Mohon tunggu...
Aulia Widi Mangesti
Aulia Widi Mangesti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Laboratory Junior Assistant at Faculty of Psychology Universitas Airlangga | Undergraduate Psychology Student at Universitas Airlangga

I always love to seek innovative way to solve things, especially inside a multidisciplinary team. Interested in any design practice that leads to impactful results.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mind Management, Menata Pikiran Mengolah Jiwa

16 Mei 2022   09:18 Diperbarui: 16 Mei 2022   09:23 1475
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemudian yang ketiga adalah berfikir dengan cara lateral. Kalau kita naik pesawat, pasti ada sayap kanan dan kiri dan kita bisa melihat bagian sayap tersebut, apa artinya? Ini adalah cara berfikir secara sosial. Artinya janganlah kita merasa sendiri dalam kehidupan ini. 

Kalaupun Anda berhasil secara individual, Anda harus kembangkan menuju keberhasilan kolektif. Ada yang disebut personal victory ada pula public victory. 

Tentu saja Anda tidak bisa mendapatkan public victory sebelum Anda bisa memenangkan Anda sendiri. Itulah sebabnya mengapa dalam sholat kita mengakhirinya dengan mengucapkan salam ke kanan dan kiri. Apa artinya? Anda memberikan keselamatan kepada orang disebelah kanan dan kiri Anda, pun juga keberkahan, kesejahteraan dan kedamaian untuk masyarakat yang ada di dunia barat dan di dunia kiri.

“Tiadalah Kami mengutus kamu wahai Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam.” Al-Anbiya ayat 107.

Kemudian komponen yang kedua dalam tubuh manusia tidak hanya sekedar proses berfikir, tapi juga proses merasakan. Ada feeling, ada perasaan bahkan lebih tajam dari pikiran. Yang pertama dibutuhkan adalah honestly, kejujuran. Yang disebut jujur bukan berarti lugu dan polos namun menyampaikan sesuai dengan realita yang ada, sehingga kita tidak punya beban untuk itu.

Dalam sirah Nabawiyah, diriwayatkan bahwa Rasulullah adalah seorang pedagang yang al-amin. Dan kata kunci al-amin itu sebenarnya kejujuran Beliau. Kredibilitas. 

Dalam dunia sales dan marketing, yang terpenting bukan how to sell your product but how to sell your self, bukan sekedar Anda berfikir keras bagaimana Anda menjual produk atau ide supaya bisa dibeli oleh konsumen. Persoalan pertama yang harus Anda pikirkan adalah how to sell your self

Dalam statistik dikatakan bahwa sekitar 50 sampai 70% konsumen membeli sebuah produk bukan karena kehebatan produk tersebut melainkan karena simpatik penjual kepada konsumen. Artinya, kita harus lebih mendahulukan how to sell your self kepada orang lain kemudian baru setelah itu kita menjual produk kita. Dan nilai tertinggi untuk menjual diri itu adalah terletak pada kejujuran.

Aset kedua yang menguatkan perasaan kita adalah empati. Empati satu tingkat lebih dari mendengarkan dan ikut merasakan apa yang orang lain rasakan(simpati), yakni memberi solusi. Think what they think, feel what thet feel and act as you want them to act. Mereka ingin mendapatkan suatu jalan keluar, bukan sekedar menangis bersama bukan sekedar gembira bersama.

Kemudian yang ketiga ada sincerity ‘ketulusan’. Apa yang dimaksud dengan ketulusan? Kalau dalam bahasa Islam disebutnya al-ikhlas. Salah satu makna al-ikhlas adaalah bersih dari karat. Kalau saya umpamakan ikhlas itu seperti emas, emas 24 karat, bukan 18 karat apalagi emas imitasi yang hanya sekedar disepuh saja. Ikhlas itu bukan polesan yang kelihatan tampil dari luar,kelihatannya ikhlas tapi didalamnya tidak. Ikhlas adalah luar dan dalam, inner dan outer.

Kita perlu melatih cara mengelola perasaan kita dengan apa yang disebut filling fitness ‘kesegaran perasaan’ salah satu nya adalah dengan mengkespresikan ekspresi. Ekspresikan diri Anda semaksimal mungkin, se-powerfull mungkin. Kalau Anda merasa sedih, jangan tahan air mata bercucuran dari mata Anda. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun