Mohon tunggu...
Auliya Solihin
Auliya Solihin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi, Universitas Komputer Indonesia

Saya adalah seorang Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi yang memiliki kegemaran Nonton Drama Korea dan Menganalisis peristiwa atau kasus di dalam Drama Korea tersebut dan Saya juga Memiliki Hobi Menulis cerita yang terinspirasi dari Drama Korea itu, Mulai dari Deskripsi Tokoh dan membuat Alur cerita yang menarik.

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Modus Penipuan DM Tiktok, 700 Ribu Lenyap dalam Jeratan Like Comment Postingan

14 Februari 2024   20:40 Diperbarui: 14 Februari 2024   20:48 520
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penipuan online semakin merajalela seiring dengan meluasnya penggunaan media sosial. Salah satu modus yang cukup umum adalah penawaran pekerjaan seperti like dan comment pada postingan, seperti yang dialami Perempuan yang berinisial NA, seorang karyawan catering berusia 21 tahun asal Cipageran, Cimahi Utara, kota Cimahi yang menjadi korban penipuan cerdik melalui media sosial, menggambarkan pengalaman sedihnya kehilangan 700 ribu rupiah akibat tergiur oleh tawaran pekerjaan di TikTok dan Instagram. 

Sebuah akun TikTok memberikan tawaran pekerjaan melalui DM kepada NA dengan janji penghasilan melalui tugas like dan comment di postingan-postingan yang diarahkan oleh admin akun tersebut, yang menawarkan bayaran menggiurkan sebesar 1 juta rupiah per minggu. Tergiur oleh potensi penghasilan tersebut karenaNA pun butuh tambahan penghasilan untuk keperluan kuliahnya, NA mulai menjalankan tugas yang pada awalnya tampak sederhana, karena NA berpikir penghasilan yang ditawarkan tersebut masih logis tidak terlalu besar.

Di hari pertama NA berhasil meraih 250 ribu rupiah dari hasil like dan comment pada postingan TikTok dan Instagram yang dimana di transfer oleh adminnya, mendapati hal tersebut NA makin percaya dengan pekerjaan ini, namun dinamika berubah ketika tugas harian NA semakin kompleks yang dimana awalnya diharuskan komentar dan like di 300 akun media sosial baik di instagram dan tiktok meningkat harus komentar dan like di 800 akun media sosial dan tiktok setiap harinya, yang disusul dengan permintaan untuk deposit setidaknya 150 ribu rupiah per hari selama empat kali dengan dalih akan dikembalikan bersamaan dengan penghasilan nanti, lalu NA pun mentransfer uang tersebut kepada admin akun tiktok tersebut dengan total 600 ribu rupiah. Lalu NA bernegosiasi dengan admin akun tersebut, "Apakah bisa kesepakatan yang anda janjikan ini dikurangi nominalnya, soalnya uang saya semakin menipis karena kebutuhan lainnya" Tutur NA. Lalu sang admin pun membolehkan tambahan transfer sebesar 100 ribu rupiah dari kesepakatan 150 ribu rupiah. Jadi total uang NA yang telah diberikan kepada admin akun tersebut sebesar 700 ribu rupiah.

Tanpa diduga, setelah mentransfer sejumlah uang tersebut, besoknya admin akun menghilang tanpa jejak dan akun tiktok tersebut hilang, meninggalkan NA dalam keadaan pahit kehilangan total 700 ribu rupiah. Modus operandi penipuan ini tidak hanya melibatkan tugas-tugas sederhana di media sosial, tetapi juga memanfaatkan manipulasi psikologis dengan menjanjikan penghasilan yang besar.

Kisah NA teman saya ini memberikan peringatan serius bagi pengguna aktifmedia sosial untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap tawaran pekerjaan yang terlalu menggiurkan. Keamanan finansial harus diutamakan, dan penting bagi pengguna untuk selalu melakukan verifikasi menyeluruh terhadap keaslian tawaran pekerjaan sebelum terlibat dalam aktivitas yang berpotensi merugikan secara finansial.

Dalam menghadapi maraknya modus penipuan di media sosial, langkah pertama yang harus diambil adalah meningkatkan kesadaran pengguna terhadap potensi risiko. Tawaran pekerjaan dengan bayaran besar perlu disikapi dengan skeptisisme atau selalu mencurigai hal apapun, terutama jika persyaratan tugasnya berkembang secara tiba-tiba menjadi lebih rumit dan meminta transfer uang. Kasus NA menggambarkan bagaimana penipu memanfaatkan ketidaktahuan dan ketidakwaspadaan korban untuk mencapai tujuannya.

Verifikasi dan penelusuran mendalam terhadap akun atau tawaran pekerjaan merupakan langkah berikutnya yang perlu diambil oleh pengguna media sosial. Mengecek keabsahan akun, membaca ulasan atau pengalaman pengguna lain, dan mencari informasi tentang perusahaan atau penawaran tersebut dapat membantu mengidentifikasi potensi penipuan. Dalam kasus NA, keputusan untuk mentransfer lebih banyak uang seharusnya dipertanyakan secara kritis, dan langkah preventif dapat diambil dengan mencari konfirmasi langsung dari pihak yang terkait sebelum melakukan pembayaran.

Tindakan kolaboratif antara pihak berwenang dan platform media sosial dalam mengatasi modus penipuan sangat penting. Pihak berwenang, seperti lembaga kepolisian atau lembaga yang berwenang, dapat memberikan dukungan hukum dan penindakan terhadap pelaku kejahatan daring. Di sisi lain, platform media sosial memiliki peran vital dalam mendeteksi dan menanggapi tindakan penipuan.

Pertukaran informasi yang lebih efektif antara pihak berwenang dan platform dapat memungkinkan identifikasi lebih cepat terhadap pelaku penipuan. Pelaporan tindakan penipuan oleh pengguna juga menjadi kunci dalam memahami tren dan pola perilaku penipuan yang mungkin berkembang. Dengan memanfaatkan teknologi analisis data, platform dapat memantau aktivitas mencurigakan dan mengambil tindakan pencegahan.

Dalam mengakhiri pembahasan, penting untuk diingat bahwa kewaspadaan dan pendekatan skeptis atau jangan mudah percaya terhadap tawaran pekerjaan di media sosial dapat menjadi benteng pertahanan yang efektif. Modus penipuan terus berkembang, dan pengguna perlu memperbarui pengetahuan mereka tentang taktik penipu untuk tetap terlindungi. Kesadaran dan kehati-hati adalah kunci untuk menjaga keamanan finansial dan integritas pribadi dalam era digital yang penuh tantangan ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun