktivitas kita sehari-hari ya, namun sayang masih banyak yang kurang tahu atau bahkan lupa dengan pola penyebaran Covid-19 itu sendiri.
Guys, Covid-19 tidak menyebar lewat udara terbuka, justru lewat kontak sesama manusia dan udara tertutup. Untuk itu mengapa Physical distancing diterapkan. Ini lho awal-awal berita yang kita dapatkan dulu pada awal tahun.
Di lingkungan saya, Jabodetabek, warga hingga sekarang masih patuh dengan protokol menggunakan masker. Tapi mereka:
- Sudah tidak menerapkan lagi physical distancing, peraturan jaga jarak cuma patuh di dalam Transportasi umum KRL Commuter Line, MRT, dan Transjakarta.
- Melepas masker di ruangan, seperti di dalam kantor atau ketika di dalam mobil bersama teman-teman.
Poin kedua tersebut sering saya lihat dari instastory teman-teman saya yang sudah mulai kembali bekerja di kantor (WFO) atau yang traveling.
Maka tidak heran, kasus Covid-19 marak di kluster kerja. Mereka hanya pakai masker di jalan, tapi sebenarnya virus lebih mudah tersebar di dalam ruangan tertutup.
Bukan berarti bahwa seharusnya kita tidak perlu pakai masker di luar ruangan ya, kita tidak pernah tahu apakah orang yang jalan di depan kita sedang sakit hingga menularkan virusnya.
Gimana kalau mau lepas masker di outdoor? Ya pastikan kita hanya sendiri di alam! Intinya hindari kerumunan saja. Sepertinya kita perlu menyimak kembali pidato menteri kesehatan Singapura beberapa waktu lalu:
Terapkan Kembali Karantina Mandiri
Untuk itu, anggaplah masing-masing kita semua adalah pembawa virus atau OTG. Jadi kita semua sadar diri untuk selalu menjaga jarak dengan orang lain agar kita tidak menularkan mereka.
Jangan ikut kumpul-kumpul dulu, apalagi kumpul di mal dan ruangan tertutup.
Jika dari luar kota, karantina dirimu sendiri selama dua minggu! Tidak mau? Siapa suruh main-main ke luar kota?