Tak sedikit orang-orang awam mengira bahwa kaum Buddha menyembah patung emas, padahal sebenarnya patung-patung tersebut hanyalah sebuah media dalam berdoa.Â
Mereka dapat melakukan ibadah dimana saja dan kapan saja karena yang perlu diyakini adalah keteguhan hati dan jiwa ketika berhadapan dengan Tuhan.Â
Pemilihan bahan emas dalam pembuatan patung juga dilakukan karena emas pada zaman dulu merupakan unsur alam yang paling tahan lama dan kokoh.
Jika dikaitkan dengan agama Islam, saya menyadari bahwa keyakinan masyarakat buddhis terkait kematian dan alam yang akan dijalani setelahnya cukup sama dengan Islam, dimana nantinya kita akan dikumpulkan, dipertanyakan dan mempertanggungjawabkan apa yang telah dilakukan semasa hidup sebelum ditentukan apakah akan masuk neraka atau surga.Â
Di sekitar dinding tempat wihara ini juga di pasang banyak pajangan lukisan berupa ilustrasi ketika manusia tidak patuh pada aturan agama. Salah satunya adalah jika kita menjadi pendosa, maka kepala kita akan berubah menjadi kuda dan mendapatkan siksaan yang sangat menyakitkan.
Sebagai penutup, bagaimanapun perbedaan agama yang kita miliki dengan orang lain bukanlah suatu penghalang untuk menjalin perdamaian dan toleransi.Â
Masyarakat Buddha mengganggap keyakinan adalah suatu privasi, namun mereka sangat berpikiran terbuka untuk saling mendengarkan dan menyampaikan perbedaan dari masing-masing agama. Salam toleransi! ^^
*sumber didapatkan dari hasil kunjungan ke lokasi tersebut bersama biksu sebagai narasumber kami.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H