Dampak dan Tantangan Cyber Religion
Munculnya cyber religion membawa tantangan baru bagi masyarakat muslim. Di satu sisi, internet memberikan ruang untuk diskusi dan pembelajaran yang lebih luas tentang ajaran agama Islam. Di sisi lain, ada risiko bahwa ajaran yang salah atau ekstrem dapat menyebar dengan cepat dan dapat mempengaruhi pemikiran dan perilaku individu. Seperti yang dikatakan oleh Kiai muda NU yang berkesempatan menyampaikan materi di sebuah forum yang bertema "Agama dan Beragama di Era Digital". Gus Ulil inilah memetakan dampak era digital terhadap cara beragama masyarakat, di antaranya yang paling terasa adalah runtuhnya otoritas keagamaan, pudarnya afiliasi terhadap lembaga kegamaan, menguatnya individualisme, dan pluralisme yang berubah menjadi tribalisme, serta terjadi gejala "tinkering" yaitu gejala ngutak-ngatik agama tapi tanpa dibekali dengan kompetensi (Zunus Muhammad, 2019). Sumber : https://www.nu.or.id/nasional/dampak-era-digital-mengakibatkan-runtuhnya-otoritas-keagamaan-bM2ma
Oleh karena itu, penting bagi orang-orang muslim untuk menyikapi fenomena ini dengan bijak, dengan meningkatkan literasi digital dan pemahaman tentang ajaran Islam yang benar, agar dapat membedakan antara ajaran yang autentik (asli) dengan interpretasi (pandangan seseorang) yang menyimpang.
Kesimpulan
Kemajuan teknologi yang pesat telah mengubah cara informasi yang disebarkan melalui internet, dan memengaruhi perilaku masyarakat dalam menerima informasi dengan mudah dari platform media sosial. Sementara media sosial dipandang sebagai ruang virtual yang efektif untuk memenuhi kebutuhan keagamaan, media sosial juga telah menjadi alat untuk menyebarkan ajaran radikal dan bertentangan dengan ajaran Al-Quran, hadis, dan para ulama. Merujuk pada penyebaran agama yang melalui media sosial, telah memfasilitasi interaksi antara ajaran agama dan platform digital, sehingga memunculkan potensi munculnya radikalisme. Fenomena ini menggaris bawahi pentingnya menggunakan media sosial secara bijak untuk menghindari penerimaan informasi yang tidak akurat dan ideologi radikal, sehingga dapat menjaga ajaran Islam yang sebenarnya dan mengurangi penyebaran ekstremisme.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H