Mohon tunggu...
Auliya Mufidah
Auliya Mufidah Mohon Tunggu... Mahasiswa - UNIVERSITAS AIRLANGGA

saya adalah seorang mahasiswa Universitas Airlangga jurusan Kesehatan Masyarakat.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

TINGGINYA KONSUMSI GULA: Si Manis yang Mengancam Kesehatan Masyarakat

9 Desember 2024   20:05 Diperbarui: 9 Desember 2024   20:05 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Makanan Manis ( Sumber: https://images.app.goo.gl/8TD1S2LAua5KFo92A )

Pernahkah kalian sadari, berapa banyak gula yang kita konsumsi setiap hari? Terkadang, tanpa disadari, kita telah mengonsumsinya dalam jumlah besar. Banyak remaja masa kini yang gemar menikmati minuman kekinian seperti boba, milkshake, atau frappuccino, bahkan sering nongkrong di kafe sambil memesan makanan manis. Semuanya terasa menyenangkan, tetapi tahukah kalian bahwa kebiasaan ini bisa berdampak serius pada tubuh?

Dalam beberapa dekade terakhir, dunia menyaksikan ledakan konsumsi gula yang sulit dibendung. Di Indonesia, fenomena ini tak kalah mencemaskan. Berdasarkan laporan WHO, rata-rata konsumsi gula global jauh melampaui batas aman yang direkomendasikan, yakni 25 gram per hari untuk orang dewasa. Gula, si manis yang kita cintai, kini diam-diam menyusup ke setiap sudut kehidupan kita. Sayangnya, ia membawa lebih dari sekadar rasa manis, tetapi juga ancaman kesehatan serius yang tak bisa diabaikan. (WHO, 2015, Guideline: Sugar Intake for Adults and Children, Geneva, WHO Press).

 

Mengapa Konsumsi Gula Begitu Tinggi?

  • Manis yang Mudah Dijangkau

Pernahkah kamu berfikir berapa banyak gula yang masuk ke tubuhmu setiap hari? Dari biskuit murah di warung hingga jus buah kemasan, gula tersembunyi ada di mana-mana. Produk-produk ini sering kali dipasarkan sebagai "pilihan sehari-hari." Dengan akses yang begitu mudah, apakah kamu yakin sudah cukup waspada terhadap ancaman gula tersembunyi?

  • Iklan yang Menghipnotis

Pernahkah kamu merasa "terhipnotis" oleh iklan minuman manis? Dengan cerita yang penuh kebahagiaan, iklan membuat kita percaya bahwa kesenangan ada dalam sebotol soda atau sekotak camilan. Anak-anak pun menjadi target utama strategi ini.

  • Gula Tersembunyi dalam Produk Sehari-hari

Pernahkah kamu berpikir, makanan yang kamu anggap sehat ternyata menyimpan gula tersembunyi? Dari yogurt rasa hingga saus tomat, gula sering muncul di tempat yang tak terduga. Sadarkah kamu, satu porsi jus kemasan saja bisa mengandung hingga 30 gram gula lebih dari batas harian yang disarankan?

 

Dampak Mengerikan di Balik Rasa Manis

  • Lonjakan Energi dan Penurunan Cepat (Sugar Crash)

Pernah merasa tiba-tiba lelah setelah mengonsumsi sesuatu yang manis? Itu karena gula memberikan energi instan, tetapi ketika kadar gula darah turun, tubuh terasa lemas, sulit fokus, bahkan emosi jadi tak stabil.

  • Peningkatan Risiko Jerawat

Bagi remaja, gula bisa menjadi musuh kulit. Gula memicu peradangan dan produksi minyak berlebih, membuat kulit lebih rentan terhadap jerawat. Pikirkan dua kali sebelum menyeruput boba manis favoritmu!

  • Gangguan Konsentrasi

Konsumsi gula tak hanya memengaruhi tubuh, tetapi juga otak. Sulit fokus saat belajar? Bisa jadi kebiasaan ngemil makanan manis diam-diam menjadi penyebabnya.

  • Diabetes: Sahabat Gula yang Tak Terpisahkan

Tahukah kamu, konsumsi gula berlebih adalah salah satu alasan utama meningkatnya kasus diabetes tipe 2, bahkan pada usia muda? Tubuh dipaksa bekerja keras mengatur gula darah, hingga akhirnya sistem tersebut menyerah. Apakah segelas soda atau kopi manis benar-benar sepadan dengan risiko ini?

  • Obesitas: Ancaman Kesehatan Global

Obesitas bukan sekadar soal penampilan, tetapi pintu masuk berbagai penyakit serius seperti jantung dan stroke. Gula dalam minuman manis adalah salah satu penyebab utamanya. Jadi, apakah kebiasaan nongkrong di kafe sambil menikmati minuman manis benar-benar worth it?

  • Kerusakan Gigi: Dari Manis ke Asam

Setiap kali mengonsumsi gula, bakteri di mulut mengubahnya menjadi asam yang perlahan-lahan merusak gigi. Lubang kecil yang tak terlihat bisa berkembang menjadi masalah besar. Apakah rasa manis sebanding dengan sakit gigi yang bisa kamu alami?

Bagaimana Kita Melawan Si Manis yang Berbahaya Ini?

  • Ganti Minuman Manis dengan Air Putih atau Infused Water

Biasakan membawa botol minum sendiri. Jika bosan, tambahkan potongan lemon, jeruk, atau daun mint untuk rasa segar.

  • Kurangi Jajan Minuman Kekinian

Minuman seperti boba atau kopi susu biasanya tinggi gula. Batasi konsumsi maksimal 1-2 kali seminggu dan pesan dengan sedikit gula.

  • Pilih Buah Segar daripada Camilan Manis

Saat ingin ngemil, pilih buah seperti apel, pisang, atau jeruk daripada cokelat atau permen.

  • Buat Sendiri Makanan Favorit

Suka pancake atau roti bakar? Buat sendiri di rumah tanpa gula tambahan, lalu tambahkan topping seperti madu atau buah.

  • Hindari Sereal Manis untuk Sarapan

Ganti dengan oatmeal yang ditambahkan susu dan sedikit madu atau buah segar.

  • Gunakan Bumbu Alami

Kurangi saus instan seperti saus tomat atau kecap manis. Ganti dengan rempah alami seperti bawang putih, jeruk nipis, atau cabai segar.

  • Kurangi Porsi Jajan Cemilan Kemasan

Jika sulit berhenti, kurangi porsinya. Belilah kemasan kecil atau berbagi dengan teman.

  • Batasi Pemakaian Gula Saat Membuat Teh atau Kopi

Mulailah mengurangi sedikit demi sedikit gula dalam minuman favorit, hingga terbiasa tanpa gula sama sekali.

 

Waspadai dan Kendalikan!

 

Gula memang manis, tetapi ancamannya tidak. Sudah waktunya kita lebih bijak dalam memilih apa yang kita konsumsi. Setiap keputusan kecil, seperti memilih air putih ketimbang soda, adalah langkah menuju hidup yang lebih sehat. Mari bersama-sama mengurangi dominasi gula dalam kehidupan kita. Karena pada akhirnya, kesehatan adalah kenikmatan sejati yang tak ternilai harganya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun