Mohon tunggu...
AULIA OCTA
AULIA OCTA Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Mahasiswa Ilmu Ekonomi Pembangunan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Untuk Kesetaraan : Fakta Penurunan Ketimpangan Gender di Indonesia (2023)

15 Oktober 2024   07:17 Diperbarui: 15 Oktober 2024   08:43 25
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada aspek pemberdayaan politik,  meskipun terdapat kemajuan, jumlah perempuan di legislatif masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki. Pada tahun 2023, hanya 22,14% anggota legislatif yang adalah perempuan, dibandingkan dengan 77,86% laki-laki. Meskipun ada peningkatan dibandingkan tahun 2018, di mana hanya 17,32% anggota legislatif adalah perempuan, kesenjangan ini masih signifikan. Angka ini mencerminkan bahwa meskipun perempuan semakin terwakili di parlemen, tantangan untuk mencapai kesetaraan gender dalam pengambilan keputusan politik masih besar. Keterwakilan perempuan yang lebih baik di parlemen sangat penting untuk memastikan bahwa perspektif perempuan tercermin dalam kebijakan publik. 

Ketimpangan Pada bidang Pasar Tenaga Kerja

Menurut Badan Pusat Statistik  (2023) , Data dari tahun 2018 hingga 2023 menunjukkan bahwa TPAK laki-laki secara konsisten lebih tinggi dibandingkan dengan TPAK perempuan. Pada tahun 2023, TPAK laki-laki mencapai 84,26%, sementara TPAK perempuan hanya 43,52%. Meskipun TPAK perempuan menunjukkan perubahan yang stabil dari tahun ke tahun (dari 51,80% pada tahun 2018 hingga 43,52% pada tahun 2023), angka ini masih jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki, yang menunjukkan adanya kesenjangan dalam partisipasi kerja antara kedua gender. TPAK laki-laki mengalami peningkatan kecil, dari 82,80% pada tahun 2018 menjadi 84,26% pada tahun 2023.

Perbedaan ini menggambarkan bahwa meskipun ada kemajuan dalam meningkatkan partisipasi perempuan di pasar tenaga kerja, kesenjangan gender dalam dunia kerja masih signifikan. Hal ini mengindikasikan masih adanya tantangan bagi perempuan untuk berpartisipasi secara penuh dalam angkatan kerja, yang mungkin disebabkan oleh faktor sosial, budaya, atau ekonomi.

Penurunan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) 

Penurunan Indeks Ketimpangan Gender (IKG) sangat penting karena mencerminkan semakin berkurangnya kesenjangan antara laki-laki dan perempuan di berbagai aspek kehidupan, seperti kesehatan, pendidikan, partisipasi politik, dan ekonomi. Dalam konteks ini, semakin rendah nilai IKG berarti ketimpangan gender semakin kecil, artinya akses, kesempatan, dan hasil yang diperoleh perempuan semakin mendekati laki-laki.  Dalam konteks ini, semakin rendah nilai IKG berarti ketimpangan gender semakin kecil, artinya akses, kesempatan, dan hasil yang diperoleh perempuan semakin mendekati laki-laki.

 penjelasan mengapa penurunan IKG ini sangat krusial:

1. Peningkatan Kesetaraan dalam Akses dan Kesempatan

  • Penurunan IKG berarti perempuan mendapatkan akses yang lebih setara terhadap pendidikan, layanan kesehatan, pekerjaan, dan peran dalam pengambilan keputusan politik. Hal ini penting untuk memastikan bahwa seluruh penduduk, baik laki-laki maupun perempuan, memiliki peluang yang sama untuk berpartisipasi dan berkembang secara ekonomi dan sosial.
  • Angka-angka IKG yang lebih rendah mencerminkan perbaikan dalam pemberian hak dan kesempatan perempuan untuk mencapai potensi maksimal mereka, tanpa dibatasi oleh diskriminasi berbasis gender.

2. Pengaruh Positif terhadap Pembangunan Ekonomi

  • Kesetaraan gender, seperti yang diindikasikan oleh penurunan IKG, dapat berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan. Ketika perempuan memiliki akses yang sama terhadap peluang ekonomi, produktivitas dan inovasi meningkat, dan ini dapat berdampak positif pada pertumbuhan PDB.

3. Dampak pada Kesejahteraan Sosial dan Kesehatan

  • Penurunan IKG di sektor kesehatan, terutama kesehatan reproduksi, mencerminkan meningkatnya akses perempuan terhadap layanan kesehatan yang vital, seperti perawatan selama kehamilan dan melahirkan. Ini berpengaruh besar terhadap kesejahteraan perempuan dan anak-anak, serta memperbaiki indikator kesehatan nasional seperti angka kematian ibu.
  • Ketika perempuan memiliki akses yang lebih baik terhadap pendidikan dan kesehatan, generasi berikutnya juga cenderung tumbuh lebih sehat dan berpendidikan, menciptakan siklus kesejahteraan yang berkelanjutan.

4. Kesetaraan dalam Pengambilan Keputusan

  • Angka-angka dalam IKG yang lebih rendah di bidang politik (seperti keterwakilan perempuan dalam parlemen) menunjukkan semakin banyak perempuan yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan. Ini penting karena pandangan perempuan cenderung membawa perspektif yang berbeda dalam kebijakan publik, yang dapat memperkuat inklusivitas dan memastikan bahwa kebijakan tersebut lebih responsif terhadap kebutuhan semua kelompok masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun