"Peraturan berjalan di eskalator sudah bagus, kenapa diperdebatkan?"
Belakangan ini di dunia maya terjadi "keributan" pro dan kontra tentang jalur berjalan di eskalator yang dibuat oleh MRT Jakarta dan Commuter Line.
Di area stasiun-stasiun Commuter Line, aturan ini sebenarnya sudah berlaku selama 2 tahun (sejak 2017), dan MRT Jakarta pada awal pembukaannya di Maret 2019 lalu.
Peraturan ini layaknya mencontoh sistem Metro (MRT/LRT) di negara lain. Yang mana aturan tersebut sudah lama menjadi budaya masyarakat urban sana untuk memberi jalan kepada penumpang yang terburu-buru agar mereka bisa memangkas waktu perjalanan dan transit.
Contoh sistem transportasi negara lain yang tertib menerapkan aturan tersebut adalah MRT Singapura, Tokyo Metro, dan London Tube.
Ketika Jakarta Mengadopsi Aturan Ini
Saya ingat betul, pertama kali aturan ini diterapkan yaitu di stasiun Tanah Abang, salah satu stasiun tersibuk di Jakarta.
Pada Awalnya masih banyak penumpang transit yang abai, mereka tetap diam di sebelah kanan, hingga petugas stasiun menjaga eskalator untuk menegur penumpang yang masih diam di sebelah kanan agar berjalan.
Â
Kini aturan berjalan di sisi kanan dan diam di sisi kiri sudah diterapkan di seluruh stasiun Commuter Line yang memiliki fasilitas eskalator. Pelanggan harian kereta yang umumnya pekerja terlihat sudah tertib menggunakannya sesuai kebutuhan.
Namun tidak sedikit juga penumpang yang masih tidak paham, biasanya mereka bukan pengguna rutin yang menyerbu di setiap akhir pekan, walaupun sudah terpampang jelas imbauan di sekitar tentang tata cara menggunakan eskalator, mereka tetap santai dan bergerombol.
Percayalah, saat weekend, naik Commuter Line rasanya lebih emosi melihat kelakuan penumpang yang tidak mau tertib. Penumpang seperti ini membuat kesal, jangan heran banyak yang marah-marah di eskalator karena menghambat gerak dan waktu orang.