Mohon tunggu...
Aulia Salma
Aulia Salma Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Maturity Proces

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Halo Effect: Ketika Kesan Pertama Mempengaruhi Selamanya

25 Desember 2024   20:40 Diperbarui: 25 Desember 2024   19:37 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
lustrasi pertemuan pertama (pexels.com/George Milton)

Mengapa kesan pertama begitu berpengaruh terhadap cara kita menilai seseorang?

Fenomena itu disebut sebagai Halo Effect yaitu bias kognitif di mana kesan pertama seseorang tentang individu atau objek memengaruhi penilaian terhadap sifat-sifat lainnya. Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Psikolog Edward Thorndike melalui eksperimennya pada tahun 1920-an. Misalnya, seseorang yang terlihat rapi dan berpakaian profesional cenderung dianggap lebih kompeten, meskipun kita belum mengetahui kemampuan sebenarnya.

Contoh sederhana dalam kehidupan sehari-hari adalah saat kita bertemu seseorang yang ramah dan murah senyum. Kesan ini sering kali membuat kita berasumsi bahwa orang tersebut juga jujur dan baik hati, meskipun kita belum mengenalnya lebih dalam.

Otak manusia secara alami cenderung membuat generalisasi untuk menyederhanakan informasi yang kompleks. Ketika bertemu seseorang untuk pertama kalinya, kita menggunakan kesan awal sebagai dasar untuk menilai karakteristik lainnya. Fenomena ini terjadi karena otak kita mencoba menghemat energi dengan mengandalkan informasi yang mudah diakses, sebuah mekanisme yang dikenal sebagai bias kognitif.

Menurut penelitian, daya tarik fisik sering kali menjadi faktor dominan dalam pembentukan kesan pertama. Orang yang menarik secara fisik lebih cenderung dianggap memiliki karakteristik positif lainnya, seperti kecerdasan atau kebaikan (Pasha-Zaidi, 2015). Selain itu, gaya berpakaian juga memainkan peran penting dalam membentuk kesan pertama, sebagaimana dijelaskan oleh teori penilaian sosial yang menunjukkan bahwa nilai budaya dan norma masyarakat memengaruhi cara seseorang dinilai.

Kesan pertama memiliki pengaruh besar dalam membentuk pandangan kita terhadap seseorang. Dalam interaksi sosial, kesan pertama bisa menjadi penentu apakah hubungan akan berkembang lebih jauh. Hal ini juga berlaku di dunia profesional, di mana kesan awal dapat menentukan apakah seseorang dianggap layak untuk diberi kesempatan kerja atau promosi.

Beberapa faktor yang memengaruhi kesan pertama meliputi:

  • Penampilan fisik: Cara berpakaian, kebersihan diri, dan ekspresi wajah.
  • Bahasa tubuh: Postur tubuh, gestur tangan, dan kontak mata.
  • Nada suara: Intonasi, volume, dan cara berbicara.

Dampak Halo Effect dalam Berbagai Bidang :

Pendidikan

Guru dan dosen sering kali tidak sadar dipengaruhi oleh Halo Effect. Seorang siswa yang sopan dan rajin mungkin dinilai lebih pintar, meskipun prestasi akademiknya tidak selalu mencerminkan hal itu. Sebaliknya, siswa dengan perilaku kurang menyenangkan bisa saja diremehkan, meskipun memiliki potensi besar.

Lingkungan Kerja

Dalam dunia kerja, penampilan dan sikap awal seorang karyawan dapat memengaruhi evaluasi kinerja. Karyawan yang terlihat profesional sering kali dianggap lebih kompeten, bahkan jika kinerjanya sebenarnya tidak lebih unggul dibanding rekan kerja lainnya. Hal ini dapat berdampak pada peluang promosi dan penghargaan.

Media dan Hiburan

Selebriti yang memiliki penampilan menarik sering kali mendapatkan penerimaan publik yang lebih baik. Misalnya, seorang aktor yang karismatik mungkin dianggap berbakat, meskipun kemampuan aktingnya tidak terlalu menonjol. Media juga sering memperkuat Halo Effect dengan memberikan sorotan berlebihan pada aspek-aspek tertentu dari kehidupan publik figur.

Dalam dunia digital, seperti aplikasi kencan, foto profil dan informasi yang ditampilkan sering kali menjadi dasar untuk menarik perhatian. Penelitian menunjukkan bahwa pengguna cenderung membuat penilaian berdasarkan gambar profil, dengan daya tarik fisik memainkan peran signifikan.

Salah satu eksperimen terkenal tentang Halo Effect dilakukan oleh Solomon Asch, yang menunjukkan bagaimana kesan awal memengaruhi penilaian terhadap karakter seseorang. Dalam eksperimen ini, Asch meminta partisipan untuk mengevaluasi seseorang berdasarkan deskripsi singkat yang diawali dengan kata sifat positif atau negatif. Hasilnya menunjukkan bahwa kata sifat pertama memiliki pengaruh besar terhadap penilaian keseluruhan.

Masyarakat sering kali menilai individu berdasarkan norma budaya dan agama yang berlaku. Misalnya, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian di desa Kakor, gaya berpakaian yang dianggap tidak sesuai dengan norma budaya setempat dapat memengaruhi cara masyarakat memandang mahasiswi. Hasil pnelitian lain tentang pengguna aplikasi kencan menunjukkan bahwa kesan pertama sering kali dibentuk oleh kombinasi antara foto profil dan informasi tertulis yang terdapat pada akun individu yang menggunakan aplikasi kencan.

Meskipun Halo Effect sulit dihindari sepenuhnya, ada beberapa cara untuk mengurangi dampaknya:

  • Sadar akan bias: Mengakui bahwa kita cenderung membuat penilaian berdasarkan kesan pertama.
  • Fokus pada fakta: Berusaha mengumpulkan informasi yang objektif sebelum membuat keputusan.
  • Evaluasi yang berulang: Memberikan kesempatan kepada seseorang untuk menunjukkan kemampuan sebenarnya dari waktu ke waktu.
  • Latihan berpikir kritis: Melatih diri untuk mempertanyakan asumsi yang muncul dari kesan awal.

Sebagai kesimpulan, fenomena Halo Effect mengingatkan kita akan pentingnya untuk tidak hanya mengandalkan kesan pertama dalam menilai seseorang. Dengan memahami mekanisme di balik bias ini, kita dapat menjadi lebih kritis dan objektif dalam membuat penilaian. Penting bagi kita untuk tidak hanya bergantung pada kesan awal, tetapi juga mencari informasi yang lebih mendalam sebelum mengambil keputusan atau memberikan penilaian.

Penulis

1. Aulia Salma Fitria (2023011155)

2. Iqnescia Puteri kirana (2023011033)

3. Melanisya Syafira Nugraheni (2023011043)

Artikel ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir semester III mata kuliah Psikologi Kognitif dengan dosen pengampu Ibu Flora Grace Putrianti, S.Psi., M.Si., M.Psi., Psikolog.

Referensi

Saragih, M. B. R. (2023). Fenomena halo effect terhadap hijaber pengguna aplikasi kencan. Jurnal Interaksi: Jurnal Ilmu Komunikasi, 7(1), 1-12.

 https://doi.org/10.30596/interaksi.v7i1.12320 

Egot, A. Y., Jehamat, L., & Ndandara, A. (2024). First impression (kesan pertama) masyarakat Desa Kakor terhadap gaya berpakaian mahasiswi yang fashionable. Jurnal Sosiologi FISIP Universitas Nusa Cendana, 10(1), 15-34.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun