Baru – baru ini terjadi kejadian viral di tiktok yang menuai pro dan kontra. Pasalnya, pengunggah video dengan pemilik platform sosial media Tiktok @Dark, memperlihatkan kejadian dirinya ditarik oleh seekor orangutan dari dalam kandang.
Jika dilihat dalam adegan video, pengunggah awalnya meletakkan kamera lalu mencoba berinteraksi pada seekor orangutan dengan jarak yang sangat dekat. Ia memberikan kedua tangannya seakan ingin menggendong orang utan dari luar kandang.
Namun, dengan spontan orangutan tersebut menarik bajunya dan membuatnya panik karena tenaga orangutan tersebut begitu kuat. Pada akhirnya pengunggah dibantu oleh satu temannya hingga dapat berhasil terlepas dari jeratan orangutan tanpa luka pada tubuhnya, hanya ada robekan pada bajunya.
Tak disangka, video berlatar belakang di Kasang Kulim Zoo, Kabupaten Kampar, Riau yang diunggah di akun Tiktok @Dark, telah mendapat 3.1 juta like dan 102.6 ribu komentar. Banyak juga netizen Tiktok berkomentar bahwa kejadian ini begitu lucu dan menggelikan hingga membuat mereka tertawa terbahak – bahak. Ada pula yang sampai membagikan video ini dalam sosial media lainnya, seperti WhatsApp, Facebook, bahkan membuat parody dari video tersebut yang menambah kelucuan dari peristiwa ini.
Namun, tak disangka video ini menuai kontra dan kecaman pada platform Twitter. Pasalnya, menurut pemilik akun @piyopikavet atau biasa disapa sebagai Dokter Purbo, seorang pengurus Asosiasi Dokter Hewan Satwa Liar, Akuatik, dan Hewan Eksotik di Indonesia (ASLIQEWAN) bahwa video viral tersebut sangatlah tidak etis. “Sepertinya ini di kebun binatang yah, harusnya standar keamanan kandang buat pengunjung dan satwa ga sejelek ini. Akses manusia ke satwa dengan mudah ini berbahaya. Karena satwa liar juga berbahaya. Selain itu risiko besar transmisi zoonosis. Ini ga bisa dibenarkan si”
Memang jarak pagar antara hewan dengan manusia harus sangat diperhatikan jarak dan keselamatan untuk pengunjungnya sebagai perlindungan agar satwa tidak meraih, mencakar, bahkan menggigit pengunjung serta penyebaran penyakit dari hewan ke manusia bahkan sebaliknya.
Selain jarak pagar, setiap satwa harus ada setidaknya seorang penjaga/keeper yang mengawasi interaksi hewan dengan pengunjung agar tidak terjadi hal – hal yang tidak diinginkan seperti dalam video di atas. Hal ini juga diperkuat pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.22 Tentang Lembaga Konservasi. Dalam Pasal 12 tercantum bahwa kebun binatang harus memiliki penjaga (animal keeper) atau zoo interpreter untuk mengawasi interaksi antara satwa dan pengunjung.
Hal penting lainnya adalah tingkat stress satwa yang harus diperhatikan dengan pemeliharaan dan perawatan satwa. Hal tersebut sangat berkaita erat dengan adanya kandang pemeliharaan, kandang perawatan, kandang peragaan, serta areal bermain satwa yang harus diberikan. Dalam video yang terlihat, kandang yang diperlihatkan nampak sangat kecil bagi satwa seperti orangutan.
Areal bermainpun juga tidak nampak pada kandang. Hal ini bisa menjadi pemicu satwa mengalami stress yang tentu hal ini tidak memenuhi 5 freedom of Animal Welfare. Apabila tidak diawasi secara ketat dan pengaturan batas jarak dengan pengunjung sangat minim, maka hal – hal yang tidak diinginkan seperti penyerangan secara tiba tiba bisa saja terjadi.
Dalam fakta di lapangan, melalui video klarifikasi pihak zoo, bahwa pihak Kasang Kulim Zoo telah memberikan jarak dan pagar pembatas yang cukup jauh antara kandang satwa dengan pengunjung serta peringatan untuk tidak melewati pagar.
Namun, pemilik akun Tiktok @Dark telah melewati pagar pembatas antara pengunjung dengan satwa. Usut punya usut ia melakukan hal tersebut hanya sebagai konten belaka. Hal itu dapat dibuktikan pada snap instagramnya yang kegirangan ketika followersnya naik drastis menjadi puluhan ribu seakan hal itu menguntungkan bagi dirinya.