Mohon tunggu...
Aulia purnama sari
Aulia purnama sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

mendengar musik

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Analisis Faktor resiko Gangguan perkembangan sosial emosional pada anak

18 Januari 2025   17:41 Diperbarui: 18 Januari 2025   17:41 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Interaksi sosial dengan teman sebaya adalah bagian penting dalam perkembangan sosial emosional anak. Pengalaman positif maupun negatif dalam hubungan dengan teman sebaya dapat memengaruhi kesejahteraan emosional anak.

Perundungan (Bullying) Anak-anak yang menjadi korban perundungan atau bullying sering mengalami kesulitan dalam mengelola perasaan mereka, seperti kecemasan, depresi, atau kemarahan. Perundungan dapat menyebabkan perasaan rendah diri, rasa takut, dan penarikan diri dari lingkungan sosial, yang semuanya dapat berkontribusi pada gangguan perkembangan sosial emosional.

Kesulitan dalam Membangun Hubungan Sosial Anak-anak yang kesulitan dalam berinteraksi dengan teman-teman sebaya, baik karena kecemasan sosial, kurangnya keterampilan sosial, atau perbedaan budaya, dapat mengalami masalah dalam perkembangan emosional mereka. Kesulitan ini dapat menyebabkan rasa terisolasi atau rendah diri, yang dapat berujung pada gangguan seperti kecemasan sosial atau depresi.

D. Faktor Sosial Ekonomi

Status sosial ekonomi keluarga memiliki dampak yang signifikan terhadap perkembangan sosial emosional anak. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga dengan status sosial ekonomi rendah mungkin menghadapi lebih banyak stres dan tantangan yang dapat memengaruhi kesehatan mental mereka.

Kemiskinan dan Stres Ekonomi Anak-anak yang dibesarkan dalam kemiskinan atau dalam situasi ekonomi yang penuh stres sering kali terpapar pada kondisi yang merugikan bagi perkembangan mereka. Stres yang disebabkan oleh kekurangan finansial, ketidakstabilan perumahan, atau akses terbatas ke layanan kesehatan dapat meningkatkan risiko gangguan sosial emosional.

Kurangnya Akses ke Pendidikan dan Layanan Kesehatan Anak-anak yang tidak memiliki akses yang memadai ke pendidikan berkualitas atau layanan kesehatan mental yang tepat mungkin lebih rentan mengalami gangguan perkembangan sosial emosional. Pendidikan dan dukungan psikologis yang kurang dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial dan emosional anak.

E. Faktor Budaya dan Nilai Sosial

Faktor budaya juga dapat berperan dalam perkembangan sosial emosional anak, termasuk nilai-nilai yang ditanamkan oleh masyarakat di sekitar mereka.

Norma Budaya terhadap Ekspresi Emosi Di beberapa budaya, anak-anak diajarkan untuk menahan atau tidak mengekspresikan emosi mereka secara terbuka, sementara di budaya lain, ekspresi emosi dianggap sebagai hal yang wajar. Budaya yang lebih menekankan kontrol diri mungkin menyebabkan anak-anak mengalami kesulitan dalam mengelola atau mengekspresikan perasaan mereka, yang dapat mengarah pada gangguan sosial emosional.

Stigma terhadap Masalah Kesehatan Mental Di beberapa budaya, stigma terhadap masalah kesehatan mental dapat menghalangi anak-anak dan keluarga untuk mencari bantuan profesional ketika terjadi gangguan sosial emosional. Hal ini dapat menyebabkan penundaan dalam diagnosis dan pengobatan yang diperlukan, memperburuk kondisi sosial emosional anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun