Sudah tahu bahwa 13 Agustus adalah Hari Kidal Internasional atau International Left Handers Day?
Perayaan ini pertama kali diperingati pada tahun 1976 oleh Dean R. Campbell, pendiri Lefthanders International, Inc.
Hari kidal sedunia diperingati bukan untuk mengajak orang melakukan aktivitas dengan tangan kiri, tetapi untuk meningkatkan kesadaran tentang kesulitan yang dialami orang kidal selama hidupnya yang didominasi dengan tangan kanan.
Di hari ini, orang kidal bisa merasa bangga. Mengingat melakukan aktivitas dengan tangan kiri, bisa dibilang adalah sebuah tantangan. Tidak sedikit di antara mereka menjadi sasaran diskriminasi oleh masyarakat sekitar karena dinilai melanggar norma budaya dan agama.
Selain karena perlakuan orang sekitar, mereka juga bisa berbangga karena di setiap harinya mereka menghadapi alat rumah tangga dan peralatan industri yang dirancang untuk tangan kanan.
Seperti gunting, kursi arm chair, pulpen, guitar. Jika dia bekerja di Industri, tentu ini adalah tantangan yang berat.
Bisa dibilang, orang kidal setiap hari beradaptasi, alih-alih mereka menuntut dunia, mereka justru survive.Â
Dengan keadaan tersebut, orang kidal justru memiliki kelebihan karena kedua tangannya bisa aktif sebab tangan kanannya senantiasa dilatih dalam melakukan aktivitas tertentu.
Mereka tidak pernah berpikir bahwa dunia tidak adil, karena terlepas dengan itu semua, orang kidal terhibur dengan semakin sadarnya masyarakat yang tidak mempermasalahkan dengan tangan apa kita menulis, makan, atau melakukan segala sesuatu.
Kita tentu pasti mendengar daftar orang kidal yang terkenal dan berprestasi, yang telah berkontribusi terhadap kemajuan dunia dan fakta yang menyebutkan bahwa orang kidal lebih kreatif.
Di Indonesia, kita pasti tidak asing dengan ungkapan "tangan manis dan tangan setan" yang secara tidak sadar, merupakan tindakan diskriminatif terhadap tangan dominannya.
Beberapa orang kidal, pada masa kecilnya bahkan pernah dipaksa untuk menulis dan melakukan semua kegiatan "yang baik" dengan tangan kanan.
Sebagai pengalaman pribadi, saya selalu merasa bersalah ketika menulis, mengambil, atau menerima dengan tangan kiri karena sudah didoktrin bahwa "seharusnya kamu jangan pakai tangan itu".
Secara psikologis, ini tentu akan berdampak dengan tumbuh kembang. Berdasarkan penelitian, orang kidal akan mudah gugup, takut berekspresi dan takut menjadi berbeda.
Salah satu member Komunitas Kidal Indonesia, Christiana juga menyampaikan akan ada konsekuensi jika seorang kidal tidak diberi kebebasan untuk melakukan aktivitas dengan tangan kirinya.
"Memang efeknya seperti itu ketika orang kidal dipaksa harus menggunakan tangan kanan. Saya aja kalo bawa baki kadang suka tiba-tiba jatuh, makanya kalo anak yang kiri jangan dipaksa kanan, jadi kagok dia chaos. Saya sudah pernah dibawa kedokter, tapi dokternya bilang apa? yaudah lah bu kalo udah kiri ya kiri, " Akunya.
Baca juga: Menjadi Kiri Itu Tidak Mudah!
Saya sendiri menilai bahwa masa-masa sulit sebagai orang kidal adalah semenjak dia lahir hingga dia menginjak bangku sekolah.
Di masa inilah nasib orang kidal ditentukan, apakah perilakunya diterima oleh keluarga dan masyarakat atau dianggap tidak pantas, sehingga dipaksa untuk "beralih menjadi normal" dengan tangan kanan.
Saatnya Orang Kidal Berkumpul
Siapa sangka, bahwa di Indonesia terdapat komunitas kidal. Mereka menyebutnya KOKI, yakni Komunitas Kidal Indonesia.Â
Komunitas ini berdiri pada tahun 2012 dan sudah memiliki lebih dari 2000 anggota di platform grup Facebook
Komunitas ini dibuat atas dasar kesamaan rasa dan pengalaman sebagai orang kidal. Di sini mereka bisa berbagi cerita dan rasa kepada sesama anggota kidal.
Keberadaan komunitas ini sudah hadir di berbagai daerah di Indonesia, salah satunya adalah di Jabodetabek. Dalam perbincangannya mereka mengaku tidak nyaman jika harus dipaksa untuk melakukan aktivitas dengan bagian tubuh sebelah kanan, salah satunya adalah ketika mereka berada pada masa sekolah dimana mereka dipaksa untuk menulis dengan tangan kiri sampai salah satu dari mereka bisa menulis dengan kedua tangannya. (Radarbekasi.id)
Harapan Tentang Hari Ini
Menjadi kidal memang tidak mudah!, begitu kata admin Kompasiana dalam berita kurasinya. Hal ini karena banyak tantangan yang mereka temukan sehari-hari dalam melakukan aktivitasnya.
Tentu ini merupakan sebuah hal serius jika masih ada yang menganggap kidal adalah aneh. Meskipun pemikiran ini semakin terkikis seiring waktu, sebagai kidal saya berharap bahwa kidal junior bisa bebas berekspresi.
Jangan paksa mereka untuk menjadi seperti yang kalian inginkan. Terutama bagi guru/orang tua kepada anaknya yang kidal. Jika kalian tetap memaksa, maka itu sama artinya kalian menghambat mereka untuk tumbuh menjadi kreatif dan membuatnya takut berekspresi.
Semoga mereka yang terlahir kidal bisa bangga menunjukkan identitasnya, semoga masa kecil kidal junior tidak terkukung lagi dengan doktrin yang membuat mereka merasa ciut dan bersalah.
Menjadi kidal bukan aneh, kidal juga bisa berprestasi dan seharusnya semua bisa menghargainya.
Salam Kidal