Sejumlah faktor berkontribusi terhadap terjadinya stunting itu sendiri, seperti kurangnya pengetahuan tentang kesehatan dan gizi sebelum dan selama kehamilan.
Fakta bahwa 60% bayi usia 0--6 bulan tidak menerima makanan eksklusif, fakta bahwa bayi berusia 0--24 bulan tidak mendapat pengganti ASI, kurangnya akses terhadap layanan kesehatan yang memadai, air bersih dan sanitasi, serta pola makan kaya nutrisi.
Program "Olahan Ikan sebagai Makanan Pendamping ASI (MPASI)" dalam bentuk nugget ikan merupakan salah satu upaya untuk mengatasi permasalahan gizi balita di Desa Jiwowetan. Â
Olahan ikan disebut nugget ikan, rasanya asin, enak, dan memberikan banyak manfaat bagi kesehatan, terutama bagi tumbuh kembang anak kecil.Â
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat nugget ikan bermacam-macam, antara lain ikan tepung terigu, telur, bawang merah, bawang putih, remah roti, daun bawang, garam, dan penyedap rasa.Â
Setelah penulis berbincang dengan Ibu Siti salah satu kader posyandu Jiwowetan, yang mengatakan bahwa umumnya masyarakat Jiwowetan hanya bergantung dengan pemberian makanan saat acara posyandu saja, maka dari itu terpilihlah program ini untuk mengedukasi masyarakat tentang olahan apa saja yang bisa dibuat dari ikan. Â
Protein, vitamin, dan mineral yang terkandung dalam nugget ikan bermanfaat bagi tumbuh kembang anak secara umum dan anak pada khususnya.Â
Sehingga melalui program demo memasak ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada Ibu agar lebih memperhatikan gizi yang diberikan kepada anak.Â
Selain itu dibuatnya makanan pendampng ASI berupa nugget ikan ini diharapkan dapat meningkatkan minat konsumsi bagi balita, sebagai salah satu bentuk upaya untuk mencegah terjadinya gizi buruk.
Penulis: Shabriel Auliya Firdaus (Ilmu Kelautan/20), Biantari Alika Az Zahra (Gizi/20)