Kamis (15/7) -- Bangkit, sebuah program pendidikan teknologi oleh Google, Gojek, Tokopedia, dan Traveloka yang bekerja sama dengan Kemdikbudristek, hari ini telah meluluskan sebanyak 2.250 mahasiswa dalam acara Bangkit Graduation 2021. Berbeda dengan tahun lalu yang hanya 300 peserta, Bangkit sebagai mitra Kampus Merdeka menyediakan 3000 tempat di program tahun ini, yang terbagi dalam 3 learning path yaitu Machine Learning, Mobile Development, dan Cloud Computing. Bangkit diselenggarakan oleh Google beserta para mitra pendiri awal, dan bekerja sama dengan DIKTI serta 15 universitas terpilih dari seluruh Indonesia.
Acara kelulusan dibuka dengan sambutan oleh William Florance, Google Education Program Lead wilayah Asia Pasifik. William menjelaskan bahwa Bangkit merupakan program yang memiliki misi mengembangkan talenta untuk memenuhi permintaan ekosistem teknologi Indonesia yang bertumbuh, program ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi digital Indonesia yang dinamis. Bangkit mempersiapkan mahasiswa meniti karir di perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka yang kurikulumnya berbasis industri, interdisipin ilmu, dan mendalam.
Setelah pengumuman pada November 2020 lalu, 40.000 mahasiswa melakukan proses pendaftaran yang sulit. Dari semua pendaftar, dipertimbangkan 5000 mahasiswa yang memenuhi kriteria seleksi,dan mengundang 3000 di antaranya untuk mengikuti Bangkit 2021. Mereka berasal dari 250 universitas yang tersebar di seluruh Indonesia. 29% mahasiswa berasal dari latar belakang non-IT dan 30%-nya adalah perempuan.
Para lulusan menyelesaikan program yang setara dengan perkuliahan selama 1 semester dan bisa mendapatkan konversi 20 sks. Rata-rata mahasiswa mencurahkan waktu sekitar 800 jam untuk belajar mandiri, sesi dengan instruktur, dan final capstone project. Selain materi teknologi, Bangkit juga mengajarkan kemampuan yang dibutuhkan di dunia kerja, seperti persuasive leadership, critical thinking, time management, serta communication and collaboration.
Pada sesi berikutnya, Nadiem makarim, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia menyampaikan bahwa Bangkit 2021 yang diselenggarakan Google merupakan program yang sesuai dan selaras dengan spirit "Kampus Merdeka" dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. Nadiem juga menjelaskan bahwa teknologi bukan hanya dapat mendisrupsi kita, tetapi juga mendisrupsi permasalahan-permasalahan yang ada. Teknologi banyak tantangannya tapi banyak kelebihannya untuk mengatasi permasalahan-permasalahan yang ada di sekitar.
"Selamat sudah masuk program Bangkit. Sebarkan program-program Merdeka Belajar, dan jadilah penggerak merdeka belajar. Mahasiswa harus bergerak untuk terus maju untuk memerdekakan kurikulum belajar. Tidak ada kemajuan, inovasi, atau progres tanpa mengambil risiko. Semua kemajuan harus ada komponen risiko. Sebarkan kemampuan dan kemauan untuk mengambil risiko, mencoba hal-hal yang baru, banyak bertanya, banyak mencoba, dan banyak berkarya," pesan Nadiem.
Kevin Aluwi, Co-Founder & CEO Gojek, juga turut menjadi pembicara pada kelulusan Bangkit 2021 ini. Sebagai perwakilan Gojek yang merupakan salah satu mitra Bangkit, ia turut mendukung pengembangan talenta digital guna mengatasi kesenjangan talenta di industri teknologi di Indonesia dan berharap Bangkit dapat mencetak ahli di bidang teknologi untuk bisa menjadi pendorong lahirnya inovasi di bidang teknologi guna menghadirkan solusi bagi kebutuhan sehari-hari. Kevin mengajak lulusan Bangkit 2021 untuk membawa perubahan positif lewat teknologi.
Achmad Adhitya, Ketua Tim Kerja Akselerasi Kampus Merdeka, menyebutkan 15 team terbaik dalam Final Capstone Project berkesempatan memperoleh pendanaan sebesar $5000 untuk inkubasi dan berpeluang mendapatkan pendanaan tambahan dari Kedaireka.
Universitas mitra Bangkit yang diwakili oleh Ratna Sari, Internship Center Manager, Universitas Bina Nusantara, pun ikut bangga karena setiap mahasiswa mampu memenuhi harapan yang tinggi. Ratna juga memberikan selamat kepada Distiction Graduates, mahasiswa yang luar biasa dan pantas untuk mendapatkan special recognition. Mereka adalah mahasiswa yang mampu memenuhi tugas tepat waktu, menghadiri semua kegiatan workshop, serta mendapat nilai kumulatif dengan persentase 10% teratas.