Saat ini UMKM mendapat perhatian secara masif dari sektor ekonomi sebagai salah satu penggerak kesejahteraan masyarakat. Di desa Margosari, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal terdapat UMKM yang sangat potensial untuk dikembangkan salah satunya yaitu produksi anyaman bambu berupa tebok, tampah, besek, baki, tempat hampers, kipas tangan, dll.Â
Setelah melakukan survei mengenai potensi desa tersebut, KKN Universitas PGRI Semarang kelompok 57 yang ditempatkan di desa Margosari sangat tertarik untuk turut mengembangkan dan memberikan patronasi atas kendala dalam UMKM agar dapat dicarikan solusinya sehingga semakin sukses.
Kendala pada produksi anyaman bambu tersebut ialah kurangnya minat generasi muda untuk melanjutkan usaha produk anyaman karena nilai jualnya yang masih rendah dan sangat sulit untuk meningkatkan nilai jual sedangkan bahan baku semakin mahal dan sulit didapatkan.Â
Menanggapi atas kendala yang terjadi, KKN Universitas PGRI Semarang kelompok 57 bertindak secara solutif yaitu menggelar pelatihan atau workshop mengenai penerapan teknologi laser pada ayaman bambu dalam rangka untuk meningkatkan nilai estetika dan nilai jual pada anyaman bambu.
Dengan demikian, produk anyaman bambu tidak hanya dibeli atas kebutuhan fungsional, namun diharapkan terdapat minat beli dalam ranah kebutuhan estetika/keindahan.Â
Pelatihan tersebut diselenggarakan  pada Jumat malam, 11 Februari 2022 dimulai sekitar pukul 19.30 WIB, bertempat di Posko Putri Mahasiswa KKN, tepatnya di Dukuh Pagendingan RT 01 RW 4 desa Margosari, Patebon, Kendal.Â
Program ini sangat diapresiasi oleh perangkat desa Margosari sehingga dapat dihadiri oleh beberapa tokoh masyarakat, kader PKK, pelaku usaha UMKM, dan ketua Karang Taruna.Â
Pelatihan penerapan teknologi laser pada anyaman bambu ini dipandu secara langsung oleh Bapak Yuris Setyoadi, S.Pd., M.T yang sudah kompeten di bidangnya selaku dosen program studi teknik mesin di Universitas PGRI Semarang.
Ibu Mahmudah (Kepala Desa Margosari) menyampaikan "Wah ini bagus untuk meningkatkan harga jual anyaman bambu di Desa Margosari, diberi gambar dengan mesin ini bisa dijual dengan harga 2x lipat, harus diniati supaya bisa terealisasi".
Pelaksanaan pelatihan berjalan sangat semarak, karena para hadirin sangat antusias berpartisipasi, tertarik, dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk dapat meningkatkan kreativitas dan direalisasikan pada usaha anyaman bambu kedepannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H