Mohon tunggu...
Auliya Ahda Wannura
Auliya Ahda Wannura Mohon Tunggu... Mahasiswa - Penulis

Seorang Penulis freelance dan solo traveler.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Perkebunan Sawit dan Deforestasi Hutan: Tantangan Global dalam Menjaga Keberlanjutan Ekosistem

10 Januari 2025   09:26 Diperbarui: 10 Januari 2025   09:26 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar (padangkita.com)

Perkebunan Sawit dan Deforestasi Hutan: Tantangan Global dalam Menjaga Keberlanjutan Ekosistem

Hutan tropis, merupakan rumah bagi berbagai spesies flora dan fauna, memiliki fungsi alami yang sangat penting. Hutan berperan sebagai penyerap karbon yang efektif, membantu mengurangi jumlah gas rumah kaca di atmosfer, dan menjaga kestabilan iklim. Selain itu, hutan juga berfungsi sebagai habitat bagi berbagai spesies, pengatur siklus air, serta penyedia sumber daya alam yang dibutuhkan oleh manusia, seperti kayu, obat-obatan, dan hasil hutan lainnya.

Namun, deforestasi yang terjadi akibat pembukaan lahan untuk perkebunan sawit mengancam semua fungsi tersebut. Deforestasi ini, yang merujuk pada proses penghilangan atau kerusakan hutan untuk kepentingan lain, seperti pembukaan perkebunan, telah menjadi penyebab utama kerusakan lingkungan di Indonesia dan negara-negara tropis lainnya.

Dampak deforestasi tidak hanya terasa di tingkat lingkungan, tetapi juga berdampak pada aspek sosial, dan ekonomi. Secara sosial, deforestasi dapat menyebabkan konflik antara perusahaan besar yang membuka lahan sawit dengan masyarakat adat yang tergantung pada hutan untuk kehidupan sehari-hari. Banyak suku dan komunitas lokal terpaksa kehilangan mata pencaharian mereka akibat pengambilalihan tanah oleh perusahaan-perusahaan perkebunan.

Dari segi ekologis, deforestasi menyebabkan hilangnya habitat bagi ribuan spesies yang bergantung pada hutan untuk bertahan hidup. Di Indonesia, spesies langka seperti orangutan dan harimau Sumatra semakin terancam punah akibat kerusakan habitat yang disebabkan oleh pembukaan lahan untuk sawit.

Dampak jangka panjang lainnya juga sangat merugikan, karena hutan menyediakan berbagai layanan ekosistem yang tak ternilai harganya, seperti pengaturan suhu, penyerapan air hujan, dan pencegahan erosi tanah. Kehilangan hutan dapat meningkatkan frekuensi bencana alam seperti banjir dan tanah longsor, yang pada akhirnya merugikan ekonomi lokal dan nasional. Dari perspektif alam, deforestasi berkontribusi pada pemanasan global dengan mengurangi kemampuan Bumi untuk menyerap karbon dioksida, memperburuk perubahan iklim, dan meningkatkan polusi karbon di atmosfer.

Selain itu, penggunaan pestisida dan bahan kimia dalam perkebunan sawit juga bisa menyebabkan penurunan kualitas tanah. Pestisida yang digunakan untuk membunuh hama tanaman sering kali mengandung bahan kimia berbahaya yang dapat meresap ke dalam tanah, mengubah keseimbangan mikroorganisme tanah, dan merusak keanekaragaman hayati yang ada. Tanah yang terkontaminasi pestisida tidak hanya menjadi kurang subur tetapi juga lebih rentan terhadap erosi, karena hilangnya vegetasi penahan tanah yang alami.

Deforestasi dan pembukaan lahan sawit juga merusak sistem pengaturan aliran air alami di kawasan hutan. Tanpa hutan sebagai penahan air, hujan yang jatuh langsung mengalir ke sungai, meningkatkan risiko banjir dan erosi tanah. Erosi ini kemudian membawa tanah yang terkontaminasi bahan kimia ke dalam badan air, memperburuk kualitas air dan membahayakan kehidupan akuatik.

Sawit tidak dapat menggantikan fungsi alami pohon di hutan tropis karena peran pohon tropis jauh lebih kompleks dan ekstensif. Pohon-pohon tropis memiliki akar yang dalam dan sistem perakaran yang luas yang membantu mencegah erosi tanah, mengatur aliran air, serta menjaga kelembaban tanah dan udara.

Dalam menghadapi tantangan besar ini, pendekatan yang lebih berkelanjutan diperlukan untuk memitigasi dampak negatif deforestasi. Salah satu solusi yang telah diusulkan adalah melalui Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO), sebuah organisasi yang bertujuan untuk mempromosikan produksi kelapa sawit yang berkelanjutan. RSPO menetapkan standar yang harus dipatuhi oleh perusahaan-perusahaan kelapa sawit dalam rangka mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun