Mohon tunggu...
Aulia Ulfiana Nofa
Aulia Ulfiana Nofa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

saya seorang mahasiswa semester 2, hobi saya jalan-jalan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Peran Petugas Proteksi Raadiasi (PPR) sebagai Upaya Keselamatan Kerja di Pelayanan Kesehatan

9 Juni 2024   16:45 Diperbarui: 9 Juni 2024   16:48 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERAN PETUGAS PROTEKSI RADIASI (PPR) SEBAGAI UPAYA KESELAMATAN KERJA DI PELAYANAN KESEHATAN 

Oleh : Aulia Ulfiana Nofa

Dosen Pengampu : Weni Purwati, S.Si., M.Si

D4 Teknologi Radiologi Pencitraan, Fakultas Vokasi Universitas Airlangga

 

Rumah sakit masih membutuhkan banyak tenaga radiologi di Indonesia. Stigma buruk yang beredar di masyarakat terhadap pekerja radiologi membuat masyarakat ragu untuk mempelajari radiologi. Sebenarnya BAPETEN telah membuat peraturan mengenai proteksi radiasi untuk melindungi kita dari efek samping radiasi. Stigma buruk yang beredar di masyarakat terhadap pekerja radiologi membuat masyarakat ragu untuk mempelajari radiologi. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mengumpulkan informasi dari para PPR medis selama bertugas sebagai PPR di fasilitas tersebut. Informasi yang disampaikan PPR memuat tantangan, hambatan, kendala dan kisah sukses sebagai PPR.

Ada banyak teknik proteksi radiasi yang tersedia, termasuk pertimbangan cermat terhadap arsitektur ruangan dan ketebalan dinding. Penggunaan alat ukur radiasi, apron (yang ketebalannya juga harus diperhatikan), dan bahan yang digunakan untuk membangun fasilitas radiologi ini. Pedoman desain ruangan dituangkan dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2020.

Selain itu, Peraturan pada BAPETEN Nomor 8 Tahun 2011 mengatur prosedur keselamatan radiasi, termasuk penggunaan alat pelindung diri dan batas paparan. Mengingat sifat dalam radiasi, ketika kita terkena radiasi, kita tidak akan merasakan apa pun, namun  untuk konsekuensinya mungkin bertahan lama. Paparan jangka panjang pada anak-anak atau diri mereka sendiri, seperti perkembangan sel kanker yang bergantung pada kemungkinan dosis (efek stokastik) atau efek samping yang muncul dengan sendirinya setelah beberapa jam atau hari, dikenal sebagai efek deterministik.

Oleh karena itu, jika keluarga pasien harus ikut pemeriksaan, maka harus menggunakan alat pelindung diri, seperti Apron. Ambang batas dosis yang ditetapkan untuk pekerja radiasi adalah 20 mSv per tahun. Untuk populasi umum, untuk sementara adalah 1 mSv/tahun. Tidak ada batasan dosis untuk pasien. Di daerah yang berisiko radiasi, petugas proteksi radiasi sangat penting untuk menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat. termasuk rumah sakit, pembangkit listrik tenaga nuklir, dan lembaga penelitian. Mereka bertugas mengawasi dan mengukur pada  radiasi.

Pastikan radiasi berada dalam batas aman yang ditetapkan oleh undang-undang dan pedoman keselamatan. selain itu, para petugas ini membuat dan melaksanakan protokol keselamatan, memberikan instruksi kepada personel tentang praktik kerja yang aman, dan menjamin bahwa alat pelindung diri digunakan dengan benar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun