Mohon tunggu...
Aulia Zahra Afifah
Aulia Zahra Afifah Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswa Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Sebagai mahasiswa Hubungan Internasional, saya memiliki minat yang mendalam terhadap dinamika global dan keragaman budaya. Menulisan adalah media saya untuk mengeksplorasi, memahami, dan menghubungkan berbagai perspektif dunia. Melalui tulisan, saya berusaha menyampaikan cerita-cerita yang melintasi batas-batas geografis dan kultural, mengajak pembaca untuk melihat dunia dari berbagai sudut pandang.

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Analisis Kebijakan Ekonomi Politik Internasional Singapura : Taylor Swift

5 Juni 2024   11:07 Diperbarui: 5 Juni 2024   11:29 185
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggapan Pemerintah Singapura

Perdana Menteri Lee Hsien Loong menanggapi kritik tersebut dengan menegaskan bahwa Singapura memiliki alasan ekonomi dan strategis untuk menjalankan kebijakan tersebut. Meskipun negara-negara tetangga mungkin merasa kecewa dengan kesepakatan tersebut, Lee menekankan bahwa Singapura tidak bertujuan untuk menjadi tidak ramah terhadap tetangganya. Sebaliknya, keputusan Singapura untuk menjadi tuan rumah eksklusif konser Taylor Swift didasarkan pada pertimbangan ekonomi dan diplomasi budaya yang menguntungkan bagi negara tersebut. Ini menunjukkan bahwa kebijakan politik Singapura dalam hal ini lebih difokuskan pada kepentingan nasional dan pembangunan ekonomi daripada hubungan bilateral dengan negara-negara tetangga.

Kesimpulan

Keputusan Singapura untuk mengadakan konser eksklusif Taylor Swift mencerminkan strategi ekonomi yang cerdas dan ambisius. Dengan memanfaatkan acara besar seperti ini, Singapura tidak hanya berharap untuk meningkatkan ekonomi lokal melalui pariwisata dan konsumsi, tetapi juga memperkuat posisinya sebagai pusat budaya dan hiburan di Asia Tenggara. Meskipun langkah ini mungkin menimbulkan beberapa ketegangan diplomatik, namun strategi ini menunjukkan komitmen Singapura dalam mengejar pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan memperkuat citra internasionalnya. Keberhasilan ini bisa menjadi model bagi negara-negara lain di kawasan untuk memikirkan ulang strategi ekonomi dan diplomasi budaya mereka.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun