Attachment yang aman memungkinkan anak untuk belajar keterampilan sosial yang baik, seperti empati dan kemampuan bekerja sama dengan orang lain. Anak yang memiliki attachment yang tidak aman mungkin kesulitan membangun hubungan sosial yang stabil dan bisa menunjukkan perilaku terisolasi atau agresif.
3. Perkembangan Kognitif
Anak yang memiliki ikatan emosional yang kuat dengan pengasuh mereka cenderung lebih siap untuk menjelajahi lingkungan dan memperoleh keterampilan kognitif baru. Kepercayaan diri yang didorong oleh hubungan attachment yang aman memungkinkan anak untuk berinteraksi dengan dunia sekitar secara lebih terbuka.
4. Perkembangan Perilaku
Anak yang tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan kehangatan dan respons yang konsisten dari pengasuh biasanya menunjukkan perilaku yang lebih baik dan lebih mampu mengatur diri. Sebaliknya, anak yang tidak memiliki attachment yang aman cenderung menunjukkan masalah perilaku, seperti kecemasan atau perilaku yang melawan otoritas.
5. Pola Hubungan di Masa Depan
Teori attachment menunjukkan bahwa pola hubungan yang terbentuk selama masa kanak-kanak dapat mempengaruhi cara individu berhubungan dengan orang lain di masa dewasa. Orang dewasa yang memiliki attachment yang aman di masa kanak-kanak cenderung memiliki hubungan yang lebih sehat, sementara mereka yang memiliki attachment yang tidak aman mungkin mengalami kesulitan dalam hubungan pribadi dan profesional.
Kesimpulan
Teori attachment sangat penting dalam memahami perkembangan anak, terutama dalam aspek emosional, sosial, dan kognitif. Ikatan yang kuat dengan pengasuh utama memberikan dasar yang aman bagi anak untuk mengembangkan rasa percaya diri, keterampilan sosial, dan kemampuan untuk menghadapi tantangan hidup. Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pengasuh untuk menciptakan lingkungan yang aman, responsif, dan penuh kasih sayang untuk mendukung perkembangan attachment yang sehat pada anak.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI