Mohon tunggu...
auliya juwita
auliya juwita Mohon Tunggu... Guru - guru di smpn 1 kemuning

hai, perkenalkan saya auliya juwita, biasa di panggil auliya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 2.3 - Coaching untuk Supervisi Akademik

9 Oktober 2022   15:35 Diperbarui: 9 Oktober 2022   15:38 2425
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

KONEKSI ANTAR MATERI

MODUL 2.3 -- COACHING UNTUK SUPERVISI AKADEMIK

Auliya Juwita

Calon Guru Penggerak angkatan 5

a. Pengertian Coaching dan Relevasinya dengan Pemikiran Ki Hajar Dewantara

Kegiatan coaching merupakan salah satu proses "menuntun" kemerdekaan belajar murid dalam kegiatan pembelajaran di sekolah untuk mengeksplorasi dirinya guna mencapai tujuan pembelajaran dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya . Hal ini sejalan dengan pemikiran Ki Hajar Dewantara (KHD) dimana menurutnya pendidikan itu adalah ada proses menuntun yang dilakukan guru untuk mengubah prilaku murid sehingga dapat hidup sesuai kodratnya baik sebagai individu maupun bagian dari masyarakat.

b. Peran Guru dalam Coaching

 

Coaching memiliki peran yang sangat penting karena dapat digunakan untuk menggali potensi murid sekaligus mengembangkannya dengan berbagai strategi yang berdasarakan apa yang sudah digali oleh coach, tentunya bermanfaat mengatasi masalah pembelajaran atau masalah eksternal yang mengganggu proses pembelajaran dan menggali potensi murid tanpa mereka sadari.

Coaching merupakan Sebuah proses kolaborasi yang berfokus pada solusi, berorientasi pada hasil dan sistematis, dimana coach memfasilitasi peningkatan atas performa kerja, pengalaman hidup, pembelajaran diri, dan pertumbuhan pribadi dari coachee.

 

Bagaiman pentingnya keterampilan coaching bagi seorang guru?

Peran Guru sebagai coaching hendaknya tidak mengajarkan atau menginstruksikan sesuatu, tidak juga memberikan saran atau solusi secara langsung. Guru membantu murid yang bertindak sebagai coachee untuk belajar dan bertumbuh. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mengajukan pertanyaan. Tentu saja bukan sembarang pertanyaan. Namun pertanyaan-pertanyaan yang dapat memicu kesadaran diri dan menimbulkan tindakan kreatif, menciptakan suasana nyaman dan rasa percaya untuk memberikan kebebasan dan kemerdekaan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan reflektif untuk menjadi murid (coachee) kuat secara kodratnya, dengan demikian diharapkan guru dapat menuntun murid untuk menemukan solusi di setiap permasalahan yang dimilikinya.

 

c. Implementasi Coaching terhadap pembelajaran berdiferensiasi dengan berintegrasi terhadap kompetensi social emosional dalam kegiatan pembelajaran.

Salah satu cara meningkatkan potensi dan kemampuan murid adalah dengan mengintegrasikan pembelajaran berdiferensiasi, dengan memperhatikan kebutuhan belajar murid berdasarkan kesiapan belajar, minat, dan profil belajar murid. Guru sebagai coach akan menggali kebutuhan belajar murid dengan memaksimalkan segala potensi yang dimiliki murid.  Secara emosional potensi murid akan dapat mberkembang secara maksimal. Proses coaching tetap memperhatikan ranah social emosional sehingga dapat menyelesaikan setiap masalah yang ada pada murid sesuai dengan kemampuannya sendiri.

Dalam prosesnya, coaching biasa menggunakan alur TIRTA yaitu:

Tujuan utama

Identifikasi masalah

Rencana aksi

TAnggung jawab.

d. Refleksi Diri terhadap proses coaching di sekolah

 

Melalui proses coaching membantu guru dalam menuntun segala kodrat murid sehingga dapat memperbaiki lakunya.

Melalui proses coaching membantu guru mengarahkan murid untuk tetap berada  diarah yang benar dalam menggali potensi diri murid.

Melalui proses coaching guru dapat membantu murid memperoleh kemerdekaan belajar disekolah dalam mengeksplorasi dirinya guna mencapai tujuan pembelajaran.

Melalui pembelajaran yang berpihak pada murid serta coaching yang dilakukan oleh guru dapat mewujudkan murid yang merdeka belajar yang berkembang sesuai dengan  potensi dirinya. Pada akhirnya terciptalah Well- being Murid.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun