Mohon tunggu...
Aulia Zahra
Aulia Zahra Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Manajemen UIN MALIKI MALANG

Fashionable, berwawasan, terpenting mandiri.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

About Me

28 April 2021   19:07 Diperbarui: 28 April 2021   19:11 254
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Namanya adalah Aulia Zahra. Ia lahir di kota Lhokseumawe, 15 Februari 2002. Ia adalah anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Ridwan dan Sri Muryati. Aul adalah panggilan akrabnya, ia terlahir di keluarga yang sederhana. Ayahnya seorang karyawan swasta di sebuah Perseroan Terbatas (PT) di Indonesia, sedangkan ibunya adalah seorang ibu rumah tangga.

Ia memiliki seorang kakak bernama Nadya yang berprofesi sebagai karyawan swasta. Ia juga memiliki adik laki-laki bernama Raul yang bersekolah SMP dan duduk di bangku kelas 2. Sejak kecil dia selalu diberi nasihat dari orang tuanya untuk tidak malu dengan keadaan apapun, syukuri apapun yang di berikan Allah SWT, rajin beribadah, baik terhadap sesama, jujur, dan bertanggung jawab atas seluruh perbuatan yang dilakukan. "Hargai dan hormati keluargamu dan orang terdekatmu terlebih dahulu, maka kamu akan bisa menghargai dan dihargai oleh orang lain" sepatah kalimat itulah yang menjadi prinsip dalam hidupnya hingga sekarang.

Ketika berumur 6 tahun, ia memulai pendidikan di SDN 1 Arun Lhokseumawe, Aceh. Kemudian ketika duduk di bangku kelas 3 SD memasuki naik kelas 4, dia pindah ke Bekasi mengikuti orang tuanya. Ia melanjutkan kelas 4 di SD Jaya Suti Abadi,Tambun Selatan. Selepas lulus dari SD tahun 2014, dia mengikuti orang tuanya mutasi kerja ke Sorong, Papua Barat. Ia melanjutkan pendidikan SMP di SMPN 1 Kota Sorong. Setelah lulus dari bangku SMP, dia melanjutkan pendidikan SMA nya di SMAN 3 Kota Sorong. Ia tidak lulus sampai kelas XII SMA di Sorong dikarenakan saat duduk di kelas XI SMA tepatnya di semester 2, ia pindah yang ke empat kalinya mengikuti orang tua mutasi kerja ke Bekasi. Kemudian melanjutkan pendidikan SMA di SMA Jaya Suti Abadi di Bekasi yang kebetulan Sekolah tersebut tempat ia melanjutkan pendidikan SD.  

Memang agak sedikit rumit, tetapi justru dia sangat senang dan bersyukur bisa diberikan kesempatan berpindah-pindah wilayah, sebab ia bisa mengenal budaya daerah lain di Indonesia walaupun tidak banyak daerah yang tinggali dan memperbanyak relasi.

Ketika ia berumur 11 tahun, dia pernah mengikuti lomba menggambar dan mewarnai di salah satu acara family gathering yang diadakan perusahaan ayahnya. Ia meraih juara ke 1 dalam perlombaan tersebut. Tentu saja ini membuat hatinya sangat senang dan semakin bersemangat dalam menggambar dan mewarnai. Ia sangat menyukai dan semakin bersemangat mempelajari warna-warna gradasi dan menggambar pemandangan. Kemudian, saat ia kelas X SMA, dia pernah mengikuti lomba fashion show antar sekolah SMA seKota Sorong. Saat itu, ia berhasil memenangi juara harapan ke 2 dari lomba tersebut. Sudah pasti ia sangat senang walaupun hanya mendapatkan juara harapan ke 2. Menurutnya, ini merupakan pengalaman yang tidak dapat diulang ketika dia bersekolah di Papua. Selain itu, ia juga aktif dalam berbagai kegiatan di sekolah, Aul bergabung dengan organisasi pramuka, paskibra, PMR, dan komunitas cinematography.  

Selain memiliki ketertarikan di bidang menggambar dan mewarnai, dia juga memiliki ketertarikan dengan dunia photography. Hingga sekarang pun, dia masih mengasah kemampuannya dalam dunia editing. Aul juga memiliki hobi yang sama seperti kebanyakan orang yaitu berenang. Baginya berenang sangatlah menyehatkan dan membantu meninggikan tubuh. Olahraga menurut dia sangatlah penting.

Dahulu saat ia kecil, ia memiliki masa yang sangat buruk tidak seperti anak kecil yang memiliki masa yang senang dan bermain dengan banyak teman. Semasa dia TK hingga sekolah SD, ia sering sekali di bully oleh teman-teman dikelasnya. Dulu dia sangat bingung mengapa kok dia selalu dibully, sebab dia merasa tidak pernah melakukan kesalahan apa-apa. Ada saja temannya yang menjahili hingga mengolok-olok. Saat TK hingga SD, dia sering sekali menangis sebab teman-temannya sering membully. 

Dulu dia tidak mengerti kalau sebenarnya ia dibully karena tidak mengerti apa itu bullying dan mendengar kata tersebut pun tidak. Tapi saat dia sudah kelas 4 SD, baru menyadari bahwa dia sebenarnya menjadi korban bullying. Ia menyadari bahwa memang saat ia kecil dia tidak secantik teman-temannya yang lain. Ia memiliki tubuh yang besar dan juga gendut. Sering sekali Aul dipanggil dengan sebutan "EH GENDUT, EH SI GENDUT...." begitulah sebutan yang dibuat teman-temannya untuk dia. Bahkan dulu sempat ada salah satu guru yang memanggilnya dengan sebutan yang sama. Menurutnya itu lucu, tetapi pernahkah berpikir bagaimana perasaan si anak tersebut. Bagaimana mental dan psikis yang terbentuk sedari kecil sudah mendapat perlakuan seperti itu. Seorang guru yang seharusnya melindungi dan memberi nasihat agar si korban bully tidak drop, melainkan juga ikut menyebutkan hal yang sama.

Bullying itu bukanlah komedi, apalagi bahan untuk tertawa. Bullying sangat mempengaruhi sikap si korban dan sampai ada yang drop karna mendapat perlakuan tersebut. Aul pun hingga sekarang masih ingat detail seburuk dan separah apa perlakuan yang didapat, tetapi ia tidak bisa berbuat apa-apa. Aul hanya bisa sabar dan menguatkan diri padahal di hatinya sangatlah rapuh. Di umur yang sekarang sudah menginjak 19 tahun, ia menyadari bahwa sebenarnya ia harus melewati dulu semua hal itu agar bisa mencapai posisi yang sekuat sekarang. Ia terkadang kagum dengan diri sendiri bahwa sedari kecil dia sudah sekuat itu.

Saat SMP, ia berusaha melupakan kejadian tersebut di dalam hidupnya, karena menurutnya hanya membuat dia sakit hati dan sedih. "Tidak ada gunanya" begitu katanya. Pernah juga dia benci dengan diri sendiri kenapa dia terlahir tidak secantik teman-temannya. Semakin waktu berjalan, akhirnya dia menyadari bahwa harus selalu bersyukur dengan kejadian yang pernah terjadi dalam kehidupan. Kejadian buruk ataupun baik yang terjadi, itulah yang mengantarkan dia hingga posisi yang sekarang. Perlahan ia mulai menyadari betapa pentingnya mencintai diri sendiri. Sebab, jika tidak mencintai diri sendiri bagaimana ia bisa dicintai orang lain. Ia berprinsip untuk selalu positive thinking, apapun perkataan orang lain kepadanya jangan pernah diambil hati, jangan pernah dibawa baper. Sebab perlakuan apapun yang kita lakukan sebaik apapun itu pasti akan dianggap salah di mata orang yang tidak menyukai.

Sedikit kata dari Aul "Janganlah memaksakan sesuatu atau merubah sesuatu untuk orang lain agar disegani dan ditemani,belum tentu ia akan menganggap dan baik terhadap kita. Sewajarnya saja, dan cintailah selalu diri sendiri. Sebab setiap perjalanan kehidupan baik buruk diri kita sendiri yang menjalani dan menanggung sendiri setiap masalah yang datang."

Sekian pengenalan Aul terhadap para pembaca. Mohon maaf apabila masih ada kekurangan penulisan kata dan ucapan. Wassalammualaikum warahmatullahhi wabarakatuh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun