Mohon tunggu...
Aulia Tunnissa
Aulia Tunnissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Saya suka menyanyi dan terkadang suka telat makan, terkadang rajin kadang malas

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengaruh Pemberian Edukasi terhadap Pengetahuan Hipertensi Peserta Prolanis

10 Juni 2024   10:13 Diperbarui: 10 Juni 2024   10:19 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dihadapi lansia. Hipertensi adalah suatu kondisi di mana tekanan darah meningkat di atas normal dan dikaitkan dengan peningkatan angka penyakit (illness) dan mortalitas (kematian). Menurut WHO, pada tahun 2018 setidaknya terdapat 972, juta kasus hipertensi, diperkirakan terdapat 1,15 miliar kasus pada tahun 2025 atau sekitar 29% dari total penduduk dunia orang menderita hipertensi, dimana 333 juta diantaranya berada di negara maju dan sisanya 639. berada di negara berkembang, dimana diantaranya berada di Indonesia. Hipertensi juga menempati urutan dari 10 penyakit terbanyak pada pasien rawat jalan di rumah sakit di Indonesia, khususnya di negara berkembang. (Simamora et al., 2023)

Hipertensi masih menyumbang proporsi penyakit tidak menular (PTM) terbesar dengan pasien atau 68,6%, sedangkan diabetes menempati urutan ke-2 dengan persentase 13,4%. Jika hipertensi dan diabetes tidak dikendalikan dapat menimbulkan penyakit tidak menular lainnya antara lain penyakit jantung, stroke, gagal ginjal, dan lain-lain. Oleh karena itu, peran serta semua pihak baik tenaga kesehatan, pemerintah, swasta, dan masyarakat sangat penting dalam upaya pengendalian hipertensi. (Mengenal Penyakit Hipertensi, 2023)

 Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah sistolik dalam tubuh seseorang lebih besar atau sama dengan 140 mmHg dan/atau tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg. Penyakit yang begitu berbahaya hingga dijuluki silent killer, hipertensi atau disebut juga tekanan darah tinggi memang membutuhkan perhatian individu. Memang penyakit darah tinggi bisa menyerang siapa saja tanpa ada tanda-tanda yang muncul di tubuh. (Kemenkes RI., 2022)

Dalam upaya menanggulangi dan mencegah penyakit hipertensi dan diabetes tipe 2, pemerintah bekerja sama dengan BPJS Kesehatan sebagai lembaga pelaksana meluncurkan Program Penanggulangan Penyakit Kronis (PROLANIS). PROLANIS merupakan sistem pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan dikelola secara proaktif. Kegiatan dapat berupa konsultasi komunikasi, edukasi, kunjungan rumah, penilaian tingkat pengetahuan, kegiatan kelompok dan pemantauan kesehatan. (Pengenalan & Pengelolaan, 2023)

Prolanis merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) BPJS Kesehatan sebanyak orang yang menderita penyakit kronis sebanyak orang dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan ekonomis sebanyak orang mendorong peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis seperti diabetes tipe 2 dan hipertensi untuk memiliki kualitas hidup yang lebih baik. Kualitas hidup ini dapat dicapai dari hasil pemeriksaan kesehatan yang dilakukan di fasilitas kesehatan pertama. Dengan hadirnya Prolanis, diharapkan setidaknya 75% penderita penyakit kronis, termasuk diabetes dan hipertensi yang telah diperiksa, akan memiliki kesehatan yang baik. (Haryanto et al.,2023)

Edukasi adalah suatu upaya yang bertujuan untuk memungkinkan tindakan individu, kelompok, dan komunitas memberikan pengaruh positif terhadap pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Edukasi dapat meningkatkan kepatuhan diet dan mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. Selain itu edukasi juga dapat meningkatkan pengetahuan klien tentang hipertensi dan sikap klien terhadap perilaku diet terhadap hipertensi. (Luh et al., 2022)

Penentuan metode edukasi yang digunakan dalam Prolanis penting untuk memperluas pengetahuan responden. Penggunaan media lebih efektif dalam memperluas pengetahuan sasaran dibandingkan pengajaran yang hanya menggunakan metode ceramah tanpa menggunakan media. Studi mengenai pemberian pendidikan hipertensi pada lansia menunjukkan bahwa penggunaan media seperti Power Point dan leaflet efektif dalam meningkatkan pengetahuan tentang hipertensi pada lansia. Diharapkan dapat menciptakan sikap positif, yang nantinya akan membantu setiap individu berperilaku lebih baik, dengan informasi yang benar, penderita darah tinggi dapat menerapkan pola hidup sehat dan mengurangi risiko komplikasi akibat darah tinggi. (Walanda & Makiyah, 2020)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun