Mohon tunggu...
Aulia Rizky
Aulia Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

saya adalah orang yang pantang menyerah dan memiliki hobi bermain sepak bola

Selanjutnya

Tutup

Surabaya

Mengatasi Banjir di Kota Pahlawan

12 Desember 2024   04:00 Diperbarui: 12 Desember 2024   04:12 54
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Surabaya. Sumber ilustrasi: KOMPAS/BAHANA PATRIA GUPTA

Banjir menjadi fenomena tahunan yang terus menghantui beberapa wilayah di Kota Surabaya. Ketika hujan deras mengguyur, banyak kawasan yang terendam air, mengakibatkan aktivitas masyarakat terganggu, kerusakan properti, bahkan ancaman kesehatan. Meski Surabaya dikenal sebagai salah satu kota metropolitan yang terus berkembang, kenyataan bahwa banjir masih menjadi persoalan serius menunjukkan adanya celah dalam pengelolaan tata kota. Pertanyaannya, mengapa banjir terus terjadi, dan apa langkah konkret yang bisa diambil untuk mengatasinya?

Faktor Penyebab: Kombinasi Alam dan Ulah Manusia

Banjir di Surabaya bukanlah semata-mata akibat fenomena alam. Kombinasi antara curah hujan yang tinggi dan tata kelola lingkungan yang buruk menjadi penyebab utama. Berdasarkan data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), curah hujan di Surabaya sering kali mencapai lebih dari 100 mm per hari selama musim penghujan, yang masuk kategori hujan ekstrem. Namun, intensitas hujan yang tinggi seharusnya tidak menjadi alasan utama jika infrastruktur pengendalian banjir di kota ini memadai.

Salah satu masalah mendasar adalah sistem drainase yang tidak mampu menampung debit air hujan. Banyak saluran air yang tersumbat oleh sampah atau sedimentasi, sehingga air meluap ke jalan-jalan dan pemukiman. Survei dari Dinas Kebersihan dan Ruang Terbuka Hijau Surabaya pada 2023 menemukan bahwa sekitar 40% saluran air di kota ini membutuhkan perbaikan mendesak. Selain itu, berkurangnya daerah resapan air akibat pembangunan yang masif juga memperburuk situasi. Alih fungsi lahan hijau menjadi kawasan perumahan dan komersial membuat air hujan langsung mengalir ke permukaan tanpa sempat meresap ke tanah.

Kerugian yang Diderita Masyarakat

Dampak banjir tidak hanya merugikan secara materiil tetapi juga memengaruhi kualitas hidup masyarakat. Ketika banjir melanda, banyak warga yang harus menghadapi kerusakan rumah, kehilangan barang berharga, hingga gangguan kesehatan seperti penyakit kulit, diare, dan leptospirosis. Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Surabaya, kerugian akibat banjir pada 2022 mencapai lebih dari Rp50 miliar, termasuk biaya rehabilitasi infrastruktur dan bantuan untuk warga terdampak.

Selain itu, banjir juga menghambat mobilitas dan aktivitas ekonomi. Jalan-jalan utama yang tergenang air menyebabkan kemacetan parah, sehingga mengganggu distribusi barang dan jasa. Kondisi ini terutama dirasakan oleh masyarakat menengah ke bawah yang bergantung pada pendapatan harian, seperti pedagang kaki lima dan ojek online. Jika tidak segera ditangani, dampak ekonomi dari banjir ini akan semakin besar dan memperburuk kesejahteraan warga Surabaya.

Upaya yang Telah Dilakukan Pemerintah

Pemerintah Kota Surabaya sebenarnya telah melakukan beberapa langkah untuk mengatasi banjir, seperti pembangunan bozem atau kolam retensi dan pengerukan saluran air. Salah satu contohnya adalah proyek bozem di kawasan Wonorejo yang dirancang untuk menampung limpasan air hujan. Selain itu, pemasangan pompa air di titik-titik rawan banjir juga diharapkan dapat mempercepat pengeringan genangan.

Namun, langkah-langkah ini masih jauh dari cukup. Berdasarkan evaluasi yang dilakukan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) pada 2023, kapasitas drainase di Surabaya hanya mampu menampung 70% dari total debit air saat hujan deras. Artinya, masih ada celah besar yang harus segera diatasi. Selain itu, masalah koordinasi antarinstansi sering kali menjadi kendala, di mana tanggung jawab antara pemerintah kota, provinsi, dan masyarakat belum terintegrasi dengan baik.

Solusi Jangka Panjang: Perencanaan yang Terpadu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Surabaya Selengkapnya
Lihat Surabaya Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun