Mohon tunggu...
Aulia Rachma
Aulia Rachma Mohon Tunggu... Administrasi - pejalan, bagian dari Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Writing is healing.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

"Honeymoon" di Magelang dan Yogyakarta? Bisa kok!

28 Oktober 2019   10:44 Diperbarui: 28 Oktober 2019   11:22 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar satu bulan sebelum acara nikah, Malang resmi kami coret untuk tujuan honeymoon. Padahal aku juga udah nyusun itinerary dll nya. Tapi yaudah, jadwal cuti dan pindahan kos memang nggak memungkinkan, yah memang belum berjodoh sama Bromo, jadi kami memutuskan untuk pilih destinasi yang relatif lebih dekat. Aku pilih Jogja (kota favorit) dan Magelang untuk trip kali ini. Mau napak tilas adegan-adegan di AADC 2, hahaa.

Daftar tempat wisata, pembagian hari, tempat nginap dll-nya aku yang urus, biar sesuai sama kemauanku, hehee. Memang nggak sempat bikin itin yang detail banget kayak pas mau ke Malang, karena keterbatasan waktu. 

Tapi at least udah tahu mau kemana aja dan ngapain aja. Satu hari setelah resepsi, hari Senin tanggal 29 Juli 2019, honeymoon trip kami dimulaaaaiii :D

Senin, 29 Juli 2019

Kereta kami berangkat jam 21.30 di stasiun Senen. Karena aku belum sempat packing untuk liburan, jadi dari rumah Om di Cibubur, kami mampir dulu ke kosanku untuk packing sejak siang hari. Sekitar jam 7 malam, berangkatlah ke stasiun dan langsung cari makan untuk ganjal perut biar nggak rewel selama sekitar 7 jam perjalanan ke Jogja. 

Setelah isi perut, kami cabs ke peron dan naik kereta. Tepat waktu, malam itu kereta meluncur menuju destinasi favorit sepanjang masa: Jogjakarta :)

Selasa, 30 Juli 2019

Selasa pagi, kereta kami berhenti di Stasiun Tugu yang saat ini sudah disebut Stasiun Yogyakarta. Dari sana, kami jalan menuju pintu keluar, dan menikmati Jalan Malioboro yang lebih sepi dari biasanya. Selain masih pagi, yaiyalah sepi, kan lagi hari kerja, wkwkk. 

Kebetulan doi udah lamaaaaa banget nggak ke Jogja. Beda sama aku yang tiap tahun hampir nggak pernah absen untuk main-main ke kota ini. Jadilah kami foto-foto melulu. 

Puas foto-foto, perut mulai kerucukan, akhirnya kamipun mencari makanan yang pas untuk disantap pagi-pagi. Setelah melewati beberapa stand makanan, pilihan jatuh pada soto ayam kampung yang nikmat, dekat Malioboro Mall.

Kenyang makan soto, kami lanjut ke agenda selanjutnya. Maunya aku ajak suami ke Beneng Vrederburg, tapi doi ngga mau, akhirnya kami cuma foto-foto di depannya. Karena waktu check in hotel masih lama, kami mutusin untuk ngurus ATM suami dulu. 

Yap, ATM doi ketelen pas sebelum resepsi, jadi yaudah lah mumpung ada kantor Bank B** di Malioboro, sekalian aja ngurus ATM. Tapi ganti ATM ngga semudah itu ferguso, kami harus ngurus surat kehilangan dulu. 

Jalanlah kami dengan nggeret koper dan memanggul keril, kami ke kantor polisi terdekat yang ternyata nggak dekat-dekat amat, hahaha. Sekitar jam setengah 10, kami selesai ngurus ATM, dan langsung menuju halte bus transjogja terdekat. Loh mau kemana? Mau ke Magelang :D 

Jadi gini, rencananya kami akan menginap di Magelang 2 malam, baru nanti hari Kami balik ke Jogja dan menginap semalam aja. Kenapa naik transjogja? Biar seru lah semi backpacking gitu, hehee. Pertama kami naik bus transjogja nomor 8 sampai halte Ngabean, lalu transit naik transjogja nomor 9 menuju terminal Jombor. 

Nanti kami akan naik bus jurusan Borobudur dari sana. Tarif transjogja nggak banyak berubah, cukup Rp 3.500 aja udah bisa kemana-mana, asal nggak keluar dari halte.

Sesampainya di terminal Jombor, kami langsung menuju bus jurusan terminal Borobudur, karena penginapan yang kami booking memang letaknya persis di sebelah Candi Borobudur.

Bus jurusan Borobudur ini memang nggak senyaman bus transjogja, tapi ya gimana lagi, adanya ini. Tanpa AC, dan jarak antar tempat duduknya sempit banget, akhirnya dengan barang yang bejibun itu kami pilih duduk di bangku paling belakang. 

Perjalanan menuju Borobudur ditempuh dalam waktu sekitar satu jam. Sampai di terminal Borobudur, kami lanjut naik becak menuju penginapan pertama: Cempaka Guesthouse Borobudur. 

Seperti namanya, penginapan ini lokasinya persis di sebelah candi megah yang sudah terkenal di seantero dunia. Masuk sedikit lewat gang sempit dari pinggir jalan, dan taraaaaaa sampai deh..

Hari pertama ini sebenernya kami punya banyak rencana. Sore mau ke Borobudur, lalu jalan-jalan di sekitar. Yak, tapi rencana tinggal rencana, kami lelah dan lebih memilih untuk leyeh-leyeh aja sambil beli makanan untuk ganjal perut. 

Literally leyeh-leyeh, tidur siang, bangun-bangun udah hampir jam 5, haha parah. Akhirnya sekitar abis maghrib kami mulai lapar dan memutuskan untuk jalan ke luar nyari makan. Beneran jalan kaki nih, karena motor baru mulai disewa besok paginya, untuk pergi ke Air Terjun.

 Rabu, 31 Juli 2019

Sebelum berangkat jalan-jalan, kami sarapan dulu. Untuk sarapan, kami ditanya sehari sebelumnya, mau sarapan ala indo atau ala western. Kalau western ya pakai sandwich gitu deh. 

Karena perut orang indo, yaudahlah pesen sarapan ala indo aja, alias nasi goreng, wkwkk. Surprisingly, it tasted gooood. Nasi goreng yang dimasak bersama potongan wortel dan buncis. Nyaaammm..

Destinasi pertama adalah Air Terjun Kedung Kayang yang lagi hits di medsos. Seperti di foto, kami berangkat ngga pagi-pagi amat, tapi masih lumayan teduh di sana. Sepanjang perjalanan mata dimanjain sama pemandangan sawah, Gunung Merapi dan Merbabu di kanan-kiri, serta hawa sejuk yang makin lama makin berasa dingin. Perlu waktu sekitar satu jam untuk sampai ke air terjun ini. 

Sampai di tempat wisata, setelah parkir motor, kami masih harus jalan sedikit sekitar 15 menit. Sempat berunding untuk ke bawah air terjun atau cukup lihat dari atas aja. Tapi mengingat kami nggak bawa baju ganti untuk basah-basahan, yaudah deh cukup dari atas aja, foto-foto.

Sampai di spot foto, ada 2 spot yang sudah nggak asing lagi kalau kita jumpai foto air terjun ini di medsos. Dan memang masyaallah yaaa pemandangannya emang relaxing banget...

 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

 

Matahari lumayan terik, tapi anginnya dingin. Hawa begini nih yang biasanya bikin kulit gosong, wkwkwk. Setelah puas foto-foto, kamipun jalan balik. Tapi demi lihat mushola dan warung, akhirnya kami pesen mie instan dulu, sholat, baru deh lanjut ke destinasi berikutnya. 

Awalnya mau memperbanyak stok foto ig di Pinusan Kragilan. Tapi doi seperti kurang berminat. Akhirnya kami memutuskan untuk capcus ke air terjun lagi. Kali ini namanya air terjun Grenjengan Kembar. 

Hampir satu jam perjalanan menuju air terjun ke dua di perjalanan kami ini, setelah sempat tergoda mampir ke hutan pinus tempat selfie, melewati rumah-rumah penduduk, sampai akhirnya menemukan plang petunjuk nama air terjun, aku mulai ragu. Rizki tetep yakin untuk lanjutin perjalanan dengan naik motor, walau jalanannya sempit banget dan masuk hutan gitu. Gmaps juga sudah ngga begitu membantu. 

Tapi yaudah kami tetap maju. Ada beberapa spot selfie tapi kok sepi banget dan berdebu, kayak udah lama banget nggak dikunjungi. Perasaanku nggak enak, tapi suami masih yakin. Kami ngelewatin jembatan kayu yang hiasan-hiasannya udah lusuh, aku udah nyaranin balik aja, tapi nanggung katanya.

Sampai di satu titik yang doi yakin motor bakal susah ngelaluinnya, aku turun dan jalan beberapa meter ke depan. Cek sama foto yang ku browsing di sosmed, lalu sampailah pada satu kesimpulan:

Air terjunnya kering, lagi kemarau :(

Jam 3an, kami cabs pulang ke penginapan. Perjalanan sekitar satu jam sampai penginapan, lalu kami sholat ashar dan leyeh-leyeh sebentar. Jam setengah 5an, kami berangkat ke Borobudur yang cuma sepelemparan batu dari tempat kami. Belajar dari pertama kali aku ke Borobudur, siang hari, puanas banget. 

Dan memang sore hari adalah waktu yang tepat untuk mengunjungi Borobudur. Suasana udah adem, nggak terlalu ramai orang, dan yaaa, view sunsetnya memang menjanjikan :)

 

sumber: dokpri
sumber: dokpri
 

Sunset di Borobudur mengingatkan aku pada momen nonton sunset di Candi Ratu Boko. Nggak bisa nyari sunset di pantai, di candi pun jadi, wkwk. Cuman ya emang kudu pinter-pinter nyari spot untuk foto (spot instagramable maksudnya). 

Kalo cuman sekedar pengen duduk-duduk nikmatin sunset sih banyak spot yang bisa ditempati. Kami nggak bisa terlalu lama di sini, karena jam 17.15 udah diumumin untuk segera turun dan capcus dari area candi.

 

Kamis, 1 Agustus 2019

Awalnya kami bimbang mau berangkat jam berapa ke Punthuk Setumbu. Mau berangkat setelah subuh, takutnya udah ketinggalan sunrisenya. Tapi mau berangkat sebelum subuh juga takutnya tempat sholat di sananya ngga nyaman. Akhirnya setelah mempertimbangkan ini itu, kami tetap sholat subuh dulu, baru deh berangkat.

Benar aja, sekitar jam setengah 6an kami udah sampai di lokasi. Setelah parkir motor, kami lanjut ke tempat berburu sunrise-nya. Jadi kami harus menyusuri tangga untuk sampai ke teras pandangnya. Tenang, nggak begitu menanjak, dan nggak begitu jauh juga, jadi bisa dinikmati lah perjalanannya. 

Kalau mau beli cemilan atau minuman juga bisa beli di warung-warung yang berjejeran di pinggir jalur tangga. Oh iya ternyata di sini ada mushola-nya, mungkin memfasilitasi pengunjung yang dari jauh ya, yang nggak sempat sholat subuh dulu.

Menurutku pribadi, pemandangan yang lebih magis dan menarik malah bukan sunrise-nya, tapi pemandangan Borobudur yang tertutup kabut pagi.

 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

 

sumber: dokpri
sumber: dokpri


sumber: dokpri
sumber: dokpri
Selesai menikmati view dan sejuknya Punthuk Setumbu, kami pun kembali  penginapan untuk sarapan, bebersih, dan siap-siap untuk check out cabs ke Jogja. Nggak naik becak seperti awal kedatangan kami di Magelang, kali ini kami pesan ojek online. 

Sempat mempertimbangkan nerus aja sampai Jogja sekalian, tapi naik bis memang pilihan yang lebih ekonomis, wkwkwk. Akhirnya kami turun terminal Borobudur dan naik bis sampai terminal Jombor. Sampai di Jombor udah siang banget dan panas, tak sanggup lagi naik transjogja, maka ojol kembali jadi pilihan. Sekitar jam 4 sore, kami sampai ke penginapan yang letaknya di sekitaran Malioboro. 

Terfavorit, nginap dekat Malioboro itu emang strategis banget karena kemana-mana deket. Mau belanja deket, mau ke stasiun deket, mau cari makanan apalagi, deket banget.

Hari ini agenda kami nggak muluk-muluk, pokoknya mau makan bakmie jogja, kata suami. Baiklah, aku rekomendasikan bakmi Mbah Gito, walau udah tau ngantrinya luar biasa. Tapi kapan lagi kan, mumpung ke Jogja ini.

Sebelum cabs ke bakmi Mbah Gito, kami mampir dulu ke Tempo Gelato. Tempat makan eskrim yang udah pasti aku kunjungi kalo ke Jogja :9

Sesampainya di Mbah Gito, seperti biasa, ramainya luar biasa. Waiting list nggak seberapa panjang, cuma mas pelayannya udah bilang kalau mungkin makanan harus ditunggu ready nya selama 2 jam. Ya tapi karena nggak tau kapan lagi bisa ke sana, kami iyain aja. 

Benar, nggak lama kami langsung dapat duduk di dalam, cuma ya itu, nunggu makanannya lama. Tapi alhamdulillah nggak sampai 2 jam, perut kami udah terisi penuh, hehe.

Hari ini ditutup dengan nikmatnya bakmi Jogja, besok agendanya adalah belanjaaaaa, yeaaayy :D

Jumat, 2 Agustus 2019

Yak, ini adalah hari terakhir kami honeymoon, hiks, kembali ke kehidupan nyata. Setelah sarapan, kami langsung cabs ke Pasar Beringharjo. As usual beli bebatikan, dan nyari blangkon mini buat Zhafran si gemes. Puas belanja, kami balik ke hotel. Rizki sholat Jumat, aku beres-beres persiapan check out.

Rizki balik dari sholat Jumat, udah beres semua, kami check out dari hotel, lalu menuju ke stasiun untuk nitipin barang-barang. Siang ini, sebagai agenda penutup, kami berencana pergi ke Parangtritis. Aku belum pernah ke sana, walau ke Jogja udah berkali-kali banyaknya. 

Setelah urusan titip menitip barang sudah beres, kami cabs makan siang dulu di Spesial Sambel, wkwkwk. Tempat favorit, walau nunggu makanannya lumayan lama. Akhirnya, hampir jam 3 sore, kami baru bisa jalan ke Parangtritis.

Perjalanan ke Parangtritis membutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sebenernya deg-degan juga nih keburu atau nggak waktunya. Waktu menunjukkan pukul 4 sore ketika kaki kami menjejak pasir Pantai Parangtritis. Sensasi yang berbeda, melihat hamparan lautan biru yang berpadu dengan pasir berwarna legam, dan ombak yang bergulung-gulung di kejauhan. 

Hembusan angin yang lumayan kencang agak bikin belibet sama kerudung. Tapi aku tetap happyyyyy sekali bisa main ke pantai lagi sejak terakhir ke Labuan Bajo tahun lalu <3

 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

 

Kami nggak sempat nungguin sampai sunset, takut ketinggalan kereta. Akhirnya jam 5 sore kami cabs balik ke Jogja. Jam 8 malam, kereta membawa kami ke Jakarta, petualangan Magelang - Jogja sudah sampai di ujungnya.

Jadi gimana Kompasianer ada yang berminat honeymoon di Magelang dan Yogyakarta juga? Hihihi. Menurutku pribadi, Magelang tempat ideal untuk honeymoon, tempatnya nggak seberapa ramai, masih banyak wisata alamnya juga, suasana juga tenang dan adem. 

Jadi super rileks bawaannya. Baiklah, postingan pertama setelah vakum bertahun-tahun ini cukup sekian dulu, lagi mikir mau posting apa lagi setelah ini. See yaa :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun