Mohon tunggu...
Aulia Sabila
Aulia Sabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Kimia UIN Sunan Gunung Djati Bandung

Hai everyone! So0o0 excited can share stories, experiences and information here with all of you. Hope it is useful. Dream big, hustle harder! ˚。⋆୨୧˚🖇️♡

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Menguak Rahasia Kimia di Balik Penanggulangan Likuifaksi: Mengubah Tanah jadi Kokoh

1 Mei 2024   09:17 Diperbarui: 2 Mei 2024   01:06 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Likuifaksi yang terjadi di Palu

4. Stabilisasi Dengan Pengikat Kimia: Bahan kimia seperti kapur atau semen sering digunakan untuk stabilisasi tanah. Ketika dicampur dengan tanah, bahan-bahan ini bereaksi dengan bagian-bagian tanah, mengubah struktur mineralnya, yang menghasilkan tanah yang lebih keras dan stabil.

5. Metode Soil mixing : Metode ini mengubah sifat fisik dan kimia tanah dengan mencampur bahan kimia seperti bentonit (tanah liat), polimer sintetis, atau fly ash dengan tanah. Campuran ini menghasilkan tanah yang lebih kuat dan kurang rentan terhadap likuifaksi.

Secara keseluruhan, teknologi kimia dapat meningkatkan stabilitas dan kekuatan tanah dalam berbagai cara, yang sangat penting untuk mencegah likuifaksi tanah, terutama di daerah yang rawan gempa. Untuk menerapkan teknologi ini dengan sukses, diperlukan penilaian geoteknik yang cermat, perencanaan yang baik, dan pelaksanaan yang tepat.

Sebagai penutup, penggunaan teknologi kimia dalam penanggulangan likuifaksi tidak hanya memperkuat tanah tetapi juga membuat lingkungan lebih aman bagi masyarakat. Kita dapat melindungi infrastruktur dan kehidupan manusia dari gempa bumi dan fenomena likuifaksi dengan mengembangkan teknik yang lebih efisien dan ramah lingkungan. Semoga dengan informasi ini, kita dapat meningkatkan keselamatan dan mengurangi risiko di daerah yang rawan bencana.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun