Mohon tunggu...
Siti RohmahAulia
Siti RohmahAulia Mohon Tunggu... Mahasiswa - seorang mahasiswa

Freelance writer

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Mengenal Sastra Melalui Program Sasaba

21 Agustus 2023   10:55 Diperbarui: 21 Agustus 2023   11:19 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Banten wilayah Lebak

Sabasa atau Sarasehan Sastra Lebak merupakan program unggulan yang dijalankan oleh paguyuban Duta Bahasa Provinsi Banten wilayah Lebak pada hari Minggu, 20 Agustus 2023, di Museum Multatuli Rangkasbitung, Lebak, Banten. Program ini bertujuan untuk mengenalkan sastra kepada masyarakat khususnya generasi muda di Kabupaten Lebak.

Rencananya, program ini akan dilaksanakan selama 3 kali dalam 3 bulan (terhitung dari bulan Agustus sampai bulan Oktober 2023) dengan tema yang berbeda, yaitu: mengenal sastra, teknik menulis sastra, dan membuat sastra.

Pada kesempatan kali ini, Sabasa jilid I dihadiri oleh 13 peserta yang berasal dari daerah yang berbeda di Kabupaten Lebak dengan pembahasan utama yaitu mengenal sastra secara umum. Dipimpin oleh Kang Pilah Nahrudin, Duta Bahasa Provinsi Banten 2021, program berjalan dengan lancar, kondusif, dan menyenangkan. Dimulai dengan pertanyaan "apa itu sastra?", memancing gejolak rasa ingin tahu peserta Sasaba untuk lebih mengenal sastra.

"Sastra adalah ekspresi seseorang yang dituangkan ke dalam tulisan agar bisa dikenang suatu hari nanti". Jawab Dinda, salah satu peserta Sasaba jilid I.

"Sastra adalah karya tulis yang memiliki keindahan dan makna tersendiri sebagai interpretasi penulis". Ungkap Mita, salah satu peserta Sasaba jilid I.

Pilah sebagai pemimpin diskusi setuju dengan pendapat Dinda dan Mita. Namun, ia juga menerangkan bahwa sastra tidak hanya berbentuk tulisan, namun juga dapat berbentuk lisan. Ia memberi contoh sastra lisan yang ada di Kabupaten Lebak, antara lain: kidung atau nyanyian tentang keindahan dan pujian yang serupa dengan syair, pupulih atau dongeng yang dibacakan orang tua kepada anaknya sebelum tidur, dan pantun buhun atau pantun berbahasa sunda yang biasa digunakan ketika Seba Baduy.

Ketiga sastra ini hanya contoh dari sekian banyak sastra yang ada di Kabupaten Lebak. Namun, sastra-sastra daerah ini mulai ditinggalkan masyarakat sebab tidak adanya upaya pelestarian sastra daerah.

Oleh karena itu, Duta Bahasa Provinsi Banten wilayah Lebak menjalankan program Sasaba dengan harapan agar generasi muda bisa saling bekerja sama untuk melestarikan sastra daerah.

Rida, Duta Bahasa Provinsi Banten 2021 sekaligus ketua IKADUBAS Provinsi Banten 2023, berharap program ini tidak hanya dilaksanakan untuk 3 bulan kedepan melainkan terus dijalankan sebagai program rutin setiap bulannya agar masyarakat lebih mengenal sastra, dapat melestarikan sastra daerah, dan dapat membuat sebuah karya sastra.

Paguyuban Duta Bahasa Provinsi Banten wilayah Lebak mengajak masyarakat umum untuk turut serta berpartisipasi melestarikan sastra dengan mengikuti program Sasaba ini pada Sasaba jilid II dan seterusnya. Untuk informasi lebih lanjut mengenai program Sasaba akan disiarkan melalui akun instagram @sasaba.id.

Kalau menurutmu, sastra itu apa, sih?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun