Bandung melakukan kunjungan bersama ke tempat peribadahan agama Buddha, yakni Vihara Vipassana Graha yang terletak di Jl. Kolonel Masturi No.69, Sukajaya, Kec. Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.Â
Pertukaran Mahasiswa Merdeka 2 UPIPerjalanan kami disambut oleh dua buah patung gajah putih yang saling berhadapan dengan ukuran yang cukup besar. Patung gajah putih merupakan salah satu ikon khas yang ada di tempat ini.Â
Pemilihan hewan gajah juga memiliki makna tersendiri. Masyarakat buddha menganggap gajah sebagai hewan penyayang dan ramah. Meskipun tubuhnya besar dan keras, namun tidak bisa dipungkiri bahwa gajah kerap menjadi teman baik manusia, bahkan saling bersahabat.
biksu di lokasi wihara buddha ini. Sebelum itu, tahukah kamu arti dari wihara? Kata wihara berasal dari bahasa sansekerta yakni (vihara) yang merupakan sebutan bagi rumah ibadah umat Buddha di Indonesia. Istilah biksu dalam mahzab Theravada ditulis dengan sebutan "bhikkhu" untuk laki-laki, dan "bhikkhuni" untuk perempuan, serta Bhante untuk sapaan lebih akrabnya.Â
Kami diajak berdiskusi bersama dengan salah satuPenggunaan biksu, bhikkhu, atau bhante ini diberikan kepada orang-orang yang ditunjuk sebagai rohaniawan agama Buddha. Terkadang, umat Buddha di Indonesia membedakan antara biksu dan bhikkhu karena perbedaan mazhab yang dianut. Biksu merupakan rohaniawan Buddhis untuk mazhab Mahayana yang berkembang di Tiongkok, Jepang, Korea, dan Vietnam.Â
Sedangkan Bhikkhu digunakan untuk rohaniawan Buddhis mazhab Theravada yang kini tersebar di Thailand, Sri Lanka, Myanmar, Kamboja, dan Vietnam.Â
Akan tetapi, menyamakan sebutan biksu dan bhikkhu ini juga tidak dipersamasalahkan meskipun berbeda mazhab karena kedua kata ini telah bersifat netral.
Sebelum adanya Vihara Vipassana Graha, umat Buddha sering berpindah-pindah tempat dalam melakukan ibadah. Pada tahun 1987, umat Buddha Therevada Bandung kedatangan seorang Bhikkhu dari Thailand bernama Bhante Chaluai Sujivo.Â
Bhante Chaluai telah sering bervassa (Vassa atau Retret Musim Hujan merupakan perayaan yang berlangsung selama 3 bulan dengan mengamati praktik-praktik Buddhis) sembari menyebarkan ajaran Dhamma (Dhamma berasal dari bahasa Pali yang berarti hukum atau aturan dalam agama Buddha).Â
Melihat para Buddhis Bandung yang belum memiliki tempat tetap untuk beribadah membuat beliau sangat mendukung gagasan untuk mendirikan wihara sendiri ketika masyarakat Buddhis Bandung menawarkan kerjasama.
Kunjungan ke tempat peribadahan ini membuat penulis mendapatkan informasi baru yang sempat dulunya salah kaprah, yakni mengenai sesuatu yang disembah oleh umat Buddha.Â