Mohon tunggu...
Aulia sinta ayu bidari
Aulia sinta ayu bidari Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya adalah seorang pelajar yang semangat menuntut ilmu dengan niat karena Allah dan orang tua. Saya mempunyai hobi memasak dan berenang. Jangan lupa baca pesan ini ya, agar kalian lebih semangat lagi untuk menuntut ilmu (⁠ ⁠◜⁠‿⁠◝⁠ ⁠)⁠♡ “Bahwa orang mencari ilmu, dia akan diberikan kemudahan untuk menuju kenikmatan kehidupan baik di dunia maupun di akhirat”. ~ KHR. Moh. Kholil As’ad Syamsul Arifin ~

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Munculnya Cyber Religion: Menjajahi Persinggungan Antara Ajaran Al-Qur'an dengan Ajaran Radikal

15 Oktober 2024   09:35 Diperbarui: 15 Oktober 2024   10:23 44
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

Dampak dan Tantangan Cyber Religion 

Munculnya cyber religion membawa tantangan baru bagi masyarakat muslim. Di satu sisi, internet memberikan ruang untuk diskusi dan pembelajaran yang lebih luas tentang ajaran agama Islam. Di sisi lain, ada risiko bahwa ajaran yang salah atau ekstrem dapat menyebar dengan cepat dan dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku individu. Seperti yang dikatakan oleh Kiai muda NU yang berkesempatan menyampaikan materi di sebuah forum yang bertema "Agama dan Beragama di Era Digital". Gus Ulil inilah memetakan dampak era digital terhadap cara beragama masyarakat, di antaranya yang paling terasa adalah runtuhnya otoritas keagamaan, pudarnya afiliasi terhadap lembaga kegamaan, menguatnya individualisme, dan pluralisme yang berubah menjadi tribalisme, serta terjadi gejala "tinkering" yaitu gejala ngutak-ngatik agama tapi tanpa dibekali dengan kompetensi (Zunus Muhammad, 2019). Sumber : https://www.nu.or.id/nasional/dampak-era-digital-mengakibatkan-runtuhnya-otoritas-keagamaan-bM2ma

Oleh karena itu, penting bagi orang-orang muslim untuk menyikapi fenomena ini dengan bijak, dengan meningkatkan literasi digital dan pemahaman tentang ajaran Islam yang benar, agar dapat membedakan antara ajaran yang autentik (asli) dengan interpretasi (pandangan seseorang) yang menyimpang. 

Kesimpulan

Kemajuan teknologi yang pesat telah mengubah cara informasi yang disebarkan melalui internet, dan memengaruhi perilaku masyarakat dalam menerima informasi dengan mudah dari platform media sosial. Sementara media sosial dipandang sebagai ruang virtual yang efektif untuk memenuhi kebutuhan keagamaan, media sosial juga telah menjadi alat untuk menyebarkan ajaran radikal dan bertentangan dengan ajaran Al-Quran, hadis, dan para ulama. Merujuk pada penyebaran agama yang melalui media sosial, telah memfasilitasi interaksi antara ajaran agama dan platform digital, sehingga memunculkan potensi munculnya radikalisme. Fenomena ini menggaris bawahi pentingnya menggunakan media sosial secara bijak untuk menghindari penerimaan informasi yang tidak akurat dan ideologi radikal, sehingga dapat menjaga ajaran Islam yang sebenarnya dan mengurangi penyebaran ekstremisme.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun