Mohon tunggu...
Aulia Rahma
Aulia Rahma Mohon Tunggu... -

mahasiswa Psikologi 2012

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bayang Hitam Itu

9 Desember 2014   17:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   15:41 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah mulai kapan aku merasakan kehadiran sosok nya, awalnya aku takut, siapakah dia, yang selalu hadir dipojok kamarku?. Dengan Juba hitam mata merah menatapku tajam, apakah itu namanya setan?..

aku ceritakan kisah ini pada temanku, sebut saja namanya Pido. Dia mahasiswa psikologi, sapa tau saja dia bisa membaca pikiranku. Di sabtu sore itu aku mengajaknya , iya Pido untuk bercerita.

"terimaksih sudah datang kawan"...ucapku sambil memulai percakapan

"memangnya ada apa, kamu cerita apa, jangan jangan kau mau cerita tentang di Lisa gadis dpan rumahmu itu..." jawabnya sambil menoleh kearahku

"Lisa memang cantik, tapi bukan itu yang ingin aku bicarakan kawan, ini lebih seramm dr Lisa..kau tahu itu "Jawabku sambil mencabut rumput rumput yang berkeliaran.

"sapa yang lebih seram yang kau maksud?"

begini kawan, setiap malam aku sebelum aku tidur ada bayang hitam yang selalu hadir dipojokan kamarku, aku tak berani melihatnya, aku bingung itu setan atau jin, dia terus terus memanggilku kawan, akuhampir tak bisa tidur memikirkannya, ini lebih seram daripada jatuh cinta pada Lisa itu!!!!"

hahahahaha kau ngelindur kali ji, ada ada saja kau ini. jangan jangan dia fans  beratmu :D

ah kau ini, aku cerita serius sama kau, janganlah bercanda, aku ini serius "

baiklah, tunjukkan padaku sekarang aku akan tidur dikamarmu, sapa tahu kita bisa tidur bertiga."jawabnya.

Malam itu juga Pido mengunjungi rumahku untuk membuktikan omonganku. Aku sedikit lega karena akhirnya aku bisa tidur dengan tenang malam ini. Aku sudah pernah menceritakan ini ke kedua saudaraku, Parji dan Hasan tapi mereka malah menertawaiku, katanya mana ada hantu dijaman serba instagram seperti ini. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam.

“Ji, aku sudah ngantuk nih, mana katanya bayangan itu, apa kau bercanda saja.” Tanyanya padaku.

“entahlah biasanya jam sgini dia udah datang kawan, tapi kok belum ya?”

Kau pikir abang nasi goreng, yang biasanya mangkal di pertigaan Ji, ada-ada saja kau ini. Bagaimana kau tidur dulu,kalau dia datang dan melihatu, kau bangunkan aku, tak kuat rasa ngantukku ini “ balasanya...

Aku pun tak tega melihat kawanku satu ini yang menahan ngantuknya, dia memang laki-laki tapi kalau urusan tidur temanku Pido satu ini, tidurnya sama dengan kaum hawa lainnya. Tak lama suara itu bersua...

“KajiKaji... kau menungguku? ..ahahahahahahaha”

“Aku tak menunggumu, katakan padaku siapa dirimu, kenapa aku yag terus kau datangi?apa salahku?. Tanganku mencoba membangunkan Pido. Pido tersentak kaget.

“ ada apa Ji, dia sudah datang,??” Pido terbelalak melihatku gemetaran.

“Sudah do, lihat dia, lihaaaaaat!!!!dia menakutkan do, dia terus melihatku, tolong do, tolong” teriakku pada Pido.

“ Mana Ji, disebelah mana, aku tak melihat apapun Ji, kau bercanda ya kawan?

Aku tak bercanda do, lihat do, itu dia pke baju hitamdo!!!!!.. teriakku lagi, dan orang itu masih tetap saja melihatku.

“ji, aku tak melihat apapun, kenapa kau ini, apa yang kau lihat?

“ Pido, aku tak bercanda, dia terus melihatku, sepertinyadia adalah dosaku . Iya dosa yang slama ini terus mengikuti, lihat rupanya, iya itu dosaku,,tolong do ....aku takut.

Setelah kejadian tadi malam, Pido berbicara dengan orang tuaku, rupanya Pido mengajak orang tuaku untuk mengobatkan aku kepsikiater. Katanya Aku mengidap gangguan waham. Aku tak merasa sakit, ya memang aku tak sakit, tak ada yang harus dibawa, aku sama sekali tak sakit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun