Mohon tunggu...
Aulia Sabila
Aulia Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hai everyone! So0o0 excited can share stories, experiences and information here with all of you. Hope it is useful. Dream big, hustle harder! ˚。⋆୨୧˚🖇️♡

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menguak Rahasia Kimia di Balik Penanggulangan Likuifaksi: Mengubah Tanah jadi Kokoh

1 Mei 2024   09:17 Diperbarui: 2 Mei 2024   01:06 348
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.anakteknik.co.id/agungi123/articles/apa-yang-dimaksud-dengan-likuifaksi-tanah#google_vignette

Fenomena alam yang dapat menyebabkan kerusakan besar pada lingkungan dan infrastruktur telah menjadi perhatian utama dalam penelitian dan pengembangan teknologi untuk mengatasi bencana alam. 

Likuifaksi adalah fenomena geologi di mana tanah yang biasanya padat berubah menjadi keadaan yang mirip dengan cairan saat terkena tekanan atau getaran kuat, seperti yang terjadi selama gempa bumi. Ini terjadi biasanya pada tanah berpasir dan jenuh air, di mana guncangan menyebabkan hilangnya daya dukung dan peningkatan tekanan air pori, menyebabkan tanah kehilangan stabilitasnya dan berperilaku seperti cairan. Likuifaksi dapat menyebabkan kerusakan yang signifikan. Likuifaksi dapat menyebabkan tanah longsor atau aliran lumpur, meningkatkan bahaya di daerah yang terdampak. Selain itu, ketika tanah kehilangan daya dukungnya, struktur di atasnya, seperti bangunan, jalan, dan jembatan, dapat tenggelam, bergeser, bahkan hingga runtuh.

Likuifaksi yang terjadi di Palu
Likuifaksi yang terjadi di Palu

Salah satu kasus terjadinya likuifaksi yang sangat parah telah terjadi di Sulawesi Tengah dalam beberapa tahun terakhir. Yang paling parah di antaranya terjadi pada tahun 2018, menyebabkan kerusakan besar pada Kota Palu dan beberapa wilayah lainnya. Dalam keadaan seperti ini, menangani wilayah yang terkena dampak likuifaksi menjadi sangat penting untuk mengurangi kerusakan dan memulihkan fungsi sosial dan ekonomi masyarakat.

Dalam artikel ini, akan dipelajari rahasia kimia di balik penanggulangan likuifaksi dan berkonsentrasi pada cara teknologi kimia yang dapat digunakan untuk membuat tanah lebih kokoh dan mengurangi risiko likuifaksi.

Teknologi kimia untuk penanggulangan likuifaksi melibatkan penggunaan bahan kimia tertentu untuk membuat karakteristik tanah lebih stabil dan tidak mudah mengalami likuifaksi. Teknik-teknik ini bertujuan untuk memperkuat struktur tanah, mengurangi permeabilitas, dan meningkatkan kohesi antar-partikel tanah. 

Beberapa metode utama yang umum digunakan dalam penanggulangan likuifaksi dengan teknologi kimia adalah sebagai berikut:

1. Injeksi Kimia: Ini adalah teknik di mana bahan kimia disuntikkan ke dalam tanah untuk memperkuatnya. Bahan kimia ini bereaksi dengan tanah atau air tanah, menghasilkan pengerasan atau stabilisasi. Suntikan resin, silikat, atau polimer, misalnya, dapat meningkatkan kekuatan dan stabilitas partikel tanah dengan membuat ikatan yang kuat.

2. Grouting Kimia: Grouting kimia adalah proses di mana campuran kimia disuntikkan ke dalam tanah melalui pipa atau lubang bor untuk mengisi rongga atau pori-pori. Grout ini kemudian mengeras, mengikat partikel tanah, dan meningkatkan kekonsistenan. Proyek konstruksi besar sering menggunakan grouting kimia untuk mencegah likuifaksi.

3. Pemadatan Dengan Bahan Kimia: Teknik ini menggunakan bahan kimia untuk memadatkan tanah, mengurangi risiko likuifaksi. Proses ini dapat melibatkan pengenalan agen kimia yang mengubah struktur tanah, membuatnya lebih padat dan kurang permeabel.

4. Stabilisasi Dengan Pengikat Kimia: Bahan kimia seperti kapur atau semen sering digunakan untuk stabilisasi tanah. Ketika dicampur dengan tanah, bahan-bahan ini bereaksi dengan bagian-bagian tanah, mengubah struktur mineralnya, yang menghasilkan tanah yang lebih keras dan stabil.

5. Metode Soil mixing : Metode ini mengubah sifat fisik dan kimia tanah dengan mencampur bahan kimia seperti bentonit (tanah liat), polimer sintetis, atau fly ash dengan tanah. Campuran ini menghasilkan tanah yang lebih kuat dan kurang rentan terhadap likuifaksi.

Secara keseluruhan, teknologi kimia dapat meningkatkan stabilitas dan kekuatan tanah dalam berbagai cara, yang sangat penting untuk mencegah likuifaksi tanah, terutama di daerah yang rawan gempa. Untuk menerapkan teknologi ini dengan sukses, diperlukan penilaian geoteknik yang cermat, perencanaan yang baik, dan pelaksanaan yang tepat.

Sebagai penutup, penggunaan teknologi kimia dalam penanggulangan likuifaksi tidak hanya memperkuat tanah tetapi juga membuat lingkungan lebih aman bagi masyarakat. Kita dapat melindungi infrastruktur dan kehidupan manusia dari gempa bumi dan fenomena likuifaksi dengan mengembangkan teknik yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Semoga dengan informasi ini, kita dapat meningkatkan keselamatan dan mengurangi risiko di daerah yang rawan bencana.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun