Semua negara, termasuk Indonesia, sepakat bahwa untuk mencapai tujuan "kesehatan untuk semua" pada tahun 2000, perlu dilaksanakan pelayanan kesehatan primer (Primer Health Care).Perkembangan Kesehatan Masyarakat Di Indonesia Sebelum kemerdekaan yaitu pada saat pemberantasan malaria oleh pemerintah Belanda dimulai pada abad ke-16.Â
Pada tahun 1807, telah dilakukan pelatihan-pelatihan bagi dukun bayi untuk membantu persalinan guna menurunkan angka kematian bayi. Pada tahun 1922 terjadi wabah pes dan lepra, diikuti oleh wabah kolera pada tahun 1927, dan wabah cacar pada tahun 1948 di Indonesia. Pemberantasan penyakit-penyakit tersebut dilakukan melalui penyemprotan massal dan penyuluhan kesehatan (propaganda kesehatan). Pada tahun 1925, perbaikan sanitasi mulai dilaksanakan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian.Â
Pada tahun 1941, vaksinasi massal mulai dilakukan, terutama untuk memberantas penyakit kolera dan cacar. Kesehatan masyarakat pasca kemerdekaan Indonesia. Setelah kemerdekaan, selama periode revolusi fisik hingga tahun 1948-1949, penanganan kesehatan masyarakat di Indonesia praktis terhenti. Seluruh upaya bangsa Indonesia saat itu difokuskan pada menghadapi invasi Belanda yang kembali datang. Kesehatan masyarakat pada awal "Bandung-plan".Â
Pada tahun 1950, setelah berakhirnya bentrokan fisik pada tahun 1949, Indonesia mulai diterima sebagai anggota organisasi kesehatan dunia oleh WHO dan UNICEF. Bergabungnya Indonesia ke dalam lembaga kesehatan internasional ini membuka peluang bagi perkembangan usaha kesehatan masyarakat di Indonesia, yang kembali meningkat dengan dukungan dari sektor swasta dan pemerintah.Â
Hal ini memungkinkan kita untuk menata ulang program kesehatan masyarakat di tanah air. Konsep pusat kesehatan, yang kemudian dikenal dengan sebutan puskesmas, dikembangkan dengan mengikuti panduan dari WHO dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Keberhasilan penerapan puskesmas memacu lahirnya Undang- Undang tentang Pokok-Pokok Kesehatan No. 9 Tahun 1960. Bahkan, UU No. 9 ini turut melahirkan peraturan pemerintah tentang desentralisasi penyelenggaraan usaha-usaha kesehatan masyarakat di daerah tingkat I dan tingkat II, di mana tanggung jawab dalam usaha kesehatan rakyat tidak lagi hanya menjadi kewajiban pemerintah pusat, tetapi juga melibatkan pemerintah daerah.
Kesimpulan dari teks tersebut adalah bahwa kesehatan masyarakat merupakan bidang ilmu dan seni yang bertujuan untuk mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kualitas hidup melalui upaya terorganisasi. Sejarah kesehatan masyarakat telah berkembang dari pandangan biologis murni menjadi fenomena sosial yang kompleks dan Multi sektoral.Â
Tokoh-tokoh penting seperti Edwin Hedwick, C.E.A Winslow, dan Jhon J. Hanson telah berkontribusi besar dalam perkembangan ilmu kesehatan masyarakat. Sejarah ini juga mencakup dua fase utama: fase sebelum ilmu pengetahuan (zaman Romawi, Yunani, dan Pertengahan) dan fase setelah ilmu pengetahuan (abad ke-18 dan seterusnya).Â
Di Indonesia, kesehatan masyarakat mengalami perkembangan signifikan, terutama setelah kemerdekaan, dengan adanya dukungan internasional dari WHO dan UNICEF serta penerapan konsep puskesmas yang menjadi dasar perbaikan kesehatan masyarakat di Indonesia.
KATA KUNCI: kesehatan masyarakat, Pencegahan penyakit
DAFTAR PUSTA
Amelia, Fitri, 2021/2022, DASAR ILMU KESEHATAN MASYARAKAT "Sejarah Kesehatan masyarakat. Makassar. https://osf.io/cdr4j/download [online]