Mohon tunggu...
Aulia Yuri Rahmawati
Aulia Yuri Rahmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 PPKn Universitas Negeri Semarang

Membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sosialisasi Politik pada Anak-Anak, Remaja, dan Dewasa

16 Maret 2023   23:27 Diperbarui: 16 Maret 2023   23:29 553
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oleh,

Baiti Khairin 3301421008

Aprilia dwi riyanti 3301421014

Adelya Ainur Fatimah 3301421018

Salsa Bila Febialfiana 3301421028

Aulia Yuri Rahmawati 3301421032

Rahma Cahyani 3301421090

PENDAHULUAN

Manusia merupakan makhluk sosial, yang mana manusia harus mampu untuk hidup bermasyarakat serta berinteraksi dengan manusia lain. Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia pasti berkaitan dengan aspek politik. Pada proses implementasinya, hal ini dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung dengan praktik politik. Dalam ilmu politik terdapat istilah "political socialization" atau bisa disebut dengan sosialisasi politik (Haryanto, 2018 : 6). Sosialisasi politik menjadi salah satu fungsi yang melekat pada suatu sistem politik.

Jika bertanya kepada beberapa orang bagaimana mereka masuk ke dunia politik, mereka akan memberikan jawaban yang beragam. Bisa ditebak, ada banyak jawaban yang berbeda. Beberapa orang akan mengatakan, mungkin tanpa berpikir panjang, bahwa mereka diperkenalkan dengan politik melalui sekolah. Bagi mereka, sekolah adalah salah satu institusi yang bertanggung jawab atas proses pembelajaran politik bagi masyarakat awam. Pembelajaran politik ditularkan secara langsung atau tidak langsung kepada individu sejak kecil. Seperti diketahui, guru-guru mengajarkan murid-muridnya sejak sekolah dasar dan seterusnya, misalnya, dasar-dasar negara, simbol-simbol negara, lagu kebangsaan, dan bendera nasional. 

Di pendidikan menengah dan tinggi, guru memperkenalkan siswa pada model-model sistem kenegaraan, lembaga-lembaga negara/pemerintah dan lembaga-lembaga politik seperti partai politik. Berbeda dengan mereka yang memulai sebagai orang dewasa, pembelajaran politik dapat dikatakan datang langsung dari pengalaman berpartisipasi dalam proses politik. Mereka terlibat aktif dalam organisasi partai politik, sehingga pengalaman mereka berguna untuk menambah wawasan politik mereka. Namun, aktivitas mereka dalam politik praktis bisa jadi tidak merata.

Istilah sosialisasi politik sering digunakan, misalnya untuk menganalisis fakta bahwa pembelajaran politik dimulai pada masa kanak-kanak. Pada tahap inilah pembelajaran melalui keluarga menjadi sangat penting. 

Hal ini karena keluarga adalah tempat pertama dimana seorang individu bersentuhan dengan pihak lain. Namun, ada juga peneliti yang menunjukkan bahwa lingkungan sosial memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap perkembangan pengetahuan politik. Argumen ini didasarkan pada fakta bahwa interaksi seseorang dengan orang lain di lingkungan sosial, seperti teman atau kolega, relatif lebih intens dibandingkan dengan anggota keluarga.

Pada pemaparan ini juga mengkaji tentang pembelajaran politik yang meliputi negara, kekuasaan, kebijakan, pengambilan keputusan, dan distribusi kekuasaan atau lembaga dengan dengan kapasitas kewarganegaraan seseorang.

ANALISIS 

Sosialisasi politik diartikan sebagai suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala politik (Raga Maran, 2001:136). Sosialisasi politik sangat penting di tanamkan dalam segala usia mulai dari anak-anak hingga dewasa, untuk anak-anak karena agar setidaknya kita tahu apabila pemerintah melakukan penyelewengan. 

Hal ini sejalan dengan tujuan sosiologi politik menurut Pasha Afifah yakni Untuk memperluas pemahaman dan penghayatan serta wawasan terhadap masalah-masalah politik yang berkembang, Mampu meningkatkan kualitas diri dalam berpolitik sesuai dengan aturan hukum yang berlaku, Dapat meningkatkan kualitas kesadaran politik rakyat menuju peran aktif dan partisipasinya terhadap pembangunan politik bangsa secara keseluruhan.

  • Usia Sekolah Dasar

Negara

Berdasarkan wawancara yang tim kami telah lakukan pada beberapa anak sekolah dasar di daerah Sekaran Gunung Pati, Kota Semarang mengenai politik secara sederhana. Mayoritas dari mereka telah mengetahui dasar-dasar politik, seperti cakupan kenegaraan yang meliputi warna bendera Indonesia dan maknanya, lagu nasional Indonesia, Arti Bhinneka Tunggal Ika, Nama presiden yang menjabat sekarang, dan Pancasila. Walaupun terdapat lupa namun apabila diberi stimulus maka mereka akan sanggup menjawab. 

Kekuasaan

Selanjutnya aspek cakupan kekuasaan secara sederhana, tim kami menanyakan hal-hal yang berkaitan tentang kekuasaan dari mulai lingkup rumah dan sekolah meliputi siapa yang ditakuti dan disukai di sekolah. 

Mayoritas dari mereka menjawab gurunya sebagai orang yang ditakuti dan disukai karena terdapat guru yang sangat disiplin sehingga mereka takut dan guru yang terbuka, ramah yang membuat mereka lupa waktu saat guru tersebut mengajar. kemudian pertanyaan siapa yang dominan di rumah, pertanyaan ini dijawab dengan beragam, ada yang Bapak, ibu, bahkan kakak mereka tergantung masing-masing keluarga. Ada satu pertanyaan dengan jawaban menarik yakni siapa yang berkuasa di kelas, mayoritas menjawab tidak ada, menurut mereka semua teman dan setara. 

Kebijakan

Cakupan aspek politik kebijakan secara sederhana, tim kami bertanya tentang siapa yang membuat aturan di rumah, jawaban mereka beragam ada bapak maupun ibu. Yang membuat aturan dirumah biasanya adalah orang yang paling dominan. Kemudian kami bertanya tentang apa yang terjadi bila anggota keluarga melanggar aturan tersebut, mayoritas dari mereka menjawab dimarahi, dinasehati, dll. 

Pengambilan Keputusan

Selanjutnya aspek pengambilan keputusan dalam keluarga, awalnya mereka tidak mengerti. Namun tim kami memberi contoh seperti diskusi liburan keluarga, diskusi makan hari ini, dll. Dan mereka menjawab keputusan di diskusikan terlebih dahulu, ada juga yang menjawab terkadang dia hanya mengikuti keputusan orang tuanya. Kemudian dalam ranah sekolah pengambilan keputusan, tim kami bertanya mengenai bagaimana cara mereka memilih ketua kelas, mereka menjawab calon kandidat dipilihkan gurunya, kemudian dilakukan voting kelas terhadap calon kandidat ketua kelas yang tadi terpilih, sehingga mereka telah menjalankan asas demokrasi.

Distribusi Kekuasaan

Kemudian aspek distribusi kekuasaan secara sederhana, dengan aturan yang telah ditetapkan di rumah tadi kami bertanya, apakah aturan tersebut dibagi rata atau tidak, mereka menjawab aturan yang ditetapkan bapak atau ibu mereka biasanya dibagi rata kepada saudara-saudaranya. Contohnya adik menyapu, kakak mengepel lantai. Sehingga di keluarga mereka terdapat pembagian peraturan dan distribusi kekuasaan. 

  • Usia Remaja

Negara

Tim kami mewawancarai beberapa narasumber dengan kisaran usia remaja tentang politik di lingkup keluarga, sekolah, dan masyarakat namun tetap disesuaikan dengan batasan pembahasan yang telah tim kami tetapkan. Pertanyaan yang kami tanyakan adalah apakah narasumber mengetahui politik dan seperti apa politik menurut pandangan narasumber. Menurut narasumber politik adalah pemerintah, kekuasaan, dan segala sesuatu yang berkaitan dengan negara. Terdapat juga narasumber yang berpendapat bahwa politik adalah sesuatu yang digunakan pemerintah untuk mencapai kepentingannya.

Kekuasaan 

Untuk pertanyaan cakupan kekuasaan yang tim kami tanyakan kurang lebih sama dengan pertanyaan yang kami ajukan kepada anak sekolah Dasar, yakni siapa yang lebih dominan di sekolah dan rumah, siapa yang di takuti dan disukai di sekolah, dan bagaimana narasumber memilih calon kandidat ketua Osis. . Untuk yang pertama siapa yang dominan di sekolah narasumber menjawab terdapat beberapa kelompok yang menonjol di kelasnya, kemudian di rumah yang dominan beragam jawabannya, ada yang bapak ataupun ibu. Pertanyaan selanjutnya yakni siapa yang ditakuti di sekolah, mayoritas narasumber menjawab gurunya dikarenakan menurut mereka sangat tegas dan disiplin. Kemudian pertanyaan bagaimana narasumber bisa memilih calon kandidat ketua osis tersebut, narasumber menjawab karena visi misi yang meyakinkan dan ada pula yang menjawab karena faktor kedekatan dengan calon kandidat ketua Osis. 

Kebijakan

Dari wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu narasumber. Aspek kebijakan dapat diwujudkan di rumah. Aspek kebijakan yang diwujudkan di rumah terwujud melalui aturan yang telah disepakati bersama untuk diberlakukan di rumah. Pihak yang membuat aturan untuk diberlakukan di rumah adalah ayah. Kebijakan yang tercermin dari aturan yang telah dibuat adalah semua anggota keluarga memiliki kewajiban menaati aturan yang sudah dibuat. Jika ada anggota keluarga yang melanggar aturan tersebut, maka akan mendapatkan sanksi atau hukuman berupa diperingatkan atau diingatkan oleh anggota keluarga yang lain. 

Pengambilan Keputusan 

Dari wawancara yang telah dilakukan dengan seorang narasumber. Untuk aspek pengambilan keputusan dapat diterapkan di rumah dan sekolah. Pengambilan keputusan yang diterapkan di rumah diwujudkan melalui pembagian tugas dalam melakukan pekerjaan rumah. Informasi yang didapatkan dari narasumber, untuk pekerjaan rumah dilakukan bersama-sama dengan anggota keluarga lainnya. Selain itu, pengambilan keputusan juga terwujud melalui musyawarah untuk menentukan atau menyelesaikan suatu permasalahan, seperti musyawarah untuk menentukan lokasi untuk menghabiskan waktu libur sekolah. Pengambilan keputusan juga diwujudkan di sekolah, melalui voting yang dilakukan untuk memilih ketua OSIS di sekolah. Dari perwujudan pengambilan keputususan disimpulkan bahwa dalam pengambilan keputusan lebih mengutamakan kepentingan bersama.

Distribusi kekuasaan

Berdasarkan wawancara yang tim kami telah lakukan terkait aspek politik distribusi kekuasaan, tim kami bertanya mengenai apakah dalam aturan keluarga terdapat pembagian kerjanya, dan narasumber kami menjawab bahwa untuk pelaksanaan tugas rumah terdapat pembagian kerja. Pembagian kerja terkait pelaksanaan tugas rumah dilaksanakan bersama-sama. Artinya seluruh anggota keluarga saling bekerjasama dalam melakukan pekerjaan rumah. Pembagian kerja ini merupakan cerminan dari pelaksanaan prinsip keadilan serta mengutamakan kepentingan orang banyak.

  • Usia Dewasa 

Negara 

Dari wawancara yang dilakukan dengan seorang narasumber. Diketahui beberapa warga negara yang mencapai umur dewasa telah mengetahui karakteristik negara secara umum. Pertanyaan yang diutarakan salah satunya meliputi warna bendera Negara Indonesia, lagu nasional Negara Indonesia, Nama presiden yang menjabat saat ini termasuk berkaitan dengan Pancasila. Dari pertanyaan yang telah dijawab dengan seksama, diketahui bahwa sebagai warna negara telah mengetahui karakteristik Negara Indonesia secara umum. Hal ini penting dilakukan, sebagai upaya dalam mewujudkan warga negara yang memiliki rasa nasionalisme terhadap negaranya. 

Kekuasaan

Dari wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu narasumber, aspek kekuasaan dapat diwujudkan dimana saja. Salah satu perwujudan dari kekuasaan adalah diwujudkan di lingkungan rumah. Aspek kekuasaan yang tercermin di lingkungan rumah, adalah pihak yang merasa paling dominan di rumah. Dominan yang dimaksud adalah pihak yang memiliki pengaruh lebih tinggi dibanding anggota yang lain. Salah satu narasumber yakni Mahasiswa UNNES menjawab pertanyaan terkait pihak yang paling dominan di rumah adalah bapak, selaku kepala rumah tangga. Sebagai kepala rumah tangga, Bapak memiliki kekuasaan untuk memimpin serta mengarahkan anggota keluarga yang lain menuju hal yang baik. 

Kebijakan 

Dari wawancara yang telah dilakukan dengan salah satu narasumber, aspek kebijakan juga dapat diterapkan dimana saja. Aspek kebijakan yang diwujudkan di rumah, terwujud melalui pembuatan aturan yang telah disepakati bersama. Salah satu narasumber, yaitu Mahasiswa UNNES, mengatakan bahwa pihak yang membuat aturan di rumah adalah ibu. Selanjutnya dalam menjalankan aturan yang dibuat, terkandung kebijakan yang berlaku. Kebijakan tersebut, terwujud dari sanksi atau hukuman yang didapatkan jika salah satu ada anggota keluarga yang melanggar aturan. Sanksi atau hukuman yang diberikan berupa akan dimarahi serta diingatkan anggota keluarga yang lain. 

Pengambilan Keputusan

Dari wawancara yang telah dilakukan dengan seorang narasumber, aspek pengambilan keputusan diterapkan di rumah dan kampus. Perwujudan aspek pengambilan keputusan yang diterapkan di lingkungan rumah meliputi pembagian tugas untuk melakukan pekerjaan rumah serta melakukan musyawarah untuk memutuskan sesuatu. Dari Mahasiswa UNNES yang diwawancarai, untuk tugas melakukan pekerjaan rumah diputuskan oleh Ibu yang akan dikerjakan bersama dengan anggota keluarga yang lain. Selain itu, pengambilan keputusan juga terwujud dari kegiatan musyawarah yang dilakukan. Menurut salah satu Mahasiswa UNNES, di rumahnya sering mengadakan musyawarah untuk memutuskan sesuatu, salah satunya adalah memutuskan mencari lokasi untuk berlibur. Selain itu, juga ada Votting yang digunakan untuk memilih ketua BEM. Dari wawancara yang dilakukan, tercermin bahwa pengambilan keputusan sudah dilakukan dengan adil dan tidak merugikan pihak lain. 

Distribusi Kekuasaan 

Dari salah satu narasumber yang diwawancarai, distribusi kekuasaan dapat diterapkan di lingkungan rumah. Salah satu perwujudan dari distribusi kekuasaan adalah pembagian untuk melakukan pekerjaan rumah. Menurut salah satu Mahasiswa UNNES, lingkungan rumahnya sudah melakukan distribusi kekuasaan, yang terwujud melalui pelaksanaan pekerjaan rumah yang dikerjakan bersama-sama. Hal ini berarti semua anggota keluarga turut serta dalam melakukan pekerjaan rumah sesuai dengan tugasnya masing-masing. Tidak ada yang hanya melihat atau memerintah saja. Dari aspek distribusi kekuasaan yang telah dilakukan oleh salah satu Mahasiswa UNNES tercermin bahwa narasumber sudah melakukan distribusi kekuasaan dengan baik.

PENUTUP

Simpulan

Sosialisasi politik diartikan sebagai suatu proses bagaimana memperkenalkan sistem politik pada seseorang dan bagaimana orang tersebut menentukan tanggapan serta reaksi-reaksinya terhadap gejala politik.

Pada anak sekolah dasar 

Aspek cakupan berdasarkan negara sebagian dari mereka telah mengetahui dasar-dasar politik, seperti cakupan kenegaraan yang meliputi warna bendera Indonesia dan maknanya, lagu nasional Indonesia, Arti Bhinneka Tunggal Ika, nama presiden dan serta dapat menyebutkan 5 sila Pancasila. 

Aspek cakupan berdasarkan kekuasaan yaitu, lingkup rumah dan sekolah meliputi siapa yang ditakuti dan disukai di sekolah.

Aspek cakupan berdasarkan kebijakan yaitu, siapa yang membuat aturan dirumah.

Aspek cakupan berdasarkan pengambilan keputusan yaitu, lingkup rumah dan sekolah meliputi diskusi liburan keluarga, diskusi makanan, sedangkan lingkup sekolah bagaimana cara memilih ketua kelas.

Aspek cakupan distribusi kekuasaan yaitu, pembagian aturan kerja dirumah.

Pada anak remaja

Aspek cakupan berdasarkan negara yaitu, apa yang diketahui tentang politik.

Aspek cakupan berdasarkan kekuasaan yaitu, lingkup rumah dan sekolah meliputi siapa yang ditakuti dan disukai di sekolah serta bagaimana memilih calon kandidat ketua osis.

Aspek cakupan kebijakan yaitu, aspek kebijakan yang diwujudkan dirumah seperti peraturan yang diberlakukan dirumah. 

Aspek cakupan berdasarkan pengambilan keputusan yaitu, lingkup rumah dan sekolah. Lingkup rumah seperti pembagian tugas dalam mengerjakan tugas rumah sedangkan disekolah, voting ketua osis.

Aspek cakupan distribusi kekuasaan yaitu, pembagian aturan kerja dirumah.

Pada anak dewasa

Aspek cakupan berdasarkan negara yaitu, karakteristik negara indonesia secara umum.

Aspek cakupan berdasarkan kekuasaan yaitu, lingkup rumah seperti siapa yang paling dominan dirumah.

Aspek cakupan berdasarkan kebijakan yaitu, lingkup rumah seperti apa saja kebijakan-kebijakan yang berlaku dirumah.

Aspek cakupan berdasarkan pengambilan keputusan yaitu, lingkup rumah seperti melakukan pekerjaan rumah dan musyawarah pengambilan keputusan.

Aspek cakupan berdasarkan distribusi kekuasaan yaitu, lingkup rumah seperti melakukan pekerjaan rumah.

Saran

Semakin berkembangnya zaman, pengetahuan masyarakat akan politik semakin bertambah buruk. Akibat kasus-kasus politik oleh suatu oknum membuat masyarakat berpikir bahwa politik adalah kegiatan kotor. Oleh sebab itu, diharapkan pengetahuan-pengetahuan politik di masyarakat dapat ditingkatkan melalui kegiatan-kegiatan kampanye maupun sosialisasi politik. 

Dengan sosialisasi politik, masyarakat akan mendapatkan informasi yang kuat dan benar mengenai politik. Sehingga, pemikiran masyarakat mengenai politik dapat berkembang. Sedangkan pada anak-anak dan remaja, pengetahuan politik dan kewarganegaraan dapat diajarkan sejak dini, yaitu melalui kegiatan pembelajaran. Di sekolah, siswa dapat dikenalkan mulai dari ideologi, bendera, semboyan, dan hal-hal lain tentang negara. Dengan ditanamkannya pengetahuan-pengetahuan tersebut sejak dini, maka kelak dapat menciptakan warga negara yang baik atau good citizenship. 

Diharapkan masyarakat dapat mengerti dan memahami dengan sebaik-baiknya mengenai politik dan negara agar dapat tercipta warga negara yang baik, serta dapat mlaksanakan kewajibannya sebagai warga negara dengan maksimal. Selain itu, diharapkan masyarakat mampu melaksankaan atau mengimplementasikan nilai-nilai dalam ideologi negara yaitu Pancasila dalam kehidupan sehari-harinya.

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

Dokpri
Dokpri

REFERENSI

Haryanto. (2018). Sosialisasi Politik: Suatu Pemahaman Awal. Yogyakarta: Penerbit PolGov.

Pasha, Afifah 2019. Tujuan sosialisasi politik dan sarana dalam kehidupan kewarganegaraan. https://www.liputan6.com . Diakses tanggal 16 Maret 2023

Raga Maran,R. 2001. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun