Mengulas kembali film everyone is there yang pada intinya menceritakan pembulian. Dimana sang korban trauma sehingga menciptakan kepribadian ganda.Â
Film ini diawali dari seorang siswi bernama Soo Yeon yang berusia 16 tahun yang hidup seorang diri dan dibulli oleh teman sekolahnya. Pada saat Soo Yeon terbangun dirumah sakit ia di hampiri oleh Detektif untuk mengetahui apa yang telah terjadi, akan tetapi Soo Yeon enggan untuk membuka mulut saking traumanya. Seperti yang kita ketahui trauma merujuk pada reaksi psikologis dan emosional yang timbul setelah seseorang mengalami peristiwa yang mengganggu, menyakitkan, atau menakutkan. Pada kasus Soo Yeon ia terbuli yang membuatnya merasa sakit yang amat dalam hingga tidak bisa membuka mulut bahkan cenderung diam.Â
Di rumah sakit itu ada beberapa ibu-ibu dari pelaku buli yang datang untuk melihat Soo Yeon. Detektif mengajukan pertanyaan pada orang tua pelaku buli, bahwasannya Soo Yeon di ajak sama anak-anaknya ke dalam hutan dan terekam CCTV. Akan tetapi orang tua pelaku buli tidak percaya bahkan menuduh Soo Yeon yang mengajaknya. Bahkan jika terbukti anaknya berbuat pembulian mereka akan memberikan kompensasi. Akan tetapi detektif marah, kasus pembulian seperti kasus anak-anak yang dapat diatasi dengan uang. Pada scene ini saya setuju dengan detektif karena pada dasarnya orang tua hanya ingin melindungi anaknya walau anaknya salah, dalam ilmu parenting anak-anak ini sudah salah karena membuat si anak makin menjadi-jadi dalam berbuat karena ia tahu bahwa tindakannya akan selalu di lindungi dan dihaous oleh orang tuanya. Untuk itu perlu di garis bawahi bahwa hal ini tidak patut untuk di contoh, jika anak salah ya bertanggung jawab dan minta maaf jangan malah membela yang salah.Â
Lanjut pada cerita, setelah itu Soo Yeon yang masih terbaring lemas di hampiri pelaku buli, pelaku buli tidak merasa bersalah bahkan pelaku nya mengolok-olok kembali sang korban. Tidak bisa di bayangkan seorang korban di datangi pembuli dan di buli di dalam rumah sakit. Begitu sakitnya sang pelaku dan begitu menyakitkannya sang korban yang mendapati hal itu. Hingga pada saat itu seorang guru datang menenagkan Soo Yeon yang pada saat itu habis dibuli sehingga mental dia terganggu dan menangis sejadi-jadinya. Seorang guru konseling pun menenangkannya dan lanjut memberikan saran untuk misi balas dendam kepada pelaku buli.Â
Pada saat itu Kang  Il Young tersebut mencari kembaran Soo Yeon, karena kembarannya itu terlalu pemberani dan cocok untuk menggantikan Soo Yeon yang masih terbaring di Rumah sakit. Awalnya kembarannya ini menolak tapi di iming-imingi bahwa kejadian pada saat Jong Yeon mencuri tidak akan dilaporkan ke polisi dan kasihan sama adiknya, dia akhirnya mau. Pembalasan dimulai Jong Yeon ini mulai melancarkan aksinya dengan menghajar ketua pelaku buli dan merekamnya seperti adimnya yang dibuli-nya. Pelaku buli ketakutan dan menangis.Â
Kang il young yang menonton rekaman dari Jong Yeon itu senang karena ia ingin permintaan maaf dari pelaku buli agar membuat Soo Yeon menghilangkan rasa traumanya. Kemudian di rasa Soo yeon sudah membaik akhirnya dia kembali bersekolah namun, ketika ia bertemu dengan pelaku buli ia langsung gemeteran dan pelaku yang melihat kesempatan itu langsung mengeksekusinya. Soo Yeon pulang dengan badan basah dan kotor lalu ia pingsan dirumahnya.Â
Jong Yeon yang tahu bahwa itu perbuatannya pelaku akhir nya meminta untuk bertemu di gunung. Â Sesampainya Jong Yeon memukul pelaku dan mengikat pelaku itu dan menyuruh untuk meminta maaf jika tidak akan di siram oleh air panas. Â Tiba-tiba Soo Yeon datang dengan memohon kepada Jong Yeon untuk memaafkan perbuatan pelau buli, tetapi kembarannya tersebut enggan, tak menyerah Soo Yeon memohon kembali yang akhirnya diterima oleh Jong Yeon. Pelaku buli merasa kebingungan dan kaget. Detektif mengetahui hal ini akhirnya menginterogasi Jong Yeon akan tetapi detektif ini ragu kenapa perilaku nya berbeda dari Soo Yeon.
 Akhirnya terungkap semuanya selama ini Soo Yeon tidak pernah memiliki kembaran bahkan tidak memiliki guru konseling, itu semua merupakan khayalan dari Soo Yeon sendiri. Saking merasa sendirian dan terbuli sehingga ia membuat cerita seolah-olah ia mempunyai orang yang peduli dengan keberadaanya. Pada akhirnya Soo Yeon ternyata sudah ditemukan tewas di awal cerita. Dan cerita mengenai hal tadi itu hanya mimpi belaka yang di buat juga oleh Soo Yeon.Â
Bisa dipetik dari film ini, bahwasannya membuli orang itu dapat membuat orang yang terbuli merasa trauma bahkan sampai ingin bunuh diri. Untuk itu kita tidak boleh melakukan pembulian. karena itu merupakan tindakan tidak bermoral.Â
Menurut saya film ini sangat Plot Twis karena sosok Joo Yeon dan guru konseling Kang il young ternyata di akhir film bukanlah orang sungguhan melainkan sosok buatan Soo yeon sendiri. Film ini cocok di beri rating 9 karena makna dibalik film ini juga banyak terutama untuk warga di korea yang tinggi kasus buli.Â
"Pelaku buli memang tidak merasakannya tetapi sang korban merasakannya"