Bayangkan, kita sudah merencanakan liburan bersama-sama, memilih destinasi apa saja yang akan dikunjungi, menghitung budget, menentukan penginapan, pilihan moda transportasi selama liburan, hingga jadwal rutinitas selama di sana.
Semua kegiatan tersebut (pra liburan) bisa dibilang adalah hal yang indah, kita melakukannya di sela-sela kesibukan hari, menyita waktu yang cukup panjang dengan harapan liburan kali ini akan menjadi yang berkesan.
Namun sayang, realita tidak selalu sama dengan harapan. Beberapa hal yang tidak menyenangkan terjadi.
Kejadian kecil yang sebenarnya sepele bisa saja menjadi besar, seperti tiba-tiba cuaca tidak bersahabat, delay keberangkatan, perkara ke toilet, dan perbedaan sudut pandang tentang kenyamanan penginapan yang dipilih, selera makanan atau daya jelajah.
Semua hal tersebut sebenarnya bisa didiskusikan sebelum berangkat, hanya saja kita kerap kali lupa. Walhasil, Perjalanan jadi dipenuhi dengan keluh kesah. Terutama apabila kamu berperan sebagai team leader, kamu merasa gagal dan kecewa dengan sikap teman perjalananmu yang tidak bisa mentolerir "cobaan" yang dihadapi.
Jadi apa yang bisa kita lakukan? Marah, diam saja, atau bodo amat lah!
Kita Berhak Kecewa
Misalnya teman kita terlihat sangat santai. Dia bangun terlambat, melakukan segala hal dengan sangat lambat, sedangkan kita sudah siap dan rapi.
Jadwal yang sudah disusun bersama bisa tiba-tiba kacau karena hal ini, apalagi kalau orang Indonesia sudah terlambat, bisa memakan waktu 1 - 2 jam.
Sayang kan, sudah jauh-jauh ke sana, tapi ada destinasi yang harus dilewatkan hanya karena tidak cukup waktu!
Menghadapi hal ini, kita harus memahami karakter teman. Coba dipikir dahulu, Kira-kira kalau marah, apa yang akan terjadi di antara kita? Apakah perjalanan ini akan membaik atau bahkan tambah rumit?