Mohon tunggu...
Aulia Omar Nugraha
Aulia Omar Nugraha Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Minumnya teh tawar, hangat.

Selanjutnya

Tutup

Bola

Peran Ancelotti Sang Ahli Trequartista dalam Merevolusi Bellingham Menjadi Belligol

6 Desember 2023   17:52 Diperbarui: 6 Desember 2023   18:12 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Hey Jude!", Potongan lirik lagu The Beatles yang berjudul Hey Jude Menggema di Turin, Italia. Jude Bellingham meraih penghargaan Golden Boy Award 2023 yang digelar oleh media Italia, Tuttosport. Gelandang Real Madrid tersebut mengalahkan Jamal Musiala, Rasmus Hojlund, Lamine Yamal, hingga Alejandro Balde. Penghargaan Golden Boy Award sendiri adalah penghargaan pemain U-21 terbaik di seluruh eropa.


Sepanjang musim ini dari 16 laga di klub, Bellingham telah mencatatkan statistik yang sangat brilian dengan 15 gol dan 4 asis di Real Madrid. Padahal, Bellingham sendiri merupakan seorang gelandang dan juga bertipe box-to-box. Hal ini yang menjadi sebuah paradoks bagaimana seorang gelandang bisa seproduktif seorang penyerang.


Peran Ancelotti dalam produktivitas seorang Bellingham merupakan hal yang sangat vital dan tidak dapat dihilangkan. Don Carlo sapaan akrab Ancelotti, menempatkan Bellingham dari awal musim sebagai gelandang serang di belakang dua orang penyerang. Hal ini membuat Don Carlo disebut-sebut kembali menghidupkan peran trequartista.  


Bagi para pemain FM atau singkatan dari Football Manager pasti sudah tidak asing dengan istilah Trequartista, karena pada game FM dalam menu taktik terdapat gelandang serang dengan tipe ini.

 Trequartista sendiri berasal dari Bahasa inggris three quartes yang berarti tiga perempat. Trequartista berposisi gelandang serang dengan tipe pemain kreatif dan mempunyai insting gol yang baik di ruang lini tengah dan serangan. Jadi, trequartista merupakan gelandang serang kreatif dengan insting gol tinggi yang bermain di area tiga perempat atau ruang lini antara tengah dan serangan.


Ancelotti sendiri sudah tidak asing dengan seorang trequerista dalam sebuah taktik. Pasalnya, jika ditelaah lebih dalam, Ancelotti sudah menggunakan seorang trequertista sejak menukangi AC Milan dari 2001 hingga 2009. Pada masa itu Ancelotti berhasil memenangkan berbagai trofi mulai dari Serie A hingga Liga Champions. Ancelotti berhasil menciptakan sebuah terobosan formasi 4-3-1-2 yaitu  menempatkan seorang trequartista di belakang 2 penyerang yang disebut formasi pohon natal. Formasi pohon natal ini menjadi salah satu formasi legenda khas Ancelotti bahkan hingga saat ini.


Rui Costa merupakan trequartista pertama Ancelotti yang sukses menorehkan catatan apiknya bersama AC Milan. Rui Costa ditempatkan dibelakang Andriy Shevchenko dan Fillipo Inzaghi. Rui Costa berhasil membantu AC Milan juara Serie A 2004, Coppa Italia 2003 hingga Liga Champions 2003. Prestasi gemilang ini adalah buah hasil eksperimen Don Carlo dalam memaksimalkan seorang trequartista.


Namun, lambat laun menurunnya performa Rui Costa, memaksa Ancelotti memutar otak untuk tetap meraih trofi dengan formasi pohon natalnya. Setelah kepergian Rui Costa ke Benfica dan Shevchenko ke Chelsea, muncul nama Kaka dalam formasi Don Carlo. Kaka diboyong ke AC Milan pada musim panas 2003 dari Sao Paolo. Siapa sangka lagi-lagi berkat kejelian Ancelotti dalam meramu sebuah formasi pohon natal dengan menempatkan Kaka menjadi seorang trequartista membuat AC Milan kembali meroket. Kaka sukses membawa AC milan menjuarai Liga Champions 2007, Supercup 2007 hingga Piala Dunia Antarklub 2007. Bahkan, statistik Kaka lebih moncer selama bermain di AC Milan dengan 104 gol dan 81 asis. Berkat performa apik ini juga yang membuat Kaka dibeli Real Madrid pada tahun 2009.


Pemain selanjutnya adalah Javier Pastore, gelandang Argentina ini juga merupakan trequartista yang berhasil disulap oleh Ancelotti pada saat ia melatih PSG tahun 2011 hingga 2013. Meskipun berlangsung singkat masa kepelatihan Ancelotti, namun berkat taktik apiknya ia sukses membawa PSG menjuarai Ligue 1 dan membuat dominasi PSG besar di Liga Prancis hingga saat ini. Hal ini juga membuat Real Madrid membawa Don Carlo ke Santiago Bernabeu.


Selama masa kepelatihannya di Real Madrid, Ancelotti berhasil membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions 2014 setelah tidak menjuarainya selama 12 tahun. Pada musim ini juga Don Carlo memaksimalkan gelandang Argentina yaitu Angel Di Maria menjadi trequartista yang optimal. Di Maria juga merupakan salah satu pemain yang mencetak gol di final Liga Champions 2014. Selain Di Maria, Ancelotti juga memainkan trequartista lainnya yaitu Isco. Kedua pemain ini mempunyai statistik yang sama baiknya.


Pada tahun 2014 setelah Di Maria pergi ke Manchester United, Real Madrid memboyong gelandang Kolombia James Rodriguez. Ancelotti kembali memiliki dua trequartista yang stylish yaitu Isco dan James Rodriguez. Namun, pada musim ini Ancelotti gagal dalam meraih trofi bergengsi karena badai cedera yang menerpa tim salah satunya menyerang James rodriguez. Hingga akhirnya Ancelotti didepak Real Madrid dan digantikan Rafael Benitez.


Ancelotti tidak berhenti memakai seorang trequartista, meskipun bisa dibilang trequartista sudah tidak relevan dengan permainan sepakbola modern yang membutuhkan kecepatan tempo sedangkan trequartista sendiri banyak melakukan dribble dalam gaya bermainnya. Pada tahun 2019 hingga 2021, Everton menggunakan jasa Ancelotti dan di musim yang sama Ancelotti mendatangkan kembali seorang trequartista yaitu James Rodriguez. Keduanya sudah saling mengenal saat bekerja sama di Real Madrid pada tahun 2015. James Rodriguez kembali menjadi tulang punggung tim Ancelotti dengan peran trequartistanya. Namun, ketatnya persaingan di Premier League membuat Everton tidak dapat berbicara banyak di Inggris. Pada Juni 2021 Akhrinya Real Madrid kembali mendatangkan Ancelotti setelah pengunduran diri Zidane.


Di Real Madrid walaupun tanpa seorang trequartista musim pertama Ancelotti bisa dibilang sukses dengan torehan yang hampir sempurna. Ancelotti berhasil membawa Real Madrid menjuarai Liga Champions, La Liga, Piala Raja Spanyol. Musim kedua Ancelotti juga sukses membawa real madrid juara copa del rey setelah terakhir kali juara tahun 2014 dan kala itu Ancelotti juga yang melatihnya.


Saat ini masuk musim ketiga Ancelotti melatih Real madrid, dimana Real Madrid berhasil mendatangkan gelandang muda Inggris yaitu Jude Bellingham dengan mahar 103 juta euro. Banyak dari komentar-komentar fans yang mengatakan bahwa harga tersebut terlalu mahal dari harga sewajarnya. Pada musim ini juga Real Madrid hanya mempunyai satu orang penyerang tengah murni yaitu Joselu dan tidak mempunyai pengganti Benzema setelah ia pergi ke Liga Arab. Prediksi pun bermunculan bahwa Ancelotti dan Real Madrid akan hancur karena tidak mempunyai penyerang tengah murni yang berinsting gol tinggi.


Namun, siapa sangka berkat kejeniusan Ancelotti dalam meracik sebuah taktik ternyata dapat menghasilkan sebuah revolusi baru. Bellingham yang tadinya berposisi sebagai gelandang tengah dengan tipe box-to-box berhasil disulap oleh Ancelotti menjadi seorang trequartista modern serta lebih stylish. Bellingham juga mempunyai dribble di atas rata-rata pemain muda, pengambilan keputusan, insting gol yang tajam serta tendangan jarak jauh yang keras. Ancelotti sukses mengeluarkan talenta terbaik Bellingham dengan menjadikannya seorang trequartista dengan menempatkannya di belakang Vini Jr dan Rodrygo. Bellingham sejauh ini menjadi top skor La Liga dengan 11 gol serta menjadi top skor Real Madrid dengan 16 gol. Pencapaian ini bahkan mengubah nama Bellingham menjadi Belligol.


Ancelotti dengan segudang pengalamannya melatih banyak klub top eropa beserta melatih banyak trequartista bertalenta seperti Rui Costa, Kaka, Angel Di Maria, James Rodriguez dan lainnya bertemu dengan seorang gelandang muda bertalenta yaitu Jude Bellingham merupakan sebuah kombinasi mematikan seperti mobil Red Bull yang dikendarai Max Verstappen. Mobil Red bull yang diibaratkan Bellingham yaitu cepat, elegan dan tajam sedangkan Max Verstappen bisa diibaratkan Ancelotti yaitu sang pengendara mobil dengan gaya yang kreatif, tenang dan bijak.


Mendapatkan sebuah konklusi bahwa Ancelotti dengan seorang trequartista tidaklah asing dan sulit untuk dilepas. Bahkan, kita bisa menjulukinya sang ahli trequartista. Semoga Jude Bellingham dibawah nahkoda sang ahli trequartista yaitu Ancelotti bisa menjadi pemain trequartista yang lebih hebat kedepannya dan menjadi pemain terbaik di dunia. Bahkan, bisa mengubah dari pemenang Golden Boy Award menjadi Ballon d'Or Award.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun