Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Selayang Pandang tentang Vietnam, Komunis tapi Tidak Ateis

29 Oktober 2019   13:06 Diperbarui: 29 Oktober 2019   17:50 6853
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bendera Republik Sosialis Vietnam dan Bendera Komunis di Museum Fine & Arts | Dokumentasi pribadi : oleh Adityo Surya Halim

Pukul delapan pagi di akhir September, akhirnya kami mendarat di Bandar udara Tan Son Nhat, Ho Chi Minh City, Vietnam.

Syukurlah, penjejakan pertama saya disambut hari yang cerah dan hangat di tengah permulaan musim hujan.

Berkunjung ke Ho Chi Minh adalah wishlist saya selama bertahun-tahun. Dari belajar sedikit sejarah negara tersebut, browsing dan buku bacaan wisata, hingga dari vlog traveler. Sangat menarik!

Ho Chi Minh City Hall | Dokumentasi Pribadi
Ho Chi Minh City Hall | Dokumentasi Pribadi
Bagi saya Ho Chi Minh City punya daya tarik yang unik di Asia Tenggara. Jika saya rangkum, kota ini adalah perpaduan antara Sejarah, Masa depan, Ideologi, dan Kehidupan Urban.

Ho Chi Minh City punya sejarah peperangan yang sadis, bergaya Eropa dengan bangunan Art Deco bertebaran di mana-mana, tapi berideologi komunis. 

eh tapi.. kehidupannya berdenyut kapitalis!

Ho Chi Minh City dari Saigon Skydeck (Dokumentasi pribadi)
Ho Chi Minh City dari Saigon Skydeck (Dokumentasi pribadi)
Kehidupan malam di Bui Vien Street, HCMC (dokumentasi pribadi)
Kehidupan malam di Bui Vien Street, HCMC (dokumentasi pribadi)
Ngomong-ngomong soal Komunis, Vietnam mungkin yang paling bisa diterima di dunia. Coba lihat negara komunis lain seperti Korea Utara, Kuba, dan China. Pasti punya musuh yang sama, yaitu negara barat/Amerika.

Negara-negara tersebut sering kita dengar terisolasi (kecuali China) atau paling tidak punya hubungan yang buruk dengan dunia internasional.

Tapi entah bagaimana dengan Vietnam, begitu saya baru sampai di sana, saya langsung melihat simbol Palu-Arit di dinding bandara dan bendera komunis bertebaran di seluruh kota. Lantas tidak memberi ketakutan pada diri saya.

Bendera Republik Sosialis Vietnam dan Bendera Komunis di Museum Fine & Arts | Dokumentasi pribadi : Foto Adityo Surya Halim
Bendera Republik Sosialis Vietnam dan Bendera Komunis di Museum Fine & Arts | Dokumentasi pribadi : Foto Adityo Surya Halim
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Bagi saya (atau bahkan WNI) yang sejak kecil dicekoki ajaran anti-Komunis, dengan pengaruh pemberitaan dan media bahwa Komunis itu pemberontak, militan, dan kaku, tapi di Vietnam, tidak begitu...

Nuansa negara ini sangat ramah dan terbuka pada pelancong. Kehidupan masyarakatnya sangat umum, bahkan hedonis!

The Apartemen Cafe | Dokumentasi pribadi
The Apartemen Cafe | Dokumentasi pribadi
Baju lambang komunis sebagai souvenir banyak dijual di pasar. Pernah ingat ada turis yang ditangkap di Candi Borobudur karena memakai baju ini? kemungkinan besar ia membelinya di Vietnam! | Dokumentasi pribadi
Baju lambang komunis sebagai souvenir banyak dijual di pasar. Pernah ingat ada turis yang ditangkap di Candi Borobudur karena memakai baju ini? kemungkinan besar ia membelinya di Vietnam! | Dokumentasi pribadi
Maka tidak heran, negara ini punya perkembangan yang pesat, baik dari sisi ekonomi dan pariwisata. Khususnya Ho Chi Minh City, kota terbesar dan sebagai pintu gerbang masuk Vietnam.

Wisata yang terkenal dan justru ditawarkan kepada turis mancanegara adalah sejarah tentang kemerdekaan dan perjuangan rakyat Vietnam mempertahankan Komunisme.

*Fakta: Kemampuan bahasa Inggris orang Vietnam sangat baik dibanding orang Indochina dan Thailand. Bahkan tidak menutup kemungkinan, mereka juga fasih berbahasa Prancis.

Vietnam: Komunis tapi tidak Ateis

Walau Sebenarnya Komunisme dan Ateisme adalah dua hal yang berbeda. Komunis yaitu sebuah ideologi politik, dan Ateis adalah kepercayaan anti Tuhan. Namun dalam praktiknya, negara Komunis yang kita kenal tidak mengakui eksistensi Tuhan.

Rusia adalah tanah yang agamis. Kala Uni Soviet berkuasa atau pasca-revolusi Bolshevik, tidak terhitung jumlah gereja ortodoks dan masjid yang hancur karena ideologi Komunisme.

Bangunan ibadah yang tidak dihancurkan sebagian dijadikan gudang dan terbengkalai. Selama 74 tahun lamanya, Komunisme telah menghancurkan kebanyakan agama dan tradisi etnik di tanah Rusia.

Di Korea Utara, Pelancong dilarang membawa Alkitab, Al Quran, ataupun teks agama. Peraturan ini masih berlaku hingga sekarang. Bagi ekspatriat, mereka dilarang menyebarkan ajaran Injil atau agama lain kepada warga Korea Utara.

Di China, umat Katolik dipaksa hanya tunduk pada pemerintah Komunis, padahal gereja Katolik manapun di dunia memiliki pusat administratif, yaitu Vatikan.

"Saat ini umat katolik China menghadapi pilihan untuk beribadah di gereja-gereja yang disetujui pemerintah atau menghadiri misa secara sembunyi yang telah bersumpah setia kepada Vatikan."

Tapi di Vietnam, keberlangsungan hidup masyarakat beragama berjalan harmonis. Persentase agama negara ini pun unik:

Sebanyak 45% dominan masyarakatnya menganut kepercayaan setempat, kemudian diikuti oleh agama Buddha 16% , 6 juta beragama Katolik, 4 juta beragama Caodai, dan 700 ribu pemeluk Islam.

Tidak sulit menemukan makanan Halal di Ho Chi Minh City. Restoran B B - Bn B Nam B hanya menjual Pho daging sapi (dokumentasi pribadi)
Tidak sulit menemukan makanan Halal di Ho Chi Minh City. Restoran B B - Bn B Nam B hanya menjual Pho daging sapi (dokumentasi pribadi)
Tidak sulit menemukan makanan Halal di Ho Chi Minh City. Restoran B B - Bn B Nam B hanya menjual Pho daging sapi (dokumentasi pribadi)
Tidak sulit menemukan makanan Halal di Ho Chi Minh City. Restoran B B - Bn B Nam B hanya menjual Pho daging sapi (dokumentasi pribadi)
dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Di kota besar seperti Ho Chi Minh City, Gereja-gereja Katolik berdiri indah dan megah, menjadi landmark bagi kota ini. Masjid dan makanan halal atau yang berbahan dasar daging sapi tersedia banyak di pusat kota.

Saigon Notre Dame Cathedral, menjadi landmark Ho Chi Minh City (Dokumentasi pribadi)
Saigon Notre Dame Cathedral, menjadi landmark Ho Chi Minh City (Dokumentasi pribadi)
Tan Dinh Church di Ho Chi Minh City | Dokumentasi pribadi
Tan Dinh Church di Ho Chi Minh City | Dokumentasi pribadi

Yang paling unik, di Vietnam ada agama baru yang bersifat monoteis sinkretis, yaitu agama yang menggabungkan agama-agama.

Agama ini bernama Cao Dai

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi

Seperti agama pada umumnya, Cao Dai memiliki kuil tersuci yang berada di provinsi Tay Ninh, 3 jam dari Ho Chi Minh City.

Untuk berkunjung ke sini, Kami mengambil paket tour Cao Dai Temple & Cu Chi Tunnel. Tour ini seharian, Dimulai dari jam 8 pagi di lokasi titik temu di daerah Bui Vien, Ho Chi Minh City, mengunjungi Cao Dai Temple dan Cu Chi Tunnel, dan selesai hingga jam 6 sore.

lokasi titik temu tour di Bui Vien (dokumentasi pribadi)
lokasi titik temu tour di Bui Vien (dokumentasi pribadi)
Cao Dai Temple, Dokumentasi Pribadi
Cao Dai Temple, Dokumentasi Pribadi
Kami sampai kuil tersebut pukul 12 siang, bersamaan dengan jadwal ibadah mereka. Karena kuil suci, tour leader kami memberikan peraturan agar kami tidak mengganggu mereka beribadah.

dokumentasi pribadi : difoto oleh Almaz Shabrina
dokumentasi pribadi : difoto oleh Almaz Shabrina
dokumentasi pribadi : difoto oleh Almaz Shabrina
dokumentasi pribadi : difoto oleh Almaz Shabrina
Cao Dai Temple, kuil suci agama Cao Dai, sebuah agama sinkretis di Vietnam (dokumentasi pribadi : difoto oleh Almaz Shabrina)
Cao Dai Temple, kuil suci agama Cao Dai, sebuah agama sinkretis di Vietnam (dokumentasi pribadi : difoto oleh Almaz Shabrina)

"Dibentuk tahun 1926 oleh Tay Ninh, Cao Dai merupakan perpaduan agama Buddha, Taoisme, dan Konfusius. Ketiga agama ini diyakini punya falsafah yang paling baik". Begitu kata tour leader kami.

Tapi dari beberapa referensi yang saya baca, Cao Dai juga memadukan ajaran Kristen dan Islam. Mereka juga menyembah Yesus Kristus, Muhammad, dan punya ritual rukuk-sujud seperti Salat dalam Islam.

Yang kontroversial, Simbol Tuhan agama Cao Dai adalah Mata Satu (All Seeing Eye).

Tour leader kami menerangkan, bahwa Mata perlambang kehidupan dan pintu masuk hati manusia.

simbol mata satu di altar kuil (dokumentasi pribadi)
simbol mata satu di altar kuil (dokumentasi pribadi)
Begitu sucinya lambang "Mata Satu" ini, maka turis tidak boleh mengambil potret diri atau Selfie dengan lambang "Mata Satu", jika dilanggar, katanya, kita bisa terkena penyakit!

Tapi sebenarnya, bukan "Mata" yang mereka sembah. Cao Dai memandang Tuhan atau sesembahan dari agama manapun sebagai sosok yang sama. Semua agama itu pada dasarnya sama dan satu.

Yang mereka cari adalah kebenaran, keadilan, dan keharmonisan.

Cao Dai Temple berdiri di lahan yang sangat luas, di sini tidak hanya berdiri kuil, tapi juga ada biara dan rumah sakit.

Arsitektur kuilnya sendiri, boleh percaya atau tidak, tidak dirancang oleh manusia, tapi dari surga. Jadi Kuil suci ini, dibentuk dan dibangun sebagaimana perintah dari surga.

Hasilnya tidak mengecawakan. Indah sekali!

dokumentasi pribadi
dokumentasi pribadi
Ornamen-ornamen di dalam kuil sangat surgawi, mewakili agama Buddha, Taoisme, dan Konfusianisme. Masuk ke kuil ini sama saja kita melihat hal-hal yang belum pernah dipandang manusia sebelumnya.

interior Cao Dai Temple (dokumentasi pribadi)
interior Cao Dai Temple (dokumentasi pribadi)
Bagaimana dengan kehidupan umatnya? Mereka terkenal misterius, mereka tinggal di lingkungan kuil, dan bahkan punya tentara sendiri.

Tour leader kami bahkan mengakui kalau ia tidak sepenuhnya mengerti bahasa dan ritual penganut Cao Dai.

Begitulah Vietnam, punya ragam penganut dan kepercayaan. Yang menarik, selain menjadi daya tarik turis, Kuil agama dan daerah sekitarnya sebenarnya adalah provinsi kecil, yaitu provinsi bernama Tay Ninh - sang pendiri agama Cao Dai.


Yang menarik lagi, karena dibentuk pada tahun 1926, atau pada masa kolonial Prancis. Pemerintah kolonial membebaskan penduduk setempat untuk menganut agama ini.

Perjanjian ini terpampang pada dinding di antara pintu masuk Cao Dai Temple.

monumen perjanjian antara pemerintah kolonialisme Prancis dan penganut Cao Dai (dokumentasi pribadi)
monumen perjanjian antara pemerintah kolonialisme Prancis dan penganut Cao Dai (dokumentasi pribadi)
Satu jam lamanya kami berkeliling kuil suci ini, melihat mereka sembahyang, dan belajar tentang toleransi di negara Komunis ini.

Kalau paham sejenis Cao Dai berkembang di negara lain, atau bahkan di Indonesia, menurutmu, apakah mereka dianggap sesat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun