Mohon tunggu...
M Aulia Rahman
M Aulia Rahman Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

City life enthusiasts

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Sebuah Perjalanan ke Melaka, "World Heritage City"

28 Oktober 2017   12:43 Diperbarui: 29 Oktober 2017   03:02 3626
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bangunan Merah (The Stadhuys), Melaka. Dokumentasi Pribadi

Melaka adalah kota yang berada di tengah-tengah jalur darat antara Singapura dan Kuala Lumpur. Kota ini menyandang "World Heritage City" dari UNESCO. Suasana kota ini pun dipenuhi oleh bangunan-bangunan tua peninggalan Portugis.

 Jadi kalau anda punya rencana ke Singapura dan melanjutkan perjalanan ke Kuala Lumpur atau sebaliknya, jangan lupa singgah ke kota ini. Kota ini akan memberikan anda suasana yang berbeda serta ketenangan yang tentunya kontras dengan keadaan dua kota metropolitan tersebut. Selain itu, biaya perjalanan menggunakan bus dari Johor Bahru ke Melaka hanya 21 MYR dan Melaka ke Kuala Lumpur bertarif 10 MYR, jatuhnya lebih murah ketimbang anda membeli tiket bus langsung Johor Bahru-Kuala Lumpur yang mencapai 40 MYR. 

Menyusuri Sungai Melaka. Dokumentasi Pribadi
Menyusuri Sungai Melaka. Dokumentasi Pribadi
Waktu tempuh ke Melaka dari Johor Bahru hanya 2,5 jam, dan dari Kuala Lumpur kira-kira 2 jam perjalanan.

Sampai di Melaka, ada akan disuguhi suasana terminal bus Melaka Sentral sangat luas dan bersih. Fasilitas ruang tunggu layaknya bandara dan informasi yang jelas membuat siapapun yang baru pertama kali datang kesana gak perlu khawatir tersesat. Ketika sampai dan melangkahkan kaki di terminal tersebut, kita langsung diarahkan ke area kedatangan sama seperti bandara pada umumnya.

Melaka Sentral. Dokumentasi Pribadi
Melaka Sentral. Dokumentasi Pribadi
Terminal bus Melaka Sentral. Dokumentasi Pribadi
Terminal bus Melaka Sentral. Dokumentasi Pribadi
Masuk area terminal, tersedia banyak toko dan loket. Oh iya, terminal ini dibagi menjadi dua area, yaitu antarkota (kedatangan dan keberangkatan) dan dalam kota. bagi pelancong yang masih bingung rute bus dalam kota, tersedia pusat informasi yang letaknya di tengah- tengah area terminal.

Tourist spot di Melaka adalah bangunan merah (Christ Church). Bangunan merah ini terletak dalam kawasan kota tua UNESCO. Jadi satu-satunya bus kota yang ramai oleh para pelancong berada di platform 17. 

Bangunan merah, di foto dari area pusat informasi turis, Melaka. (dokpri)
Bangunan merah, di foto dari area pusat informasi turis, Melaka. (dokpri)
How to get there?

Sedikit gambaran saja, ketika anda sampai di Melaka Sentral, langsung saja cari platform 17 bus Panorama dan tunggulah disana. Tarif bus hanya 2 MYR dan langsung dibayar ke supir.

Bus Panorama Melaka yang berada di platform 17 Melaka Sentral (dokpri)
Bus Panorama Melaka yang berada di platform 17 Melaka Sentral (dokpri)
Bus Panorama Melaka. Dokumentasi Pribadi
Bus Panorama Melaka. Dokumentasi Pribadi
Melaka adalah kota yang kecil, selama tiga hari disini saya selalu berjalan kaki mengelilingi kota. Selain suasana yang tenang dan nyaman untuk berjalan kaki, transportasi umum untuk sekedar keliling kawasan kota tua ini tidak tersedia. Sehingga tidak ada pilihan lain selain berjalan kaki.

Untuk menuju satu tempat ke tempat lainnya, saya mengandalkan brosur "Old Melaka Heritage Tour", bisa diambil di pusat informasi turis yang letaknya tepat disebrang bangunan merah. Dengan brosur ini kita dapat mengeksplor Melaka lebih jelas.

berjalan kaki menyusuri sungai Melaka. (dokpri)
berjalan kaki menyusuri sungai Melaka. (dokpri)
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi Pribadi
Dokumentasi pribadi
Dokumentasi pribadi
Sebenarnya saya sudah dua kali ke kota ini, yaitu pada tahun 2015 dan awal 2017 lalu. Namun entah mengapa Melaka memberikan ketenangan bagi saya, atau bahkan juga bagi siapapun yang mengunjunginya. Jadi kalau saya ke Malaysia, saya pasti tidak melewatkan kota ini.

suatu siang di pinggir sungai Melaka. Dokumentasi Pribadi
suatu siang di pinggir sungai Melaka. Dokumentasi Pribadi
*) Note: Tulisan ini juga terpublikasi dalam blog pribadi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun