Mohon tunggu...
AULIYA ZIKRAFADILA
AULIYA ZIKRAFADILA Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

Nama saya AL ya lengkapnya auliya lebih panjangnya ada di ktp dan akte. Saya berasal dari bengkulu yang terkenal dengan raflesia arnoldi pasti semua warga konoha & dunia tau raflesia arnoldi itu apa, ya kan? Hobi saya makan & tidur soalnya saya sibuk parah dan refreshing saya itu hobi saya. segini dulu kalo kepanjangan nanti jadi makalah, sekian terimakasih untuk ibu grace semoga nilai A ya bu..

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Diplomasi Multilateral dalam Mengatasi Krisis Kemanusiaan

10 Juli 2023   21:22 Diperbarui: 10 Juli 2023   21:42 94
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam artikel ini, membahas mengenai strategi diplomasi multilateral untuk mengatasi krisis kemanusiaan. Di tengah kompleksitas dan eskalasi krisis kemanusiaan dalam era globalisasi, kerjasama yang koordinatif dan kolaboratif dari negara-negara dan organisasi internasional menjadi semakin penting. 

Melalui analisis kasus dan studi literatur, artikel ini menganalisis peran diplomasi multilateral dalam menangani krisis kemanusiaan, metode yang digunakan, hasil yang telah dicapai, serta tantangan yang dihadapi. Selain itu, artikel ini juga memberikan pemahaman tentang pentingnya kerjasama internasional dalam menyelesaikan krisis kemanusiaan dan memberikan rekomendasi untuk meningkatkan efektivitas diplomasi multilateral di masa depan.

Salah satu masalah terpenting dalam hubungan internasional saat ini adalah krisis kemanusiaan. Dalam berbagai bentuk, seperti bencana alam, konflik bersenjata, pengungsi, dan kemiskinan. Kehidupan manusia sangat terpengaruh oleh krisis kemanusiaan. Upaya individu atau negara tunggal tidak lagi cukup untuk menangani krisis kemanusiaan yang semakin kompleks dan berkembang. Dengan demikian, diplomasi multilateral telah menjadi metode yang semakin penting untuk menangani krisis kemanusiaan. 

Diplomasi multilateral melibatkan kerjasama antara berbagai negara dan kelompok internasional untuk menyelesaikan konflik, memberikan bantuan kemanusiaan, dan mendorong perdamaian dan keamanan di seluruh dunia. Strategi ini menekankan bahwa untuk menghadapi tantangan kemanusiaan yang kompleks, berbagai pemangku kepentingan harus berkomunikasi, bernegosiasi, dan bekerja sama.

Dalam penelitian ini, digunakan pendekatan analisis literatur dan studi kasus. Pendekatan analisis literatur digunakan untuk mengumpulkan informasi dari berbagai sumber yang relevan mengenai diplomasi multilateral dan krisis kemanusiaan. Sementara itu, studi kasus digunakan sebagai ilustrasi untuk menggambarkan bagaimana strategi diplomasi multilateral diterapkan dalam mengatasi krisis kemanusiaan, dengan menekankan pada beberapa peristiwa nyata yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Dalam kaitannya dengan krisis kemanusiaan, diplomasi multilateral memberikan sejumlah keuntungan yang signifikan. Pertama, melalui kerjasama internasional, negara-negara memiliki kesempatan untuk menggabungkan sumber daya, keahlian, dan pengalaman mereka guna merespons krisis dengan lebih efektif. Tindakan bersama ini mampu memperkuat upaya penyelesaian konflik, pemulihan pasca-konflik, serta memberikan bantuan dan perlindungan bagi mereka yang terdampak. Kedua, diplomasi multilateral memiliki peran yang penting dalam menggalang kesepakatan dan perjanjian yang menjadi dasar penyelesaian krisis kemanusiaan. 

Melalui proses perundingan dan negosiasi multilateral, negara-negara dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan dan mengurangi potensi konflik di masa depan. Selain itu, diplomasi multilateral juga berperan sebagai mekanisme pengawasan untuk memastikan implementasi dari komitmen yang telah disepakati.

Namun, perlu diakui bahwa diplomasi multilateral dalam menangani krisis kemanusiaan juga menghadapi tantangan yang harus dihadapi. Pertama, adanya pertentangan kepentingan nasional antara negara-negara dapat menjadi hambatan dalam mencapai kesepakatan dan kerjasama yang komprehensif. Ketika negara-negara berusaha melindungi kepentingan mereka sendiri, penyelesaian krisis kemanusiaan sering kali menjadi kompleks dan memerlukan pendekatan diplomasi yang lebih rumit. 

Di samping itu, juga terdapat tantangan dalam menghadapi ketidakefektifan mekanisme pengambilan keputusan dan koordinasi dalam kerangka diplomasi multilateral. Proses pengambilan keputusan yang memakan waktu dan kompleks antara berbagai negara dan organisasi internasional dapat menghambat respons terhadap krisis yang memerlukan tindakan cepat. Koordinasi yang efektif dan alokasi sumber daya yang tepat juga menjadi masalah yang sangat penting dalam menghadapi krisis kemanusiaan yang meluas.

Secara keseluruhan, diplomasi multilateral memiliki peranan penting dan efektif dalam menghadapi krisis kemanusiaan di era hubungan internasional saat ini. Dengan adanya kerjasama internasional, negara-negara dapat menggabungkan sumber daya dan keahlian mereka untuk merespons krisis dengan efektif. Diplomasi multilateral juga berperan dalam mempromosikan kesepakatan dan perjanjian yang menjadi dasar penyelesaian krisis kemanusiaan, serta berfungsi sebagai mekanisme pengawasan. 

Meskipun dihadapkan pada tantangan, seperti adanya kepentingan nasional yang bertentangan dan ketidakefektifan mekanisme pengambilan keputusan, upaya berkelanjutan untuk meningkatkan efektivitas diplomasi multilateral akan menjadi kunci dalam menghadapi krisis kemanusiaan yang kompleks di masa depan.

 

DAFTAR PUSTAKA

MALEY, W., ENGLAND, J., OSA, Y., RIYANTO, S., SINANU, F., & DOLOKSARIBU, Y. (2013). Budaya paham kemanusiaan: perspektif dari Asia-Pasifik. M. Hirono, & J. O'Hagan (Eds.). Department of International Relations, School of International, Political and Strategic Studies, College of Asia and the Pacific, Australian National University.

ARIFIN, R. R. (2022). KRISIS KEMANUSIAAN SAAT INTERVENSI ARAB SAUDI PADA KONFLIK YAMAN TAHUN 2015-2019.

Sundari, R., Prayuda, R., & Sary, D. V. (2021). Upaya Diplomasi Pemerintah Indonesia Dalam Mediasi Konflik Kemanusiaan Di Myanmar. Jurnal Niara, 14(1), 177-187.

Wangke, H. (2021). Diplomasi digital dan kebijakan luar negeri Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Rahmawati, R., Maulana, M. I., & Heriansyah, H. (2021). HAK ASASI MANUSIA DAN DIPLOMASI KEMANUSIAAN: Human Rights and Humanitarian Diplomacy. Global Mind, 3(1), 50-69.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun