Semarang, 02 November 2024 - Program Studi Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang (UNNES) sukses melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) SKM Penggerak Tahun 2024 dari Bulan Juli hingga Oktober. SKM Penggerak adalah program melalui magang/ praktik kerja dan membangun desa melalui pendekatan istitusi dan komunitas (desa/ kelurahan dan sekolah) dengan sebelas tahapan siklus pemecahan masalah. Kegiatan ini bertujuan untuk mahasiswa mampu mengimplementasikan ilmu yang diperoleh untuk mendiagnosis dan melaksanakan upaya pemecahan masalah kesehatan di institusi dan masyarakat berbasis bukti.Â
Pada pelaksanaan PKL MBKM SKM Penggerak Tahun 2024 oleh kelompok 14, isu kesehatan yang diangkat adalah terkait penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD). Sehubungan dengan hal tersebut, lokus sekolah yang terpilih adalah Sekolah MI Diniyah Islamiyah sebagai tempat pelaksanaannya. Hasil penentuan ini didasari pada analisis 11 siklus pemecahan masalah dengan menggunkan metode analisis teori CARLÂ (Capability, Accessibility, Readiness, dan Leverage), analisis diragam 5 whys, brainstorming, dan diskusi bersama Pembimbing Lapangan dan Dosen Akademik yang dilandasi data primer dan sekunder.Â
Berdasarkan data DBD tahun 2023, angka kematian atau CFR (Case Fatality Rate) DBD di Indonesia didominasi terjadi pada kelompok usia 5-14 tahun sebesar 53% (Sumber : Data Laporan Manual Kementerian Kesehatan RI). Sehubungan dengan data ini, dapat dijadikan landasan bahwa anak sekolah dalam tingkatan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengan Pertama (SMP) memiliki risiko tinggi terhadap infeksi dengue. Dengan demikian, dalam rangka membantu upaya pencegahan dan penanggulangan DBD di Indonesia, Mahasiswa Kesehatan Masyarakat berperan aktif sebagai penggerak dalam memberikan edukasi kepada anak-anak.
Pada sekolah MI Diniyah Islamiyah, dilaksanakan intervensi kegiatan edukasi kesehatan terkait Pengendalian DBD Jumantik (Juru Pemantau Jentik) bagi anak sekolah pada 09 Oktober 2024. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan kesadaran siswa tentang pengendalian penyakit DBD yang ditularkan melalui vektor, khususnya nyamuk dengan jumantik di sekolah sebagai tempat melakukan aktivitas anak-anak selain di rumah. Media yang digunakan dalam kegiatan ini adalah flashcard yang dianggap lebih sesuai, lebih menarik, dan mudah dipahami oleh siswa. Di dalam flashcard didesain dengan materi-materi seputar jumantik, vektor DBD (nyamuk Aedes aegypti), tempat perindukan vektor, tata laksana jumantik, dan perlengkapan jumantik, serta dilengkapi animasi-animasi dan paduan warna yang tepat. Selama kegiatan, mahasiswa memberikan penjelasan mengenai siklus hidup nyamuk, cara pencegahan penularan penyakit, dan pentingnya peran siswa sebagai jumantik di lingkungan sekolah mereka. Siswa terlihat antusias dan aktif berpartisipasi dalam sesi tanya jawab serta permainan edukatif menggunakan flashcard. Media ini dianggap dapat menjadi alternatif dalam mengedukasi karena terbukti berdasarkan hasil analisis (Uji T Berpasangan) kuesioner pretes-postes pada siswa ada perbedaan (P value <0,001 < 0,05) tingkat pengetahuan dan sikap siswa pada sebelum dan sesudah penyuluhan.
Pada pelaksanaan intervensi, kepala sekolah memberikan respon terbukan dan sangat suportif yang menekankan kontribusi mahasiswa dalam memberdayakan siswa MI Diniyah Islamiyah dalam berperan penanggulangan DBD di sekolah. Ibu Enok Mariyam sebagai Kepala Sekolah MI Diniyah Islamiyah menyatakan "Dapat sangat berkontribusi bagi sekolah karena di mana anak-anak PKL ini sangat terbantu sekolah dalam adanya mahasiswa PKL untuk kegiatan di sekolah, terutama pada pembinaan di sekolah karena kegiatan dari puskesmas belum ada, jadi mahasiswa UNNES sangat membantu bagi sekolah ini" dari hasil wawancara 15 Oktober 2024.Â
Diharapkan, setelah mengikuti kegiatan ini, siswa dapat menjadi agen perubahan di lingkungan mereka dan lebih sadar akan pentingnya kegiatan jumantik dalam pengendalian DBD. Dengan semangat kolaborasi dan pengabdian, diharapkan program ini dapat berlanjut dan memberikan dampak yang lebih luas di masa depan.