Gunung yang biasa kita lihat identik dengan keindahannya. Lalu bagaimana dengan gunung yang berisi tumpukan sampah?
 TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu ) Bantargebang terletak di kelurahan Ciketingudik,kelurahan Cikiwul, dan kelurahan Sumur Batu,Kecamatan Bantargebang Kota Bekasi. Saat ini Bantargebang merupakan tempat pembuangan terbesar se Asia Tenggara. Setiap hari 7.500- 7.800 ton sampah DKI Jakarta dibuang ke TPST Bantargebang.
 Kapasitas saat ini hampir mencapai batas maksimal,kondisi tersebut meningkatkan risiko longsor hingga kerusakan fasilitas pendukung seperti jalan hingga saluran. Perusahaan menjadi pihak yang menyumbang sampah cukup banyak. Tidak terbayangkan bagaimana dampak tersebut untuk warga disekitarnya.
 Dampak yang didapatkan yaitu udara yang tidak sehat dan air keruh atau tidak bersih. Kadaan tersebut juga tidak baik bagi kesehatan warga sekitar. Pada saat musim hujan aroma dari sampah tersebut menjadi lebih menyengat,hal itu pula menggangu aktivitas warga setempat. Walaupun setiap sepertiga bulan mereka diberikan uang kompensasi sebesar Rp, 1.200.000,- per kepala keluarga  atau biasa mereka sebut "uang bau",tidak sebanding dengan bau menyengat yang mereka hirup setiap hari.
 Untuk saat ini upaya yang dilakukan untuk mengurangi yaitu menggunakan proses pengolahan dengan menggunakan sistem landfill atau penimbunan. Melakukan penhijauan,penanaman pohon-pohon disekitar. Mengurangi penggunaan sampah plastik mengganti dengan kemasan yang dapat didaur ulang,menggunakan produk yang dapat diisi ulang (refill). Mengolah kembali sampah menjadi barang baru yang bermanfaat.
 Mari kita jaga kebersihan lingkungan kita dengan senantiasa membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi produksi sampah yang susah untuk didaur ulang dalam kehidupan kita sehari-hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H