Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Saatnya Medan Bicara Baik untuk Indonesia

22 Desember 2018   17:14 Diperbarui: 22 Desember 2018   17:20 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagaimana kita ketahui bahwa semenjak kehadiran internet, dunia digital berkembang sangat cepat. Perputaran informasi bisa berubah dan terjadi kapan saja tanpa bisa kita prediksi.

Kini, teknologi Internet bisa dibilang adalah bagian dari kehidupan manusia. Model komunikasi hadir dengan begitu beragam, tanpa adanya sekat ruang dan waktu. Arus pertukaran informasi terbuka lebar dan siapa saja bisa saling berinteraksi.

Contohnya melalui media sosial, kita dapat saling berkenalan dan terhubung dengan banyak orang, serta kesempatan mengeluarkan pendapat kepada khalayak luas menjadi hal yang mudah.

Kemudahan ini tentu saja harus digunakan secara bijak. Sebab tidak sedikit kita menemui kasus pencemaran nama baik atau konten-konten negatif yang tersebar melalui dunia maya. Internet seringkali disalahgunakan untuk menyebar informasi hoaks dan kebencian.

Terlebih rata-rata orang Indonesia mengakses media sosial rata-rata hingga tiga jam 23 menit sehari. Sehingga dengan tingginya penggunaan media sosial dapat memberikan manfaat sekaligus risiko.

Menyadari hal itu, Kompasiana bersama Semen indonesia mengadakan Event Bicara Baik ke kota medan pada Rabu (11/12) di Ghetto Cafe Jalan Iskandar Muda. Acara ini merupakan kelima kalinya bagi Semen Indonesia yang sebelumnya telah diadakan di kota Surabaya, Tuban, Makassar, dan Rembang.

#BicaraBaik diikuti oleh 50 peserta yang terdiri dari berbagai macam kalangan. Mereka di antaranya adalah para Kompasianer Medan, blogger, pegiat media sosial, serta mahasiswa.

sumber foto: Humas PT Semen Indonesia
sumber foto: Humas PT Semen Indonesia
sumber foto: instagram.com/ghettocafemedan
sumber foto: instagram.com/ghettocafemedan
Acara ini diisi dengan narasumber Dolly Regar, food blogger dari Medan dan Yuki Anggia, travel blogger kelahiran Medan untuk berbagi pengalamannya dalam menggunakan media sosial secara positif, sehingga bermanfaat bagi khalayak luas dan menjadi ladang bisnis.

Acara dimulai dengan sambutan dari perwakilan Semen Indonesia dan Semen Padang. Harapannya, generasi milenial bisa memanfaatkan media sosial dengan bicara baik, menularkan kreativitas, dan hal-hal yang menginspirasi.

"Media sosial ini pada awalnya digunakan untuk sharing ide, namun ternyata belakangan disalahgunakan sebagai alat penyebaran hoaks dan ujaran kebencian. Oleh karena itu, kita mengajak kelompok milenial di Medan untuk menyebarkan hal-hal positif," Ujar Pelaksana Tugas Kepala Departemen Komunikasi Semen Indonesia, Sigit Wahono dalam membuka acara tersebut.

Sementara itu Nur Anita Rahmawati, Kepala Biro Humas PT Semen Padang mengungkapkan alasan mendasar Semen Indonesia mengkampanyekan kegiatan Bicara Baik adalah untuk menjaga persatuan bangsa.

"Kenapa Semen Indonesia kampanye Bicara Baik? Apa keresahan yang paling mendasar? Karena kita tahu 83 juta penduduk Indonesia adalah milenial yang suka banget bermain media sosial, bayangkan kalau lebih banyak konten negatif yang ada, itu bisa berpengaruh buruk untuk Indonesia," Ungkapnya.

Ia menambahkan, merupakan sebuah kewajiban bagi BUMN seperti Semen Indonesia untuk mengelola kelestarian sumber daya alam dan menjaga keharmonisan kehidupan bermasyarakat.

Melalui Hobi, Kita Bisa Menyebarkan Hal yang Positif

Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Yuki Anggia, selaku travel blogger merasakan banyak manfaat yang diperoleh ketika dirinya turut berperan menyebarkan konten positif dan kebaikan melalui hobinya.

Di hadapan peserta Bicara Baik, Yuki menceritakan pengalamannya dari saat pertama kali terjun ke dunia traveling. Berawal dari melakukan solo trip ke Jepang pada 2013 lalu, setahun kemudian dia terdorong untuk berbagi informasi seputar perjalanan dengan meluncurkan blog.

Yuki juga menyebarkan tulisannya kepada media online atau cetak untuk diterbitkan agar bisa dibaca oleh orang banyak.

Profesinya sebagai travel blogger rupanya memiliki tantangan yang menarik. Selain harus memiliki keahlian membuat konten yang informatif, Yuki selalu berusaha konsisten untuk membuat konten yang menginspirasi untuk kemajuan dunia pariwisata.

Tidak semudah itu membuat konten berkualitas. Butuh konsistensi dan pembentukan karakter

Tidak hanya melalui blog, dalam berbagi tips, Yuki juga merasa penting menyebarkan pengalaman traveling dan pesan yang kuat melalui media sosial pribadinya seperti Instagram agar dapat berinteraksi secara intens kepada para pengikut akunnya.

"Penting sekali ketika kita sudah punya akun dan pengikut yang banyak. Kita harus punya image yang baik. Menyebarkan pesan positif untuk bisa menginspirasi banyak orang", Kata Yuki.

Ia mencontohkan implementasi bicara baik bisa dimulai dari hal yang kecil, misalnya dengan mengurangi penggunaan plastik dan mengkampanyekan kegiatan itu dari media sosial.

Pentingnya bicara baik bagi Yuki adalah untuk membangun semangat dan optimisme dalam pariwisata Indonesia, Melatih berpikir kritis dan kreatif terhadap masalah, serta menjadi contoh untuk orang lain, terutama kaum muda yang baru mulai mengikuti tren perjalanan.

Dolly Regar dan Yuki Anggia, Narasumber #BicaraBaik Dari Medan Untuk Indonesia. Sumber foto: Instagram.com/dolly_regar
Dolly Regar dan Yuki Anggia, Narasumber #BicaraBaik Dari Medan Untuk Indonesia. Sumber foto: Instagram.com/dolly_regar
Sama halnya dengan Yuki, Food blogger asal Medan, Dolly Regar juga mengemukakan hal yang sama. Baik Yuki dan Dolly, merasakan manfaat atas keberhasilannya membuat karya yang positif melalui hobi.

Sudah banyak jenis makanan yang diulas olehnya. Ditunjang dengan hasil jepretan yang bagus dan caption yang menarik, tidak sedikit orang Medan menjadikan Dolly sebagai referensi ketika berburu kuliner.

Berkat hobinya mengeksplor kuliner kota Medan serta memposting ulasannya di Instagram, Dolly seringkali mendapat undangan dari pemilik restoran atau kafe untuk datang dan menyantap masakannya.

Kehadiran dunia digital memberikan kesempatan bagi mereka tidak hanya sekadar berkarya namun juga sebagai peluang usaha.

Meskipun begitu, Dolly menjadikan kejujuran sebagai hal yang utama. Mengulas makanan apa adanya sesuai dengan rasa yang disantapnya. Ia selalu meminta para pemilik restoran untuk tidak membedakan sajian menu untuknya dengan pengunjung umum.

"Biar teman-teman gak kecewa kalau makanan yang aku review ternyata gak semenarik di foto, untuk itu aku selalu pesan kepada pemilik resto untuk menyajikan apa adanya", katanya.

Dalam acara tersebut Dolly juga memberikan tips dan pengalaman dalam menggeluti dunia blog dan kuliner. Menurutnya, orang yang berhasil adalah karena dirinya konsisten dengan apa yang dilakukannya.

Selain itu, membuat konten dengan bidang yang spesifik dan terus belajar hal yang baru, mengasah keahlian mengikuti perkembangan zaman. Tidak lupa untuk terus membicarakan hal yang baik dan jujur.

"Kita harus bicara baik di mana pun, di komunitas dan lingkungan kita. Sebab dengan bicara baik, kita bisa mengobati hati lawan bicara kita. Tetap sampaikan hal yang positif, itu menular dan menginspirasi orang untuk berbuat baik," Pesan Dolly ketika menutup diskusi.

Dunia internet sejatinya merupakan ruang untuk saling berbagi. Untuk itu hendaknya dijadikan alat untuk menyebarkan inspirasi dan hal-hal yang bermanfaat bagi banyak orang. Hindari provokasi yang membuat kita tercerai-berai agar teknologi seolah-olah tidak sia-sia diciptakan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun