Mohon tunggu...
Uun Auliaus Sakinah
Uun Auliaus Sakinah Mohon Tunggu... -

This real this me Seorang mahasiswi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam yang sedang belajar menulis. Penggemar hujan, pantai, dan malam. Seorang anak manusia yang ingin menjadi bagian dari seberkas sinar yang akan mencerahkan dunia melalui tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Aku Benci Facebook!!!

18 April 2011   13:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   06:40 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1303133673175182167

17 April 1990

Aku dihadirkan ke planet yang diberi nama Bumi ini oleh seorang wanita perkasa nan lemah lembut (?). Seorang wanita yang sejak hari ini dan sampai mati bahkan sesudah matipun akan menjadi wanita yang paling aku cintai. Intinya, hari ini, 17 April 1990 adalah hari aku dilahirkan, hari yang dalam perjalanan hidupku nanti akan ku ulang-ulang setiap tahunnya (selama Allah masih mengizinkanku untuk mengulangnya). Intinya : ini tanggal dan hari ulang tahunku!!!

17 April 1991-1999

Sampai periode ini, aku tak pernah tau kalau aku mempunyai hari istimewa untuk ku ulang setiap tahu. Tepatnya aku tak pernah ingat, dan tak tau kalau hari ini hari dimana aku harus mengulang tahunkan diri, hari ini merupakan moment yang paling istimewa di mana aku dan umumnya semua orang akan mendapatka limpahan ucapan selamat dari keluarga, teman, dan lain-lain. Hari dimana orang-orang akan beramai-ramai mendoakanku mau itu benar-benar doa yang tulus atau mungkin hanya sebatas formalitas semata, hmmm… entahlah, aku tak bisa mendeteksinya. Dan yang lebih menyenangkan lagi, hari ini menjadi hari dimana orang-orang akan rela merogoh kantongnya untuk memberikankanku sebuah tanda mata sebagai kado hari jadiku, kecil memang tapi akan menjadi hal yang sangat ditunggu-tunggu. Lagi-lagi, entah benar-benar tulus atau mungkin hanya untuk mengharapkan balasan saat mereka mengulangtahunkan diri (mudah-mudahan aku tidak termasuk kedalam golongan orang-orang yang su’uzhan). Harusnya aku mengingat kalau pada hari ini tahunku sedang diulang, agar aku bisa make a wish (katanya istilah kerennya gitu). Entahlah, mungkin karena aku anak yang tumbuh (seperti pohon) di pelosok, hal-hal seperti itu bukanlah sesuatu yang menjadi perhatian kami. Intinya : sampai tahun ini aku tak kenal yang namanya ulang tahun.

17 April 2000-17 April 2005

Mulai tahun ini aku sudah mulai sadar akan tahun yang harus ku ulang, ketika itu aku dengan seorang temanku (masih sekolah di Madrasah Ibtidaiyah) yang kebetulan melihat dunia ini sehari sebelum aku bertukar kado kecil-kecilan contoh : buku tulis, polpen, pensil, peraut pensil. Tentu saja uang untuk membelinya kami sisihkan dari jajan sehari-hari, tak seberapa memang tapi itu menjadi kebahagian tersendiri untuk kami. Bahkan aku ingat sekali waktu itu dia pernah menghadiahiku sabun batang berwarna hijau tua yang biasanya digunakan untuk mencuci pakain, ku lihat di bagian tengah sabun itu ada tulisan yang berbunyi : Telex (aku harap kalian ingat judul sabun sakti ini, karena ia sangat terkenal pada jamannya). Sabun itu tentu saja tidak dibeli dengan uang yang ia sisihkan dari uang jajannya, tapi ia ambil dari stok sabun ibunya, saat itu sudah pasti aku sangat kecewa karena sehari sebelum tanggal 17 April aku menghadiahinya sebuah buku tulis tipis dan sebatang pensil (masak Cuma ngasih sabun cuci??). Tapi saat aku mengingatnya sekarang tentu saja ini menjadi kenangan yang harus dan patut untuk di kenang, ahhh… indahnya ketulusan persahabatan masa kecil. Apalagi didalam bungkusan kado kecil kami selalu terselip sepucuk dua pucuk surat (yang menghijau seperti pucuk dedaunan) yang berisi tentang doa-doa dan Short Message (Service) untuk sahabat.

Begitu juga dengan tahun-tahun selanjutnya, ketika aku melanjutkan sekolah di Madrasah Tsanawiyah di Banda Aceh. Kado kecil yang didalamnya terselip surat-surat yang ditulis sendiri dengan tangannya (gk mungkinkan nulis pake mulut??) oleh si pemberi kado. Walaupun pada hakikatnya aku amat sangat menyukai kadonya, tapi surat yang menemani si kado menjadi hal yang paling ku tunggu-tunggu juga. Intinya : aku bahagia mendapat surat didalam kado ulang tahunku.

17 April 2005-2008

Memasuki masa-masa mengenakan pakaian putih abu-abu (sebelum masuk jangan lupa ketok pintu dan beri salam dulu J). Kebiasaan memberi kado beserta surat didalamnya terus berlanjut setiap kali tahun terulang. Yang membuatnya berbeda adalah kadonya, sudah beranjak ke level selanjutnya (karena anda sudah berhasil melewatkan level sebelumnya) tetapi tetap ada surat yang masih setia menemani sikado. Yang lucunya, pada masa ini kado tidak diberikan langsung oleh sipemberi kado tetapi diletakkan diam-diam didalam lemari atau di dalam tas. Entah apa modus dibalik semua ini. Wallahu’alam. Yang penting intinya : ucapan selamat karena Diberi kesempatan untuk mengulang tahun masih diucapkan melalui surat dan suratnya bisa kusimpan.

17 April 2008-2009

Katanya ini era globalisasi, laju kemajuan teknologi berkembang pesat dan padat sepadat pulau jawa (kalau nggak nyambung, sila hubungi operator). Akupun masih mengulangkan tahun di era ini. Keluar dari asrama aku sudah dibolehkan memiliki Henpon (bahasa kerennya telepon genggam). Jadilah segala hal yang menyangkut segala lini kehidupan disampaikan melalui benda mungil ini, termasuk didalamnya ucapan tahun yang diulang berikut denga doa-doanya juga disampaikan melalui benda ini. Berkurang sudah surat-surat yang dulu membanjiri lemari bukuku, untungnya banjirnya tak separah banjir bandang di Tangse beberapa waktu yang lalu. Tapi tak dipungkiri, aku bahagia karena setiap malam 17 April mulai pukul 00:00 henponku ini berbunyi mencapai taraf yang paling tinggi, stadium akhir mungkin. Intinya : walaupun jumlah surat yang kuterima tak sebanyak tahun-tahun sebelumnya, aku tetap senang karena setidaknya SMS ucapan selamat ini bisa kusimpan beberapa minggu dalam inbox henponku. Walaupun lambatlaun terpaksa kuhapus juga karena memori pesan penuh.

17 April 2010-17 April 2011

Menurutku kemajuan teknologi ini sudah hampir tak waras lagi, diambang ke-edan-an mungkin. Bagaimana mungkin orang di belahan kutub utara bisa berhubungan dengan orang yang berada di kutub selatan dan kutub-kutub lainnya hanya dengan sebuah jaringan tak kasat mata yang bernama internet??? Sulit dimasukkan kedalam akal pikiran. Namun begitulah kenyataan yang mau tak mau harus kita terima dengan lapang dada dan hati yang tulus ikhlas J. Internet dan segala perabot yang ada didalamnya (email, Friendster, FB, Twitter, dan sebagainya dan sebagainya dan kawan-kawannya dan kawan-kawannya) memang membuatku senang, bahagia berpucuk-pucuk dan berbunga-bunga, ini kesempatan besar yang tak boleh kusia-siakan dimana aku bisa berkeliling dunia tanpa menghabiskan banyak waktu dan banyak uang tentunya hanay dengan memiliki satu akun Facebook saja. Cukup duduk manis didepan computer atau laptop yang tersambung dengan jaringan internet, atau hanya dengan mengakses dengan henpon sambil tiduran, fantastis bukan?? Can you imagine how easy this life??.

Namun celakanya, tahun yang ku ulang saat ini tak lagi sama seperti tahun-tahun sebelumnya. Tak ada lagi surat sama sekali, henponku pun tak sering lagi berbunyi ketika jarum jam sudah bertengger manis di angka 12:00 malam. Hatiku hancur, pilu, remuk redam. Semua teman-temanku mengucapkan selamat dan doa-doanyanya cukup melalui salah satu perabot internet : FACEBOOK!!!. Tak ada lagi doa dan ucapan berbentuk surat dan SMS yang dapat kusimpan dan pada saat-saat tertentu akan ku baca saat aku rindu teman-temanku. Ahh… globalisasi telah merenggut surat-surat yang seharusnya kuterima setiap tanggal 17 April. Bahkan ia telah menahan SMS yang biasanya terus berdatangan silih berganti seharian hingga memenuhi inbox henponku. Tega nian kau facebook, kau ambil kebahagian yang lelah kun nanti. Aku sudah mengulang tahun sebnyak 21 kali, ini tahun terburuk yang pernah ku ulang, karena tak satupun surat yang kuterima dari temn-temanku, hanya ada beberapa SMS yang masuk ke inbox henponku, ketika kubuka akun facebook ku ada beratus ucapan yang tertera indah di dinding akunku. Pupus sudah harapanku untuk menyimpan dan mengabadikan ucapan selamat dan doa-doa dari temanku setiap tanggal 17 April. Ahh.. globalisasi, kau terlalu kejam. Intinya : Aku benci facebook!!!

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun